Pages

Minggu, 18 Maret 2007

Paper Pengantar Manajemen : Tentang Learning Organizaation

BAB I
PENDAHULUAN

Metode lama yang digunakan selama ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi untuk menjalankan organisasi dan menghasilkan organisasi berkinerja tinggi. Seperti, memberikan gaji yang tinggi, memberikan jabatan bagi staff yang memprotes pimpinannya, mengirim staff mengikuti training atau workshop, bukan merupakan solusi strategis untuk menciptakan organisasi berkinerja tinggi dalam era perubahan.
Untuk mengantisipasi perubahan eksternal dan dinamika organisasi, setiap individu di dalam organisasi dituntut untuk selalu belajar agar mampu mengantisipasi jauh sebelumnya sehingga strategi-strategi organisasi dalam mencapai masa depan yang lebih baik telah didesain secara komprehensif. Hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan kinerja organisasi yang terus-menerus meningkat dan berkualitas.
Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja memberikan pandangan mengenai 3 gelombang pembelajaran (learning). Pada gelombang pertama, organisasi dan perusahaan berkonsentrasi pada peningkatan proses kerja (improve work process). Dalam fase ini muncullah konsep “kaizen”, TQM, dan konsep-konsep lain yang berbasiskan pada mengatasi hambatan dan batasan. Selanjutnya, fase kedua memfokuskan pada peningkatan mengenai bagaimana cara bekerja (improve how to work). Fase ini banyak berkutat pada improvisasi cara berpikir dan pembelajaran mengenai masalah-masalah system yang dinamis, kompleks, dan mengandung konflik. Pada gelombang ketiga, konsep pembelajaran benar-benar tertanam dalam organisasi sebagai cara pandang dan berpikir para pemimpin dan juga pekerja.

BAB II I S I
 A.              Definisi Learning Organization
Para pakar mengemukakan definisi yang berbeda mengenai Learning Organization. Berikut ini beberapa pendapat tentang Leraning Organization :
v  Menurut Peter Senge dalam bukunya The Fifth Discipline, Learning Organization adalah sebuah organisasi yang dibangun oleh orang-orang yang secara terus menerus mau memperluas kapasitas dirinya dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
v  Menurut Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja, Karl Knapp Ph.D., dan Prof. Richard W. Moore, Learning Organization adalah organisasi yang terlatih dalam menciptakan, meraih, dan mengubah pengetahuan / informasi dan memperbaiki sikapnya untuk mencerminkan pengetahuan dan pandangan baru.
v  Merurut Michael Marquardt, dalam organisasi pembelajaran berlaku kaidah bahwa belajar adalah bagian dari pekerjaan itu sendiri. Learning is part of work, a part of everybody’s job description. Intinya sebuah organisasi pembelajaran dikatakan berhasil ketika semua orang dalam organisasi mampu melihat dan mengalami dunia dengan cara berbeda ketika asumsi dan keyakinan baru muncul, dan ketika setiap orang mampu melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan.
v  Menurut Nancy Dixon, Learning Organization adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi.
v  Menurut David J. Skyrme, Learning Organization adalah organisasi yang di dalamnya terdapat sistem, mekanisme dan proses yang digunakan secara kontinyu oleh anggota-anggotanya guna meningkatkan kapabilitas sehingga mampu mencapai sasran pribadinya dan komunitas tempat dia berpartisipasi.


v  Menurut Pedler, Boydell dan Burgoyne, Learning Organization adalah organisasi yang :
1.      Mempunyai suasana dimana anggota-anggotanya terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh mereka.
2.      Memperluas budaya belajar ini sampai pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain yang signifikan.
3.      Menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat kebijakan bisnis.
4.      Berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus.
v  Menurut Lundberg, Learning Organization adalah :
1.      Tidaklah semata-mata jumlah pembelajaran masing-masing anggota.
2.      Pembelajaran itu membangun pemahaman yang luas terhadap keadaan internal maupun eksternal.
3.      Pembelajaran tidak hanya tentang penataan kembali unsur-unsur organisasi.
4.      Pembelajaran lebih merupakan suatu bentuk meta-pembelajaran yang mensyaratkan pemikiran kembali pola-pola yang mempertautkan potongan-potongan sebuah organisasi dan pola-pola dengan lingkungan yang relevan.
v  Menurut John Varago, Learning Organization adalah :
1.      Adaptif tehadap lingkungan eksternalnya.
2.      Secara terus menerus menunjang kemampuan untuk berubah.
3.      Mengembangkan pembelajaran baik individual maupun kolektif.
4.      Menggunakan hasil pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Learning Organization adalah organisasi yang secara terus menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus berkembang dan mentranformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di dalamnya

