Pages

Kamis, 21 Februari 2008

MAKALAH IsBD : KELUAR DARI OPEC

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh swt, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Indonesia dalam Globalisasi “. Dalam makalah ini penulis membahas  dampak globalisasi terhadap bahasa dan kebudayaan Indonesia. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, serta sebagai sumbangsih pemikiran terhadap pudarnya kebudayaan oleh globalisasi yang seharusnya menjadi pandangan hidup orang Indonesia. Dan semoga makalah ini dapat menjadi sebuah pijakan berpikir untuk perubahan kearah yang lebih baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Namun, besar harapan kami agar tulisan ini diterima dan nantinya bermanfaat oleh semua pihak.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.



Surabaya,  Mei 2008

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
         Setiap bangsa di dunia memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan bermasyarakat. Karena manusia adalah makhluk social, pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang, Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini , seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya.
         Berbeda dengan bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidup pada suatu asas cultural yang melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai cultural yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan hasil karya bangsa Indonesia itu sendiri yang menggambarkan keragaman suku yang ada di Indonesia ini sesuai dengan pancasila sila ke-3 yang berbunyi “persatuan Indonesia” .
   Keragaman ini tidak lantas membuat bangsa Indonesia menjadi terpecah belah, namun malah sebaliknya. Terdapatnya banyak perbedaan di Indonesia malah membuat bangsa ini menjadikan perbedaan tersebut sebagai alat pemersatu. Hal ini di perkuat dengan adanya semboyan “bhinneka tunggal ika” yang mempunyai makna “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.
         Sejalan dengan perkembangan zaman, kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa terhindar dari pengaruh arus globalisasi yang sudah mendunia ini. Kemajuan teknologi semakin berkembang dan canggih yang dapat mempermudah penyampaian informasi tanpa batas, sehingga kebudayaan dari luar mudah masuk dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat sehingga semakin lama kebudayaan bangsa sendiri semakin terabaikan.
Hal ini diperkuat oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan generasi muda khususnya, yang kebanyakan kurang mencintai budaya dan bahasa nasional. Mereka beranggapan bahwa dengan memakai produk asing dan menggunakan bahasa asing akan menimbulkan kebanggaan tersendiri dan memperoleh pengakuan dunia modern. Dengan banyak nya generasi muda saat ini yang banyak meniru perilaku bangsa luar dan mengabaikan budaya Indonesia, bukan tidak mungkin suatu saat nanti budaya bangsa lama kelamaan akan hanya menjadi sebuah kenangan saja.
1.2.   Rumusan masalah
1.      Mengapa merk dan gaya berpakaian luar negeri lebih diminati oleh sebagian besar orang Indonesia ?
2.      Mengapa kebanyakan orang Indonesia lebih bangga menggunakan bahasa inggris dari pada bahasa Indonesia ?
1.3.   Tujuan Penulisan

1.4.   Manfaat penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa tahu dan sadar bahwa globalisasi memberikan dampak yang buruk jika tidak didahului dengan rasa cinta tanah air

2. Bagi masyarakat
Agar masyarakat menyadari bahwa memaknai globalisasi tidak hanya terbatas pada budaya dan bahasa, tetapi masih banyak hal lain yang kita adopsi di negara kita,teknologi misalnya, tanpa harus meninggalkan bahasa dan budayanya sendiri.

