Pages

Rabu, 16 Juli 2008

Pengaruh Budaya Terhadap Organisasi Perusahaan

Abstrak
Budaya memang sangat berpengaruh pada organisasi.Bila penerapannya baik dan benar akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga perusahaan akan mencapai target yang diharapkan atau nilai perusahaan akan meningkat.Namun bila terjadi salah penerapan maka bisa dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan organisasinya.Hal ini dikarenakan budaya tersebut dapat memotivasi karyawan atau sebagai pengikat dalam pencapaian kinerja optimal.Peran pemimpin sangat diperlukan dalam mensosialisasikan budaya dan juga memberi pemahaman kepada karyawan tentang pendeskripsian tugas-tugasnya.Hal ini dilakukan agar karyawan dapat termotivasi dalam pelaksanaan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

Kata kunci: budaya, motivasi, kinerja

I Pendahuluan
Indonesia dikenal dengan semboyan Bhineka tunggal ika.Semboyan itu memang benar-benar mewakili keragaman budaya yang ada dinegara ini.Kebudayaan dapat dilihat dari perilakunya yang dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian adalah latar belakang perilaku yang ada dalam individu(soekanto,1990,hal 171-5).

Namun bagaimana jika unsur budaya masuk kedalam lingkungan organisasi perusahaan?Menurut Richard(2002,hal87-95) budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan organisasi karena merupakan bagian dari lingkungan internal tentunya selain karyawan dan manajemen.Masih menurut Richard,konsep budaya membantu para manajer memahami aspek-aspek kehidupan organisasi yang rumit dan tersembunyi.

Setiap individu memiliki karakteristik tertentu, organisasi juga berada pada lingkungan yang berbeda-beda, maka sebagai akibatnya adalah terjadinya perbedaan budaya(Tayeb,1998 dalam jusuf,2006).Perbedan-perbedaan inilah yang kiranya menarik untuk dipelajari.
Nah, apakah perbedaan budaya ini bisa mendorong atau justru merobohkan keberlangsungan organisasi?Untuk itu kerangka berfikir dari essay ini adalah pada bagian awal akan dibahas mengenai pengertian budaya pada organisasi,peranan manajerial dalam budaya organisasi akan mengisi pembahasan berikutnya,dilanjutkan uraian mengenai pengaruh kekuatan budaya,dan pembahasan akan ditutup pada kesimpulan yang terdapat di akhir tulisan ini.


II.                Pengertian budaya  pada organisasi

Para ahli telah banyak mendefinisikan budaya diantaranya adalah E.B.taylor(1871,dalam soekanto,1990 171-5) menurutnya kebudayaan adalah keseluruhan yang didalamnya terdapat pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan serta kebiasaan diri masyarakat.Lain lagi dengan selo dkk(dalam soekanto, 1990 171-5)”kebudayaan adalah semua hasil karya , rasa, dan cipta masyarakat”.Pengertian-pengertian diatas hanya mencakup budaya dalam arti luas.

Adapun pengertian budaya pada organisasi menurut Daft(2002:106) adalah nilai-nilai yang dapat dipelajari dalam organisasi.Budiyono(2003) dalam penelitiannya menyebutkan budaya pada organisasi itu adalah nilai-nilai penting yang dimiliki anggota organisasi sebagai pegangan organisasi .Dari kesemuanya dapat kita simpulakan bahwa budaya pada organisasi adalah segala sesuatu yang dapat dipelajari berdasarkan kesepakatan bersama antar anggota yaitu nilai-nilai dalam organisasi yang dipelajari dan dipahami sebagai pedoman sehari-hari untuk mencapai tujuan organisasi.

Budaya organisasi muncul dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah struktur organisasi, jenis organisasi, kebiasaan-kebiasaan dalam organisasi yang ada dikarenakan adanya sejarah perusahaan, serta faktor kepemimpinan.Namun demikian, sebenarnya diawal berdirinya sebuah perusahaan, sengaja atau tidak pendiri perusahaan sudah meletakkan dasar budaya organisasi(firman,2004).Hal ini dikarenakan adanya aturan-aturan serta kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan pendiri perusahaan pada saat perusahaan mulai berjalan.Tidak lain tujuan dari aturan-aturan serta kewajiban-kewajiban itu adalah utuk menyarankan anggota organisasi agar tetap terfokus pada tujuan organisasi.Tanpa adanya ketetapan itu, pelanggaran atau bahkan kegagalan pencapaian tujuan organisasi akan terjadi sebagai akibatnya.

Budaya organisasi perlu beradaptasi terhadap laju pertumbuhan organisasi(firman, 2004).Tentu saja, bayangkan bila perusahaan terus menerapkan budaya lama yang sudah usang dan tidak sesuai jaman.contohnya penggunaan struktur organisasi atau bahkan pemberlakuan keputusan otoriter yang mungkin saja kurang cocok dengan gaya berfikir  para anggota perusahaan .Selain itu perusahaan merugi karena ide-ide segar yang seharusnya dapat dikembangkan perusahaan jadi tidak berguna bahkan dalam jangka panjang hal itu bisa mematikan kreatifitas.

