Pages

Senin, 30 April 2007

SWOT Analysis : 3 Mobile

BAB I
PENDAHULUAN

Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strengths, weaknesses, opportunities and threats/SWOT) adalah bagian dari analisis yang paling populer, terutama untuk kepentingan perumusan strategi.
Asumsi dasar yang melandasi adalah organisasi harus menyelaraskan aktivitas internalnya dengan realitas eksternal agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Peluang tidak akan berarti manakala perusahaan tidak mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Kemampuan analisis SWOT bertahan sebagai alat perencanaan yang masih terus digunakan sampai saat ini, membuktikan kehebatan analisis ini di mata para manajer. Analisis SWOT telah lama menjadi kerangka kerja pilihan bagi banyak manajer, karena kesederhanaannya, proses penyajiannya, serta dianggap dapat merefleksikan esensi dari suatu penyusunan strategi, yaitu mempertautkan peluang dan ancaman dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Dalam makalah ini perusahaan yang akan kita bahas adalah perusahaan Telekomunikasi (Selular), dimana perusahaan Telekomunikasi di Indonesia terdiri dari berbagai pesaing, dan yang menarik disini adalah beberapa waktu ini muncul pesaing baru yang bernama “Tri”, dimana mereka merupakan cabang selular dari luar negeri yang merupakan tanda dari era globalisasi yang menandakan persaingan bisnis di dunia global.
  
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Profil Perusahaan   Image:3HK.gif
3 mendengar nama yang akhir akhir ini sering menjadi pembicaraan masyarakat Indonesia terutama anak muda yang gemar akan provider selular yang menawarkan tarif yang sangat murah.
3 sebuah merek (Brand) yang digunakan untuk delapan jaringan telekomunikasi selular di Eropa, Asia, dan Australia. Presiden PT. Hucthinson CP Telecom Rahjiv Shawney mengendalikan secara langsung maupun tak langsung, dan membawahi baik dalam skala besar sampai ke kecilnya. Sebenarnya HCPTI sudah ada diIndonesia sejak  beberapa tahun lalu tapi dengan nama Cyber Accsess Communication (CAC). CAC sendiri adalah perusahaan pertama diIndonesia yang menerima lisensi frekwensi dunia selular generasi ke 3 atau lebih dikenal dengan nama 3G. Sebelum diIndonesia 3(Tri) telah hadir terlebih dahulu di Australia, Austria, Denmark, HongKong, Indonesia, Ireland, Italy, Sweden, dan Inggris. Hutchison Whampoa juga menerima lisensi 3G dari Norwegia. Hingga saat ini 3(Tri) telah tercatat memiliki pelanggan sekitar 14 juta lebih diseluruh dunia, oleh karena itu dengan jumlah penduduk besar sekitar 200 juta, Indonesia merupakan pasar pasar yang sangat potensial sekali tak heran bila banyak perusahaan asing masuk
3 sebagai pemain baru diIndonesia mulai dari awal sudah sangat agresif dalam memasarkan produk terbarunya yang diklaim memiliki fasilitas 3G yang paling stabil dan prima, speech recognition lewat layanan ini konsumen dapat menikmati beragam content tanpa perlu mengingat kata kunci atau memekan tombol culup mengucap menu yang diinginkan seperti ringtone hingga berbagai content lainnya.
3 yakin akan dapat merebut hati konsumen dengan menawarkan struktur panggilan yang lebih ringkas daripada pesaing seperti membuang perhitungan peak/ off peak dan zona SLJJ, 3 hanya membuay dua tipe panggilan saja  yakni sesama pelanggan , serta lokal maupun SLJJ dan juga mereka menawarkan pilihan membeli isi ulang tanpa batasan tertentu.
   