BAB II
                               PEMBAHASAN

OPEC sebenarnya sebuah organisasi bergengsi ketika OPEC mampu mengendalikan harga minyak dengan kuotanya, namun saat ini OPEC sepertinya tidak banyak mempengaruhi harga minyak. Juga ketika Indonesia sudah menjadi net importir Indonesia masih tercatat sebagai anggota OPEC. Tetapi, menjadi net exportir bukanlah syarat keanggotaan OPEC. Jadi sepertinya asalkan anggotanya masih mengeksport minyak maka bisa menjadi anggota. Indonesia saat ini pun sebenarnya juga masih mengeksport minyak namun juga mengimpor minyak, baik dalam bentuk minyak mentah maupun BBM (refined).
OPEC merupakan kartel negara-negara yang menginginkan harga minyak tetap tinggi, sehingga posisi Indonesia yang juga sekaligus mengimpor minyak, malah berdampak negatif.
Indonesia terikat kewajiban membayar iuran cukup besar yang dikaitkan dengan volume produksi minyak. Meski Indonesia juga mendapat keuntungan ketika melakukan negosiasi dengan anggota OPEC lainnya. Namun mengkhawatirkan rencana tersebut merupakan upaya pemerintah mengalihkan perhatian publik dari isu kenaikan harga BBM. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang mempertimbangkan keluar dari keanggotaan OPEC.
Indonesia kini tidak lagi murni mengekspor minyak, tetapi juga negara pengimpor minyak dalam jumlah cukup besar. Rencana keluar dari OPEC merupakan keputusan rapat kabinet di Kantor Presiden yang juga mengambil keputusan akan menaikkan harga BBM bersubsidi secara terbatas.
Namun, Indonesia mempertimbangkan kembali menjadi anggota OPEC, setelah produksi minyak meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Pokok masalahnya adalah warga Indonesia itu tidak mau diajak maju dan tidak mau berkorban sedikit saja seperti persoalan pembagian gas gratis. Tinggal beli kompor sama gas 15000 tiap minggu saja tidak mau padahal pendapatannya akan meningkat karena menggunakan kompor gas karena lebih cepat matang bagi yang jualan gorengan atau masakan lain. Kembali ke permasalahan semula, memang subsidi minyak harus dikurangi atau mungkin dihilangkan karena itu akan membuat negara makin miskin saja.Yang harus dilakukan pemerintah sekarang adalah mengurangi rasa sayang yang berlebihan kepada rakyatnya dengan menaikkan harga minyak semaksimal mungkin atau paling tidak mengurangi subsidi BBM karena negara kita perlu uang untuk membuka sesuatu yang spesial di mata dunia seperti pembutan pesawat terbang jadi Indonesia tidak perlu impor pesawat lagi dari luar.
Sebaiknya tidak keluar karena apa?
1. Indonesia mendapat keuntungan di OPEC untuk impor minyak karena negosiasi bisa lebih mudah
2. Indonesia masih berpeluang untuk meningkatkan produksi minyak
3. Indonesia sudah mendapat status anggota penuh, jika misal keluar dari keanggotaan OPEC untuk kembali masuk akan susah.
4. Isu keluar dari OPEC sebenarnya hanya cara pemerintah untuk mengalihkan isu kenaikan BBM
Indonesia saat ini memang sedang kesulitan berat dalam pengelolaan sumberdaya energi. Saat ini kebutuhan energi didalam negeri hampir 40% masih didominasi oleh minyak bumi. Sedangkan sisa lainnya dipenuhi dari batubara (yang mulai meningkat sejak 1980an), Gas lebih banyak dijual karena biasanya gas itu dijual dengan sistem kontrak. Karena sistem kontrak ini, maka harga gas tidak bisa serta-merta naik seperti harga minyak.
Harga minyak yang saat ini disekitar 120USD/barrel sudah tidak realistis. Karena harga minyak saat ini pun sudah menggunakan “future trading” atau sistem ijon. Membeli untuk kebutuhan tiga bulan mendatang. Dan karena “ketakutan” tidak mendapat jatah di masa mendatang inilah yang menyebabkan harga minyak menanjak. Demikian juga dengan batubara yang ikutan melonjak. Tapi lagi-lagi gas yang menjadi andalan eksport Indonesia tidak bisa menolong kenaikan harga energi ini.
Fluktuasi harga minyak saat ini banyak yang menduga akibat beberapa faktor antara ain supply minyak yang terganggu akibat produksi Shell di Nigeria, nilai US dollar yang melemah, serta kebutuhan (demand) dimasa mendatang yang tidak pasti atau keraguan mendapatkan pasokan energi primer.