B.   Syarat Membangun Learning Organization
Syarat  fundamental dalam membangun Learning Organization adalah kemauan berbagi dan sosok pemimpin yang baik. Kemauan berbagi adalah sifat dasar organisasi yang belajar, berbagi pengalaman sukses dan gagal. Pola pikir ‘Saya sudah sukses dengan begini dan saya mau kamu juga sukses seperti saya dengan begini’ serta ‘Saya gagal karena ini dan Saya tidak mau kamu gagal karena ini’ harus menjiwai tiap individu dalam organisasi.
Individu yang selalu belajar merupakan prasarat bagi terciptanya Learning Organization. Peter Senge mengemukakan bahwa di dalam Learning Organization yang efektif diperlukan unsur-unsur yang merupakan skills yang seyogyanya dimiliki oleh setiap pemimpin untuk terbangunnya Learning Organization, yakni : Personal Mastery, Mental Models, Shared Vision, Team Learning dan System Thinking sehingga Learning Organization dapat diwujudkan secara optimal.
Menurut buku yang disunting oleh Sarita Chawla dan John Renesch langkah pertama yang dilakukan untuk membangun Learning Organization adalah dengan membangun iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini penting sebab proses pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang kokoh di antara para karyawan apa pun levelnya untuk bertukar gagasan dan pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informal learning.
Dalam suatu artikel mengenai “Learning Histories:A New Tool for Turning Organizational Experience Into Action” yang diterbitkan  oleh Art Kleiner and George Roth,yang menyebutkan bahwa “experience is often te best teacher”. Hal ini mengilhami suatu sistem organisasi yang sederhana yang membuat banyak perusahaan menentukan berbagai smart decision  untuk menimbulkan sense of the big something dari pengalaman terdahulu untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam bereksperimen demi perbaikan dan meningkatkan kinerja organisasi secara maksimum dan berkesinambungan.



C.   Karakteristik Learning Organization
Menurut Schein, karakteristik Learning Organization adalah :
1.      Dalam hubungan dalam lingkungan maka orginisasi dapat bersifat lebih dominan dalam menjalin hubungan.
2.      Manusia hendaknya berperilaku proaktif.
3.      Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang baik.
4.      Manusia pada dasarnya dapat diubah.
5.      Dalam hubungan antar manusia, individualisme dan kolektivisme sama-sama penting.
6.      Dalam hubungan atasan-bawahan kesejawatan atau partisipatif dan otoritatif atau paternalistik sama-sama pentingnya.
7.      Orientasi waktu lebih berorientasi pada masa depan yang pendek.
8.      Untuk penghitungan waktu lebih digunakan satuan waktu yang medium.
9.      Jaringan informasi dan komunikasi berkesinambungan secara lengkap.
10.  Orientasi hubungan dan orientasi tugas sama-sama pentingnya.
11.  Perlunya berpikir secara sistematis.

Menurut Farago dan Skyrme, karakteristik Learning Organization adalah :
1.      Berorientasi pada masa depan dan hal-hal yang sifatnya eksternal.
2.      Arus dan pertukaran informasi yang jelas dan bebas.
3.      Adanya komitmen untuk belajar dan usaha individu untuk mengembangkan diri.
4.      Memberdayakan dan meningkatkan individu-individu di dalam organisasi.
5.      Mengembangkan iklim keterbukaan dan rasa saling percaya.
6.      Belajar dari pengalaman.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari Learning Organization adalah keyakinan bahwa individu adalah proaktif untuk meningkatkan keinginan diri, berusaha maju dan terus belajar dengan menciptakan iklim organisasi yang terbuka dan arus informasi yang jelas.



D.  Tipe Pembelajaran dalam Learning Organization

Ada 4 tipe pembelajaran yang dikembangkan dalam Learning Organization, yaitu :
1.      Mempelajari fakta-fakta, pengetahuan, proses dan prosedur.
2.      Mempelajari keterampilan kerja baru yang bisa ditransfer ke situasi lain.
3.      Belajar beradaptasi.
4.      Belajar mempelajari sesuatu.

E.   Manfaat Learning Organization
                                  a.         Lebih menyenangkan bekerja pada organisasi yang menerapkan konsep Learning Organization.
                                 b.         Learning Organization memberikan harapan kepada anggotanya untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
                                  c.         Learning Organization merupakan tempat bermain bagi gagasan kreatif.
                                 d.         Learning Organization merupakan tempat aman untuk berani mengambil resiko dengan gagasan dan perilaku baru.
                                  e.         Dalam Learning Organization setiap pendapat anggota dihargai dan siapa pun bisa berpendapat, tanpa dibatasi oleh posisinya dalam organisasi.
                                  f.          Mampu melakukan evaluasi posisi perusahaan sebagai Learning Organization.
                                 g.         Mampu melakukan audit pembelajaran menyeluruh.
                                 h.         Mampu menjelaskan aspek-aspek organization yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi Learning Organization.

F.    Hambatan Learning Organization
Yang menjadi halangan terbesar dalam membangun learning organization di Indonesia adalah bahwa orang Indonesia itu ”Senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang”. Ketakutan akan “tidak kebagian“ itu menghantui orang Indonesia. selain masalah bahasa, budaya kebebasan/demokrasi berpikir belum ada di Indonesia.salah satu akses yang muncul dari tidak adanya demokrasi berpikir adalah Eufimisme yang berlebihan; menyebutkan dipenjara dengan diamankan,dsb. Ekses lain adalah budaya berbicara basa-basi dan tidak terbuka dalam pembelajaran.