B. Pengertian SWOT
Analisis SWOT, atau biasa disebut sebagai Matriks TOWS, adalah alat perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi
1.      Strengths (kekuatan),
2.      Weaknesses (kelemahan)
3.      Opportunities (peluang)
4.      Threats (ancaman)
Yang terdapat dalam sebuah proyek atau sebuah spekulasi bisnis atau dalam berbagai situasi dalam sebuah organisasi atau syarat individual dalam membuat sebuah keputusan yang obyektif. Hal itu melibatkan monitoring lingkungan pemasaran internal dan eksternal dalam sebuah organisasi atau individual.
Pengunaan strategis: Mengarahkan SWOT ke sebuah obyek, jika analisis SWOT mungkin dapat terpisah dari penggunaan strategis. Seperti contoh dari teknik perencanaan strategis yang menggabungkan SWOT adalah analsis SCAN. Perencanaan Strategis, termasuk SWOT dan SCAN analisis, telah menjadi subjek dari berbagai penelitian.
Jika sebuah tujuan yang jelas telah teridentifikasi, analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu mencapai tujuan tersebat, dalam hal ini SWOT adalah:
Strengths : bagian dari perusahaan yang sangat membantu dalam mencapai tujuan.
Weaknesses : bagian dari perusahaan yang menghambat pencapaian tujuan.
Opportunities : kondisi eksternal yang membantu mencapai yujuan.
Threats : kondisi eksternal yang menghambat pencapaian tujuan.
Pertama dalam pembuatan keputusan harus tahu, apakah tujuan tersebut dapat dicapai atau tidak dan memberikan gambaran SWOT. JIka tujuan tersebut tidak dapat dijangkau maka harus direvisi ulang lagi.
Penggunaan SWOT yang kreatif, jika, sebaliknya, jika tujuan dirasa bisa dijangkau, SWOT digunakan sebai input bagi bagian kreatif dalam strategi yang memungkinkan dalm penggunaannya.

Tujuan dari segala analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor utama internal dan eksternal yang sangat penting dalam mencapai tujuan. Analisis SWOT dibagi dalam 2 kategori utama:

1. Faktor internal – strengths dan weaknesses adalaah dari internal perusahaan.
2. Faktor eksternal – Opportunities dan Threats berasal dari lingkungan eksternal.

Faktor internal bisa muncul sebagai strengths arau weaknesses, tergantung pada efek pada tujuan organisasi tersebut. Apa yang merepresentasikan strength dalam suatu tujuan bisa menjadi weaknesses untuk tujuan lain. Faktor tersebut termasuk juga dalam personel, keuangan, kemampuan manufaktur, dan lain-lain. Faktor eksternal terdiri dari masalah makroekonomi, perubahan teknologi, pemerintah, pergantian sosialbudaya, dan juga perubahan dalam pasar dan posisi kompetitif. Hasilnya seringkali dinyatakan dalam bentuk matriks.
 SWOT cenderung membuat sebuah perusahaan memikirkan masalah baru daripada perusahaan tersebut memikirkan bagaimana perusahaan tersebut mencapai tujuannya. Karena hal ini pulalah yang menyebabkan daftar hasil analisis tidak dapat didebatkan dan tidak memiliki skala prioritas yang jelas maka, peluang yang lemah justru muncul ketika ada ancaman besar.
 Adalah bijak untuk tidak mengeliminasi hasil SWOT terlalu cepat. Pentingnya penggunaan SWOT akan terurai ketika nilai strategi telah dihasilkan. Item SWOT yang menghasilkan strategi yang bernilai sangatlah penting. Sedangkan SWOT yang tidak menghasilkan nilai itu tidaklah penting.
  
C. Analisis SWOT Perusahaan
Berikut ini adalah analisis-analisis yang dilakuakan dalam menentukan SWOT, baik Strengths, Weaknesses, Opportunities, maupun Threats:
Strengths:
·               Sales control and direction.
·               Kualitas dan ketahanan produk.
·               Tampilan produk yang superior dibanding competitor.
·               Umur produk yang tahan lebih lama.
·               Cadangan kapasitas produksi.
·               Staf yang memiliki pengalaman dalam sektor bersangkutan.
·               Memiliki daftar konsumen.
·               Layanan pengantaran.
·               Inovasi produk yang terus menerus.
·               Bisa melayani di manapun berada.
·               Produk telah memenuhi akreditasi.
·               Mengembangkan proses dan IT.
·               Manajemen yang berkomitmen dan percaya diri.

Weaknesses:
·               Daftar konsumen tidak teruji.
·               Adanya jarak dalam sektor-sektor perusahaan.
·               Menjadi pemain kecil.
·               Tidak ada pengalaman pemasaran langsung.
·               Tidak dapat mensuplai pengguna.
·               Membutuhkan tambahan salesperson.
·               Budget terbatas.
·               Tidak ada contoh atau percobaan.
·               Tidak ada perencanaan yang mendetail.
·               Staf pengiriman perlu training.
·               Staf customer service perlu training.
·               Sistem dan proses.
·               Manajemen menutupi kekurangan.