Ada yang disebut dengan budaya positif.Budaya ini berisi nilai tantangan agar memiliki keunggulan bersaing.Kriteria budaya positif diantaranya adalah bukan hanya berupa mission statement jadi harus ada visi yang jelas.Kedua, nilai organisasi harus sesuai dengan tujuan organisasi.Ketiga, setiap karyawan memiliki nilai yang sama  tingginya.Keempat, budaya yang berlaku bersifat adaptable sehingga mudah menyesuaikan diri(sadri&lees, 2001 dalam Irianto, 2006).


II. Peranan manajerial dalam budaya organisasi

Keadaan telah berubah tenaga kerja kini cenderung lebih susah diatur seperti tenaga kerja generasio lalu .Titik pekerjaan berubah dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-worker.Knowledge-worker cenderung kurang suka bila dipimpin secara otoriter(tarumingkeng, 2000).Oleh karena itu pihak manajemen harus cepat tanggap terhadap perubahan ini.

Disinilah peran penting manajer  terlihat.Bukan hanya sebagai misi untuk mencapai kinerja tertentu.Tapi bagaimana caranya  agar dapat membentuk budaya positif bagi karyawan .Blake&mouton(1964;1968) telah memperkenalkan “The managerial grid, sebagai alternatif bagi manajer untuk bisa mencapai produksi melalui bawahan, menentukan prilaku yang dipersyaratkan mengubah gaya kepemimpinan sesuai kebutuhan dan untuk mengubah budaya organisasi demi kebaikan”(dalam dongoran, 2004).Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pencapaian produksi harus bisa seimbang dengan prilaku yang ditampakkan sebagai wujud kepemimpinan sehingga bawahan tidak merasa pekerjaannya sebagai suatu kewajiban yang memaksa/menekan mereka tetapi sebagai suatu hal yang bernilai bila dikejakan dengan baik.
Pembentukan budaya tidak bisa lepas dari peranan pemimpin.Pemimpin membentuk budaya dengan cara merencanakan/memantau kegiatan karyawan dengan kata lain pemimpin harus memperhatikan kinerja karyawan.Yang kedua adalah pemimpin harus bereaksi kritis artinya emosionalitas lingkungan dapat meningkatkan potensi untuk mempelajari nilai-nilai perusahaan.pemimpin juga haus memberikan teladan/contoh terhadap karyawan melalui tindakan mereka sundry.Alokasi bentuk penghargaan seperti peningkatan upah/promosi juga sangat berpengaruh (schein,1992 dalam yukl,1998,300-1).

faktor kepemimpinan ini dinilai berhasil karena para atasan diperhatikan oleh bawahan.Bawahan akan mempelajari nilai-nilai dalam perusahaan dengan melihat perilaku atasan seerta imbalan yang akan mereka dapat (daft,2002,115).

Namun dalam uraian diatas kepemimpinan bukanlah faktor utama dalam penentuan budaya perusahaan.Faktor lain yang berpengaruh yaitu sosialisasi budaya perusahaan serta perancangan sistem dan struktur yang sesuai dengan budaya perusahaan.wigjoseptina (2006) menyatakan bahwa sosialisdasi budaya perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan penghayatan budaya, pelayanan yang baik kepada konsumen, kreatifitas dan kerjasama dalam tim.Penyediaan sarana yang digunakan untuk memperlancar pelaksanaan budaya perusahaan.

III.             Pengaruh kekuatan budaya

Budaya-budaya positif bila diterapkan dengan baik dan benar tentu akan berdampak baik bagi karyawan maupun seluruh elemen perusahaan.Karyawan bisa bekerja dengan kebersamaan yang artinya nilai produktifitas akan naik.Oleh karena itu perusahaan harus menciptakan budaya perusahaan yang lebih baik untuk mempertahankan produktifitas karyawan (budiyono, 2003).

Penerapan pemahaman karyawan terhadap budaya p            erusahaan menempati kedudukan penting.Pemahaman ini merupakan pendeskripsian tugas-tugas yang jelas yang diberikan perusahaan.Apabila karyawan diberikan pemahaman secara rinci apa-apa yang harus dilakukan maka setiap karyawan akan termotivasi dan bersemangat untuk melakukan setiap tugas yang diberikan perusahaan. Semakin tinggi pemahaman tentang budaya maka semakin tinggi pula kinerja karyawan (Firman, 2004)

Kekuatan budaya perusahaan memotivasi karyawan untuk bekerja dalam tim yang kompak.Secara tidak langsung budaya ini dapat menjadi tali pengikat karyawan.Ikatan karyawan sangat berguna untuk meningkatkan kinerjanya.