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
3.2 Saran

BAB II
PEMBAHASAN

Seperti telah diuraikan dalam bab pendahuluan sebelumnya, globalisasi memiliki dampak yang sangat luas sekali dan berpengaruh tidak hanya pada satu atau dua bidang saja. Dampak globalisasi dapat berpengaruh dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas.
Dalam bab ini yang akan dibahas adalah dampak dari globalisasi terhadap budaya dan bahasa, yaitu sejauh mana globalisasi ini mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia berkaitan dengan dua hal tersebut. Dalam pembahasan mengenai kedua ruang lingkup permasalahan dari dampak globalisasi, yaitu budaya dan bahasa, penulis mengambil satu contoh  untuk masing-masing permasalahan.
Untuk pembahasan mengenai dampak globalisasi terhadap budaya, penulis mengambil contoh penggunaan merek dagang luar negeri yang lebih banyak diminati oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Sedangkan untuk pembahasan mengenai dampak globalisasi terhadap bahasa, penulis mengambil contoh bahasa Inggris yang sekarang ini semakin banyak digemari oleh generasi muda bangsa ini untuk dipelajari dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Pembahasan lebih lanjut tentang permasalahan tersebut akan dijelaskan dalam bab ini.

Globalisasi dan budaya
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
   Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain merupakan salah satu ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan. Mode merupakan salah satu poin yang berkembang sangat pesat dan dapat dilihat secara kasat mata di Indonesia yang merupakan negara dengan aliran informasi tinggi sebagai sarana penyalur globalisasi.