Opportunities:
·               Bisa mengembangkan produk baru.
·               Kompetitior lokal memiliki produk.dan pelayanan yang buruk.
·               Perluasan pasar ke luar daerah.
·               Bisa mengejutkan kompetitor.
·               Mendukung bisnis inti masyarakat terutama para pebisnis dan palajar yang banyak meggunakan fasilitas 3G .
·               Bisa mendapatkan kesepakatan supplier yang lebih menguntungkan.
  
Threats:
·               Efek dari pemerintah.
·               Efek lingkungan yang dimanfaatkan kompetitor.
·               Risiko distribusi bisnis inti yang sudah ada.
·               Permintaan pasar hanya musiman setelah masa promosi berakhir.
·               Bisa mengacaukan bisnis inti.
·               Kemungkinan publisitas yang negative.

D. SWOT yang Dimiliki 3 (Tri)
            1. Strengths:
·               Merupakan perusahaan luar negeri yang sudah memiliki nama besar.
·               Menawarkan pengisisian pulsa yang 3 kali lipat besar nominal yang dibayarkan.
·               Disebut-sebut memiliki layanan 3G paling prima dan stabil di Indonesia.
·               Pelayanan yang sudah pasti terjamin karena perusahaan sudah go internasional

            2. Weaknesses:
·               Meski memiliki nama besar di luar negeri, namun nama 3 belum terlalu familiar di telinga masyarakat Indonesia kebanyakan.
·               Karena masih tergolong baru jadi jaringan masih belum luas seprti provider lain yang telah lebih dahulu diIndonesia

3. Opportunities:
·               Sifat konsumen Indonesia yang gemar mencoba sesuatu yang baru terutama dalam hal gonti ganti simcard karena ingin mencari tarif yang murah.
·               Layanan 3G, yang disebut-sebut paling stabil serta paling prima. 3G diIndonesia juga relatif baru dan karena 3G masih jarang yang menggunakan diIndonesia, Dan 3 melihat peluang tersebut karena bukan tidak mungkin kedepan akan semakin banyak masyarakat Indonesia  semakin membutuhkan tekhnologi 3G Karena semakin meningkatnya kebutuhan akan tekhnologi tersebut
·               Banyaknya pengguna telepon selular diIndonesia yang tidak hanya didominasi kalangan atas tetapi sudah mulai merambah kalangan bawah. Terutama anak muda serta para pebisnis.

4. Threats:
·               Nama yang belum seberapa dikenal di Indonesia merupakan tantangan untuk melakukan promosi yang lebih gencar.
·               Banyak kompetitor yang terlebih dahulu berda diIndonesia dan mereka saat ini bersaing dalam hal layanan terutama bersaing dalm hal tarif dan hal ini membuat 3 yakin akan dapat bersaing dindonesia.

Minggu, 29 April 2007

Tugas Pengantar Manajemen : Diversity Management di McDonalds

Sarana transportasi memang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena selain mempermudah kita dalam berpergian ke suatu tempat serta dapat menghemat waktu dibandingkan berjalan kaki. Tetapi bukan hanya hal positif yang kita dapat tetapi juga dampak negatif, misalnya untuk masalah keamanan.
            Memang pemerintah khusus membentuk badan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Tranportasi) tetapi itu saja tidak menjamin para penumpang akan selamat hingga ditujuan. Akhir-akhir ini kita sering mendengar tentang kecelakaan yang sumbernya adalah alat trasportasi, tidak membedakan antara darat, laut, dan udara semua memiliki probabilitas yang sama untuk terjadinya kecelakaan.

Mengapa kita memilih transportasi udara dengan maskapai pesawat Garuda?
            Karena pesawat terbang selain cenderung eksklusif serta memiliki kenyamanan lebih, juga mempunyai tingkat keamanan yang seharusnya lebih dibandingkan dengan alat transportasi lain. Tetapi pada kenyataannya justru berita terkini menyampaikan bahwa pesawat memiliki resiko yang lebih tinggi dari tingkat keamanan. Dibawah ini adalah salah satu kasus yang kami angkat.