Wigjoseptina (2006) menyatakan bahwa kekuatan budaya perusahaan dapat membuat karyawan bergerak menuju satu tujuan yang sama, memotivasi serta memberikan struktur dan kontrol yang diperlukan tanpa birokrasi atau aturan formal.Artinya kerjasama yang bagus akan mendorong karyawan dalam pencapaian target perusahaan tanpa paksaaan(otoriter)dari atasan sebagai ikatan atasan-bawahan tapi lebih kepada kepuasan kerja.Sehingga nilai perusahaan dapat tercapai secara maksimal.

 Dengan adanya budaya organisasi yang kuat dan sehat disetiap perusahaan akan berdampak positif diperusahaan yang dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat karyawan karena diformulasikan secara formal kedalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan.Dengan demikian perusahaan akan mengalami peningkatan produktivitas dan kinerja.

Seperti yang sudah dibahas pada bagian kedua, salah satu ciri budaya positif adalah adaptable (mudah menyesuaikan diri), untuk menghasilkan kinerja yang tinggi sifat adaptable ini sangat diperlukan dalam penerapan budaya organisasi.Perusahaan selalu berinteraksi dengan lingkungan.hal inilah yang menyebabkan terjadinya pengembangan organisasi maka nilai-nilai tertentu yang dirasa kurang sesuai perlu untuk dirubah.

IV.            Kesimpulan

Budaya pada organisasi adalah segala sesuatu yang dapat dipelajari berdasarkan kesepakatan bersama yaitu nilai-nilai dalam organisasi yang dapat dipelajari dan dipahami sebagai pedoman sehari-hari untuk mencapai tujuan organisasi.Budaya organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain struktur organisasi, jenis organisasi, kebiasaan-kebiasaan dalam organisasi, serta faktor kepemimpinan.Peranan pemimpin dalam pembentukan budaya sangat penting.Yakni bagaimana caranya agar dapat membentuk budaya positif bagi karyawan.Faktor kepemimpinan dinilai efektif karena para atasan lebih mendapat perhatian dari bawahan.meskipun demikian faktor lain yang berpengaruh yaitu sosialisasi budaya perusahaan serta perancangan sistem dan struktur yang sesuai dengan budaya perusahaan.Kekuatan budaya perusahaan memotivasi karyawan untuk bekerja dalam tim yang kompak.Secara tidak langsung budaya ini dapat menjadi tali pengikat karyawan.Ikatan karyawan sangat berguna untuk meningkatkan kinerjanya. Kerjasama yang bagus akan mendorong karyawan dalam pencapaian target perusahaan tanpa paksaaan (otoriter) dari atasan sebagai ikatan atasan-bawahan tapi lebih kepada kepuasan kerja.Sehingga nilai perusahaan dapat tercapai secara maksimal.Tak hanya itu  pemimpin juga harus bisa mengkomunikasikan budaya positif, budaya yang dinilai sebagai budaya kuat dan sehat yang dapat diterapkan diperusahaan.
  
Referensi

Richard L.daft, 2002, Manajemen, Edisi 5, Erlangga, Jakarta

Soekanto, Soeryono, 1990, Sosiologi:suatu pengantar, PT.Raja grafindo persada, Jakarta

Budiyono, 2003, pengaruh budaya perusahaan terhadap produktifitas kerja karyawan pada perusahaan mebel lindah pasuruan jawa timur, JIPTUMM dept.of management, <www.librarygunadarma.ac.id>

Cita Wigjoseptina, 2006,  pengukuran kekuatan budaya  perusahaan dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya , digilib ITB , <http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&node=4503>

Firman, 2004, Dalam interaksi organisasi(sebagai sistem terbuka)dengan lingkungan , acrobat distiller 5.0 windows , <http://www.adobe.com/acrobat/>

Rudy C Tarumingkeng , Kuliah Perdana Manajemen Sumber Daya Manusia, Program Pasca Sarjana – Magister Manajemen, Universitas Kristen Krida Wacana, 14 Februari 2000. Antologi UKRIDA 7:1-9 (2000).
<www.tumoutou.net/strat_psdm.htm>

Yukl, Gary, 1994, kepemimpinan dalam organisasi, prentice hall, New Jersey

Dongoran, Johnson, 2004, siklus hidup organisasi dan gaya kepemimpinan, dian ekonomi, jurnal ekonomi dan bisnis, vol X.no 1 hal 129-57

Junaedi, Sulyana  dan Fandi tjiptono, 2003, pengaruh perilaku pemimpin terhadap inspirasi, kekayaan dan pemberdayaan bawahan:suatu model kepemimpinan transformasional, jurnal riset ekonomi(ISEI), vol 3 no 2 hal 181-96


Irianto, Jusuf, 2006, peran budaya organisasi & komitmen organisasional dalam upaya pencapaian kinerja optimal, vol XVI NO 2 hal 82-91

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About