G.  Learning Organization Pada Era Perubahan
Daripada harus melakukan restrukturisasi organisasi  dimana resiko yang ditimbulkan juga cukup tinggi ( miss organization, miss management tools, dll), sedangkan di sisi lain ada metode murah dan efektif yang dapat dilakukan, hanya dengan membangun sistem pembelajaran dan luangkan waktu secara teratur dilakukan pembelajaran bersama di dalam organisasi maka sebesar apapun perubahan itu terjadi, semuanya itu dapat dibedah di dalam proses pembelajaran secara bersama ( mulai dari top level management sampai manajemen tingkat paling bawah ). Berbagai metode pembelajaran dapat diujicobakan untuk menemukan metode yang tepat.
Peter Senge menawarkan 5 disiplin yang harus dijalankan oleh para pelaku birokrasi, utamanya oleh para pemimpinnya sebagai syarat sebuah organisasi mampu melakukan perubahan. Kelima displin tersebut adalah :
1.      Disiplin pertama, mengembangkan personal mastery atau penguasaan pribadi seluruh aparat birokrasi. Pembelajaran secara terus menerus akan terjadi apabila dipicu oleh semangat keingintahuan setiap aparat itu sendiri.
2.      Disiplin kedua, adalah membangun model mental (mental models), yakni membangun citra, asumsi atau keyakinan yang telah tertanam kuat dalam pikiran setiap orang, dilatarbelakangi oleh pengalaman, yang dipengaruhi oleh cara pandang setiap orang terhadap semua aspek kehidupan dunia yang dilihatnya selama ini, termasuk cara melihat dirinya.
3.      Disiplin ketiga, adalah membangun visi bersama, shared vision, yakni harapan bersama tentang masa depan yang ingin dicapai organisasi. Visi yang baik selain mengikat seluruh anggotanya, juga mampu menjadi sumber inspirasi dalam menjalankan tugas mereka. Di sini kemampuan seorang pemimpin untuk membangun nilai-nilai, norma-norma yang mampu memelihara dan memperkuat komitmen semua anggota organisasi dalam pencapaian visi menjadi kunci.
4.      Disiplin keempat, adalah membangun pembelajaran tim, team learning. Inti dari penegakan disiplin ini adalah mengumpulkan berbagai pendapat individu dalam sebuah organisasi sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan collective intelligence, yakni sebuah sinergi pemikiran di antara anggota organisasi.
5.      Disiplin kelima, adalah membangun cara berpikir secara system atau berpikir sistemik, system thinking. Disiplin ini selain berfungsi sebagai fondasi sekaligus juga berfungsi mengintegrasikan penegakan empat disiplin lainnya. Inti dari penegakan disiplin ini adalah kemampuan untuk melihat dan memahami setiap kejadian sebagai sebuah system, yakni entitas keseluruhan yang dibangun oleh bagian-bagian yang saling berhubungan, saling berkaitan dan karenanya saling menentukan.

H.  Contoh Kasus Tentang Learning Learning Organization
Dalam konteks riil, tema tentang learning organization ini diyakini telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit dari kekalahan persaingan bisnis. Misalnya melihat dari kasus Microsoft dalam merspon penemuan teknologi internet pada pertengahan tahun 90-an lalu. Harus diakui, saat itu Microsoft nyaris terpelanting lantaran terlambat menyadari pentingnya teknologi internet. Di awal-awal lahirnya internet, hampir semua orang melakukan browsing internet dengan piranti lunak bermerk Netscape yang bukan buatan Microsoft dan ini membuat perusahaan teknologi raksasa ini seperti tersisih di pinggir jalan. Beruntung para petinggi Microsoft segera menyadari kekeliruan prediksi mereka dan detik itu juga mereka melakukan konsolidasi internal untuk secepatnya membuat piranti lunak guna menyaingi produk Netscape. Kini beberapa tahun kemudian kita mungkin lebih mengenal dan lebih sering berselancar ke internet dengan menggunakan produk buatan Microsoft yang bermerk Microsoft Explorer.
Contoh di atas memberikan ilustrasi betapa tanpa proses pembelajaran yang cepat mungkin Microsoft akan terus tertinggal dan tergilas oleh arus perubahan yang berlangsung. Beruntung, mereka memiliki learning infrastructure dan learning culture yang solid sehingga dapat segera bertindak dan berpikir secara cepat untuk merespon perubahan bisnis yang ada. 

BAB III

PENUTUP


Organisasi pembelajar (Learning Organization) dapat didefinisikan sebagai sesuatu dimana setiap orang terlibat dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah memungkinkan organisasi itu untuk bereksperimen, berubah, memperbaiki diri, dan meningkatkan kapasitasnya secara terus menerus untuk tumbuh, belajar dan mencapai tujuannya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About