Contoh Kasus :
Musibah terbakarnya pesawat garuda Boing 737-400 yang terjadi di Bandara Adisucipto, Jogjakarta, tanggal 7 Maret 2007 dan menewaskan 21 orang, diduga karena pilot error. Kecelakaan yang menimpa pesawat jurusan Jakarta - Jogjakarta dengan nomor penerbangan GA 200 itu seakan melengkapi musibah transportasi di Indonesia

Kronologis kejadian:
Dialami garuda terjadi sekitar pukul 06.55, ketika landing di Bandara Adisucipto. Dari informasi yang telah ada, pesawat yang dipiloti kapten M. Marwoto Komar itu terlihat oleh ketika masih diudara. Begitu menyentuh landasan, ban depan pesawat pecah dan keluar percikan api. Selain itu, pesawat sempat memantul 3 kali hingga akhirnya berhenti di area persawahan dusun Bakungan, sekitar 300 m dari ujung landasan. Begitu pesawat mulai terbakar, para penumpang langsung berhamburan keluar dari pintu darurat mencoba menyelamatkan diri.
Pembahasan
            Pada contoh kasus diatas banyak pihak - pihak yang terkait salah satunya adalah pilot, karena nyawa dari ratusan penumpang ada di kedua tangannya. Menurut informasi yang dihimpun serta dipublikasikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan bahwa pilot M. Marwoto Komar pingsan sesaat setelah pesawat mendarat. Pilot baru sadar saat pramugari mengingatkan beliau agar segera keluar dari pesawat yang mulai terbakar. Faktor lain yang menguatkan dugaan human error adalah pernyataan dari Meteorologi Lanud Adisucipto bahwa saat pesawat Garuda Boeing 737 – 400 GA 200 akan mendarat, cuaca dinyatakan clear. Tidak ada tanda- tanda angin yang membahayakan penerbangan ataupun turbulence (turbulensi) atau windshear (angin gunting). Turbulence dikenal sebagai puntiran angin yang mampu membabat pesawat saat di udara.
            Pernyataan yang dikeluarkan oleh Kapten Subakir juga menunjukan hasil yang sama dengan Badan Meteorologi Adisucipto. Data prakiraan cuaca dari Automatic Terminal Information Service (ATIS) di Jogja saat kejadian menunjukan cuaca cerah. Perubahan cuaca selalu dideteksi setiap waktu dan dilaporkan setiap setengah jam sekali dalam bentuk flight document melalui tower. Peristiwa kecelakaan diyakini bukan disebabkan oleh angin. Kondisi angin saat itu adalah 05,05 persen , dengan kecepatan 5 knot. Selain itu juga tidak ada kontak serius mengenai trouble pesawat antara pilot dengan pihak Air Traffic Control (ATC).
            Tanggung jawab para pilot serta awak pesawat pun boleh diragukan. Diberitakan bahwa pilot serta seluruh awak pesawat selamat karena berhasil keluar sesaat setelah pesawat terbanting. Mereka meninggalkan penumpang yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya di dalam pesawat yang akan segera meledak.                

Tanggung jawab sosial

            Sekarang mari kita kembali pada masalah tanggung jawab sosial. Pada satu sisi, konsep dari tanggung jawab sosial perusahaan, seperti etika, mudah dipahami. Artinya menjadi sebuah perusahaan yang baik. Definisi formal dari tanggung jawab sosial (social responbility) adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkan kesejahteraan dan masyarakat.
           
Pihak – pihak yang berkepentingan  terhadap organisasi
            Organisasi – organisasi maju memandang lingkungan internal dan eksternal sebagai suatu keragaman pihak – pihak yang berkepentingan ( stakeholders)
            Pihak – pihak berkepentingan lainnya adalah pemerintah dan masyarakat. Hampir semua perusahaan muncul hanya dengan anggaran dasar yang layak serta lisensi dan beroperasi dengan dibatasi oleh undang – undang keselamatan, persyaratan perlindungan lingkungan dan undang – undang serta peraturan lain dalam sektor pemerintah.

  • Tanggung jawab ekonomi
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi (economic responbilities) adalah unit ekonomi dasar masyarakat. Tanggung jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat dan memaksilkan laba bagi pemiliknya serta pemegang saham.