·               Budaya berpakaian masyarakat Indonesia jaman dahulu
Kebaya adalah blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia dan Malaysia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni. Dipercaya kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang lalu. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat.
Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni.
·               Pengaruh globalisasi terhadap fashion Indonesia
Seiring berkembangnya zaman dan semakin pesatnya pesat dan cepatnya pertumbuhan globalisasi di Indonesia, pakaian adat Indonesia tidak lagi digemari oleh masyarakat Indonesia. Fashion dunia saat ini sedang trend sebagai imbas globalisasi yang begitu cepatnya berputar dalam masyarakat Indoneia, inilah penyebab utama semakin tersisihnya kebaya dan batik sebagai pakaian tradisional Indonesia. Merek-merek luar negeri lebih dominan dan lebih di gemari oleh konsumen pakaian dalam dunia fashion daripada merek dalam negeri. Merek luar seakan memiliki prestige tersendiri bagi si pemakai. Sungguh ironi bagi Indonesia yang memiliki begitu banyak keanekaragaman budaya serta banyaknya penduduk yang seharusnya dapat menjadi sumber kreativitas yang tak terbatas.
Penampilan menyiratkan kepribadian bisa dijadikan ungkapan yang tidak asing di telinga tetapi memang tidak selamanya benar. Segala aktifitas kehidupan manusia menjadi obyek fashion mengingat pakaian dan perlengkapanya sudah menjadi kebutuhan mendasar sejak manusia dilahirkan bahkan bisa menjadi simbol identitas. Merek luar yang lebih popular di kalangan Indonesia pun lama-kelamaan akan menjadi gaya hidup yang dapat menggerus rasa nasionalisme dan kebanggaan akan budaya Indonesia. Oleh karena itu, penjualan produk dalam negeri pun menurun.
     Alasan-alasan mengapa masyrakat Indonesia lebih menyukai produk serta merek luar negeri adalah:
1.   Otak masyarakat sudah terkontaminasi dengan pikiran bahwa merek Indonesia itu jelek, merek luar lebih bagus mutunya daripada merek lokal. Mutu pakaian Indonesia sangat kalah jauh dibanding merek dalam negeri. Padahal, merek-merek luar itu sebenarnya dibuat dan diolah di Indonesia, baru dikirim ke luar untuk diberi merek.
2.   Harga merek luar dan merek lokal bersaing ketat sedangkan mutu merek lokal sangat rendah. Sehingga masyarakat berpikir lebih baik membeli merek luar yang terjamin mutunya dengan harga yang relatif sama dengan merek lokal yang bersifat mudah rusak dan sementara. Indonesia tidak memiliki strategi harga pasar.
3.   Merek luar biasanya dikaitkan dengan harga yang melambung tinggi, sehingga hanya orang-orang dengan berpenghasilan tinggi saja yang mampu membeli merek luar tersebut. Hal inilah yang menimbulkan prestige luar biasa pada siapa saja yang menggunakan merek luar. Padahal, banyak merek luar yang telah dibajak pedagang lokal untuk meningkatkan penjualan.
4.   Tidak ada proteksi merek lokal oleh pemerintah Indonesia. Pembajakan sendiri telah menjadi budaya di Indonesia. Tidak hanya merek luar saja yang dibajak, merek lokal pun juga telah dibajak oleh pihak tak bertanggung jawab. Bagaimana kita mau berkembang jika merek lokal buatan anak negeri saja juga dibajak. Padahal, merek lokal itulah yang nantinya menjadi ikon yang mengingatkan kita kepada bangsa Indonesia.
5.   Tidak banyak merek-merek fesyen yang dikhususkan untuk anak-anak hadir di Indonesia. Apalagi yang desainnya dibuat oleh perancang lokal. Kebanyakan merek pakaian anak memang berasal dari mancanegara. Untuk urusan ini, Indonesia tampaknya memang tertinggal. Padahal, banyak perancang lokal berprestasi dan ikut ajang fesyen internasional. Masalahnya, desainer umumnya fokus pada kebutuhan orang dewasa. Padahal, peluang memasarkan produk, termasuk dengan target market anak-anak, terbuka lebar di negara dengan penduduk banyak seperti Indonesia.
6.   Pemikiran bahwa pemakaian kain batik, kebaya, serta pakaian adat lainnya dianggap ketinggalan jaman serta pemakainnya yang tidak praktis serta tidak nyaman. Kurangnya inovasi di fashion Indonesia telah mengurangi minat konsumen untuk membeli pakaian yang mencerminkan budaya Indonesia.
Globalisasi dan Bahasa
Bahasa adalah sebuah alat bagi manusia untuk bisa berinteraksi (komunikasi) dengan manusia yang lain. Bahasa menunjukkan pula ciri suatu bangsa dan budaya di sebuah negara. Seiring perkembangan hidup manusia yang bergerak ke arah yang lebih maju, bahasa secara langsung akan ikut berkembang mengikuti perkembangan hidup manusia sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah menyemangati para pejuang kemerdekaan dalam menyalakan api perjuangan. Bahasa Indonesia mampu menyatukan berbagai kelompok etnis yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasa dalam satu kesatuan bangsa. Semangat itu telah menjiwai para pejuang pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta. Dalam Sumpah Pemuda itu dinyatakan pengakuan terhadap satu tanah air dan satu bangsa Indonesia, serta menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pernyataan ketiga itu mengandung makna: (1) pengutamaan bahasa Indonesia di atas kepentingan bahasa-bahasa lain dan (2) memberi peluang penggunaan bahasa asing untuk keperluan tertentu.
Kita ketahui bersama-sama bahwasanya saat ini kondisi masyarakat Indonesia maupun dunia sudah memasuki apa yang disebut era globalisasi. Pengertian globalisasi adalah proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat. Termasuk di dalamnya "keharusan" semua bangsa di dunia hanya menggunakan satu bahasa universal yaitu bahasa Inggris. Artinya, bahwa secara implisit proses globalisasi akan membuat dunia menjadi seragam dan menghapus identitas maupun jati diri suatu bangsa. Kebudayaan lokal termasuk bahasa nasional (Indonesia) akan ditelan oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global.
Bahasa Indonesia yang berposisi sebagai bahasa nasional sangat berperan penting dalam menentukan perkembangan bahasa itu sendiri. Namun, realita yang ada saat ini mengimperatifkan kenyataan perkembangan bahasa nasional di Indonesia, tingkat pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari semakin menunjukkan kemunduran. Hal ini disebabkan selain tingkat pemahaman yang kurang terhadap bahasa Indonesia, mayoritas masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa asing (khususnya bahasa Inggris) untuk digunakan dalam tuturan sehari-hari. Penggunaan bahasa asing makin mendesak ruang penggunaan bahasa Indonesia. Kebanggaan masyarakat akan bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa telah memudar di sebagian anggota masyarakat dan era globalisasi perlahan-lahan akan mengikis kecintaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Sebagai contoh: sering kita lihat anak muda Indonesia lebih suka mengucapkan mal (baca : mol), daripada pusat perbelanjaan. Mereka berpandangan bahwa di era globalisasi, memakai bahasa asing dalam tuturan sehari-hari lebih menjanjikan, prestisius (keren), dan menguntungkan dalam segi ekonomi.
Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya fenomena-fenomena negatif yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa Inggris, walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
b. Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia.
c. Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
d. Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna.
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya dan maju mundurnya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Setiap warga negara Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam membina dan mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-usaha ini, antara lain dengan meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era globalisasi ini, yang sangat ketat dengan persaingan di segala sektor kehidupan. Maju bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa, kacau pulalah bangsa. Keadaan ini harus disadari benar oleh setiap warga negara Indonesia sehingga rasa tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia akan tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai bahasa Indonesia. Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia pun akan bertambah besar dan bertambah mendalam. Sudah barang tentu, ini semuanya merupakan harapan bersama, harapan setiap orang yang mengaku berbangsa Indonesia.
Oleh karena itu, selain peran aktif dari penutur dengan terus menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, peran yang sangat penting dalam mengantisipasi musnahnya bahasa Indonesia adalah pemerintah. Dalam hal ini, kebijakan-kebijakan strategis pemerintah terhadap upaya pelestarian bahasa-bahasa nasional di Indonesia, menjadi kata kuncinya. Sebagai pengatur regulasi, pemerintah harus bisa memopulerkan kembali pemakaian bahasa nasional kepada masyarakat penuturnya. Salah satu upaya menjaga agar bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa-bahasa asing (khususnya bahasa Inggris) ialah pengukuhan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat pendukungnya, yaitu di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Upaya menanamkan rasa kecintaan terhadap bahasa kebangsaan itu, antara lain, dilakukan melalui peningkatan mutu kampanye “penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar” ke seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di tiap daerah-daerah. Pemerintah juga terus melakukan pengajaran kepada masyarakat tentang bahasa Indonesia karena pengajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan penguatan identitas lokal dan melindungi budaya-budaya daerah serta mengembangkan dan meningkatkan konsep pluralisme serta toleransi masyarakat. Sehingga, bahasa Indonesia akan mampu menjadi bahasa pengantar perdagangan bebas di bumi Indonesia pada era globalisasi. Upaya perluasan penggunaan bahasa Indonesia ke luar masyarakat Indonesia merupakan langkah memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing yang pada gilirannya akan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan luas di dunia internasional.