  • Tanggung jawab etika
            Tanggung jawab etika (etical responsibilities) meliputi perilaku yang tidak perlu disusun dalam undang – undang dan boleh tidak melayani kepentingan ekonomi  langsung perusahaan. Untuk menjadi etis, para pembuat keputusan organisasi harus bertindak atas dasar kesetaraan, keadilan, dan tidak memihak, menghormati hak –hak individu, dan memberikan perlakuan yang berbeda hanya jika relevan dengan tugas dan tujuan organisai. Perilaku yang tidak etis timbul ketika keputusan memungkinkan individu atau perusahaan mendapat keuntungan dengan mengorbankan masyarakat.

Tindakan perusahaan terhadap tuntutan sosial :

1.      Obstruktif
Perusahaan yang menerapkan respon obstruktif menolak semua tanggung jawab, menolak keabsahaan dari bukti – bukti pelanggaran dan memunculkan upaya – upaya untuk merintangi penyelidikan. Perusahaan itu membangun pertahanan di sekelilingnya, menentang semua bukti dan meyakinkan publik bahwa produk itu aman dan efektif. Perusahaan juga tidak melakukan usaha untuk menanggapi investigasi.

2.      Defensif
Perusahaan mengakui beberapa kesalahan yang berkaitan dengan keterlanjuran atau kelalaian. Perusahaan memangkas kerugiannya dengan mempertahankan dirinya, tetapi tidak obstruktif

3.      Akomodatif
Perusahaan menerima tanggung jawab sosial atas tindakannya, meskipun mungkin hal itu dilakukan karena tekanan eksternal. Perusahaan yang menerapkan tindakan ini mencoba untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi, legal dan etika

4.      Proaktif
Perusahaan memimpin penyelesaian masalah – masalah sosial.


Solusi

Garuda Indonesia Airways (GIA) telah mengambil tindakan ekonomi serta etika. Tanggung jawabnya ditunjukkan dari tindakan sebagai berikut :
  • Tanggung jawab ekonomi
    • Menyantuni ahli waris korban yang meninggal dunia sebesar 21 orang sebesar Rp. 650.000.000,-
    • Menanggung biaya perawatan korban yang terluka
  • Tanggung jawab etika
    • Pemuatan iklan permintaan maaf dan turut berduka cita sebesar setengah halaman di sebagian Koran kota besar
    • Permintaan maaf sang pilot pesawat naas tersebut di stasiun – stasiun televisi nasional
    • Pemeriksaan ulang kelaikan seluruh pesawat maskapai Garuda

Selain itu, sifat yang diambil Garuda dalam mengatasi masalah ini adalah akomodatif karena memang Garuda telah memenuhi tanggung jawab ekonomi, legal dan etika seperti yang telah dijelaskan diatas. Namun kebijakan ini diambil Garuda setelah derasnya cacian serta tuntutan para keluarga penumpang pesawat.
Sebaiknya semua kecelakaan ini menyadarkan pemerintah Indonesia untuk segera memperbaiki system penerbangan di Indonesia. Semua low – cost carrier harus diperiksa. Apakah tindakan efisiensi mereka sudah berdampak terlalu jauh pada keselamatan penumpang. Sejauh ini, maskapai Garuda lah yang dinyatakan terbaik karena mengenakan harga tertinggi. Namun setelah peristiwa jatuhnya GA 200, sepertinya bepergian dengan pesawat terbang sudah dihapus dari pikiran sebagian masyarakat Indonesia. Apabila yang dianggap terbaik ternyata jatuh pula, bagaimana dengan para maskapai very – low – cost carrier lainnya?

Setidaknya audit terhadap 22 freight carrier di Indonesia telah cukup membawa bukti.  Kini saatnya pemerintah untuk bertindak. Tidak hanya maskapainya saja, namun juga seluruh awak penerbangan dan juga masyarakat sendiri.

Sabtu, 28 April 2007

Resume Pengantar Manajemen Richard L. Daft : Chapter 11 Menggunakan Desain Struktural Untuk Mencapai Tujuan-Tujuan Strategis


Gugus (Angkatan Tugas) adalah sebuah tim atau komite temporer yang dibentuk untuk memecahkan masalah jangka pendek spesifik yang melibatkan beberapa departemen.
Tim adalah sebuah kelompok partisipan dari beberapa departemen yang mengadakan pertemuan secara rutin untuk memecahkan masalah-masalah umum yang terus timbul.
Manajer Proyek adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengoordinasi aktivitas-aktivitas dari beberapa departemen secara penuh waktu untuk menyelesaikan proyek tertentu.

Perombakan (Rekayasa Ulang) adalah perancangan ulang radikal dari proses-proses bisnis untuk mencapai kemajuan-kemajuan dramatis dalam biaya, kualitas, pelayanan dan kecepatan.

Struktur Mencerminkan Lingkungan
Sebuah lingkungan yang tidak pasti menyebabkan terjadinya tiga hal dalam sebuah organisasi :
  1. Meningkatnya perbedaan antar departemen
  2. Organisasi membutuhkan koordinasi untuk kerjasama antardepartemen
  3. Organisasi harus beradaptasi pada perubahan

Struktur Menyesuaikan Teknologi
Teknologi Manufaktur Woodward
Perusahaan manufaktur dapat dikategorikan menurut tiga janis dasar teknologi produksi :
  1. Batch kecil dan produksi unit
Sejenis teknologi yang melibatkan produksi barang dalam kumpulan dari satu atau beberapa produk yang didesain untuk spesifikasi pelanggan
  1. Batch besar dan produksi massal
Produksi massal adalah sejenis teknologi untuk memproduksi produk-produk dalam jumlah besar dengan spesifikasi sama.
  1. Produksi proses berkelanjutan
Sejenis teknologi melibatkan mekanisasi dari seluruh aliran kerja dan produksi nonstop.

Struktur Mengikuti Aliran Kerja
Saling ketergantungan adalah suatu tingkat dimana departemen-departemen bergantung satu sama lain untuk sumber-sumber daya dan material-material untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Dibagi tiga ;
  1. Saling Ketergantungan Terkelompok
Setiap departemen adalah bagian dari organisasi dan berkontribusi untuk kebaikan bersama tetapi setiap departemen relatif independen karena pekerjaan tidak mengalir di antara unit-unit.
  1. Saling Ketergantungan Berurutan
Bagian atau hasil satu departemen menjadi masukan untuk departemen yang lain dalam cara berurutan.
  1. Saling Ketergantungan Timbal Balik
Hasil-hasil departemental mempengaruhi departemen-depertemen lain secara timbal balik.
Hasil dari operasi A merupakan masukan dari operasi B, dan hasil dari operasi B adalah masukan kembali pada operasi A.


Jumat, 27 April 2007

Resume Pengantar Manajemen Richard L. Daft : Bab 20 Pentingnya Pengendalian


Fokus Pengendalian Organisasional – Mengantisipasi Masalah
      Pengendalian Umpan Maju / Pengendalian Preliminer / Preventif
Pengendalian yang berfokus pada SDM, materi, dan kekuangan yang masuk ke organisasi.
      Pengendalian yang Berkesinambungan
Pengendalian yang terdiri atas aktivitas-aktivitas pengawasan yang dilakukan terus-menerus untuk memastikan mereka kinsisten dengan standar-standar.
      Pengendalian Umpan Balik / Pengendalian Pascatindakan / Hasil
Pengendalian yang berfokus pada hasil-hasil organisasi.

Model Pengendalian Umpan Balik
Langkah-Langkh Pengendalian Umpan Balik
Ada 4 langkah utama, yaitu :
1.      Menentukan Standar
2.      Mengukur Kinerja
3.      Membandingkan Kinerja dengan Standar
4.      Melakukan Koreksi Seperlunya

Penerapan Penganggaran Belanja
Manajer-manajer anggaran biasanya menggunakan anggaran :
1.      Anggaran Pengeluaran
Anggaran yang menguraikan pengeluaran-pengeluaran yang diantisipasi dan aktual untuk sebuah pusat tanggung jawab.
2.      Anggaran Penghasilan
Anggaran yang mengidentifikasikan pengahsilan yang diramalkan dan aktual dalam organisasi.
3.      Anggaran Kas
Anggaran yang memperkirankan dan melaporkan arus kas harian atau mingguan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki uang kas yang cukup unuk mememnuhi kewajibannya.
4.      Anggaran Modal
Anggaran yang merencanakan dan melaporkan investasi dalam aset besar yang harus diturunkan lebih dan beberapa tahun.

Penganggaran dari Atas ke Bawah
Penganggaran dari Bawah ke Atas
Proses penganggaran dimana para manajer tingkat menengah dan tingkat lebih rendah menentukan target-target anggaran departemental yangs esuai dengan keseluruhan penghasilan dan pengeluaran perusahaan yang ditetapkan oleh manajemen puncak.
Proses penganggaran dimana para manajer tingkat lebih rendah menganggarkan kebutuhan sumber departemen mereka dan memberikannya kepada manajemen puncak untuk mendapatkan persetujuan.

Pengendalian Keuangan
1.      Laporan Keuangan
Laporan Keuangan memberikan informasi mendasdar yang digunakan untuk pengendalian keuangan sebuah organisasi. Dua laporan keuangan utama yaitu :
Neraca
Laporan Laba/Rugi (Pendapatan)
Laporan keuangan yang menujukkan posisi keuangan perusahaan berkaitan dengan aktiva dan pasiva pada waktu tertentu.
Laporan keuangan yang meringkas kinerja keuangan perusahaan dalam interval waktu tertentu.

2.      Analisis Keuangan : Menginterpretasikan Angka-Angka
Para manajer harus mampu mengevaluasi laporan keuangan yang membandingkan kinerja organisasi mereka dengan data yang lebih awal.
Rasio Likuiditas
Rasio Keuangan yang mengindikasi kemapuan organisasi untuk memenuhi kewajiban utangnya saat ini.
Rasio Profitabilitas
Rasio Keuangan yang menggambarkan laba perusahaan dalam bentuk sumber laba.
Rasio Aktivitas
Rasio keuangan yang mengukur kinerja internal organisasi yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas utama yang ditetapkan manajemen.
Rasio Leverage
Rasio pinjaman kapital merujuk pada aktivitas-aktivitas pendanaan dengan uang pinjaman.

Filosofi Pengendalian yang Berubah
Pengendalian Birokratis
Pengendalian Terdesentralisasi
Penggunaan peraturan, kebijaksanaan, hierarki wewenang, sistem penghargaan, dan alat-alat formal lain untuk mempengaruhi perilaku karyawan dan menilai kinerja.
Penggunaan budaya organisasional, norma-norma kelompok, dan fokus tujuan, daripada peraturan dan prosedur untuk membantu pemenuhan tujuan-tujuan organisasional.

Manajemen Kualitas Total
TQM adalah komitmen seluruh organisasi untuk menanamkan kualitas dalam setiap aktivitas lewat perkembangan yang berkelanjutan.
      Filosofi TQM :
1.      Kerja sama tim
2.      Meningkatkan kepuasan pelanggan
3.      Menurunkan biaya
      Teknik-Teknik TQM
ƒ  Lingkaran Kualitas
Sebuah kelompok yang terdiri dari 6 sampai 1 karyawan sukarela yang bertemu secara rutin untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah-masalah yang mempengaruhi kualitas mereka.
ƒ  Benchmarking
Proses pengukuran produk, layanan da praktik yang berlangsung terus-menerus terhadap kompetitor-kompetitor utama atau pemimpin-pemimpin industri.
ƒ  Sigma Enam
Pendekatan pengendalian kualitas yang menitikberatkan pengejaran terus-menerus akan kualitas yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.
ƒ  Waktu Siklus
Langkah-langkah yang diambil untuk menyelesaikan proses perusahaan.
ƒ  Perbaikan Berkelanjutan
Implementasi perbaikan dan peningkatan kecil dalam jumlah besar di seluruh bidang dalam organisasi yang terjadi secara terus-menerus.

Berbagai Kecenderungan dalam Pengemndalian Keuangan dan Kualitas
R  Standar-Standar Kualitas Internasional
ISO 9000 – Serangkaian standar internasional untuk sistem amanajemen kualitas, yang menentukan garis pedoman yang sama untuk proses-proses guna memastikan bahwa produk-produk memenuhi persyaratan pelanggan.
R  Sistem-Sistem Pengendalian Keuangan yang Baru
ð  EVA – Nilai Tambah Ekonomi
Sistem pengendalian yang mengukur kinerja yang dipandang dari laba setelah pajak dikurangi biaya modal yang didinvestasikan dalam aktiva-aktiva nyata dan akrual.
ð  MVA – Nilai Tambah Pasar
Sistem pengendalian yang mengukur perkiraan pasar mengenai nilai masa lalu perusahaan dan proyek-proyek investasi modal perusahaan yang diharapkan.
ð  ABC – Penentuan biaya produksi berbasis aktivitas
Sistem pengendalian yang mengidentifikasikan berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk menyediakan produk dan mengalokasikan biaya yang sesuai.



 

Blog Archive

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About