Minggu, 10 Februari 2008

Tugas Pengantar Manajemen : Etika Bisnis Perusahaan di Maskapai Penerbangan Garuda

Sarana transportasi memang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena selain mempermudah kita dalam berpergian ke suatu tempat serta dapat menghemat waktu dibandingkan berjalan kaki. Tetapi bukan hanya hal positif yang kita dapat tetapi juga dampak negatif, misalnya untuk masalah keamanan.
            Memang pemerintah khusus membentuk badan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Tranportasi) tetapi itu saja tidak menjamin para penumpang akan selamat hingga ditujuan. Akhir-akhir ini kita sering mendengar tentang kecelakaan yang sumbernya adalah alat trasportasi, tidak membedakan antara darat, laut, dan udara semua memiliki probabilitas yang sama untuk terjadinya kecelakaan.

Mengapa kita memilih transportasi udara dengan maskapai pesawat Garuda?
            Karena pesawat terbang selain cenderung eksklusif serta memiliki kenyamanan lebih, juga mempunyai tingkat keamanan yang seharusnya lebih dibandingkan dengan alat transportasi lain. Tetapi pada kenyataannya justru berita terkini menyampaikan bahwa pesawat memiliki resiko yang lebih tinggi dari tingkat keamanan. Dibawah ini adalah salah satu kasus yang kami angkat.

Contoh Kasus :
Musibah terbakarnya pesawat garuda Boing 737-400 yang terjadi di Bandara Adisucipto, Jogjakarta, tanggal 7 Maret 2007 dan menewaskan 21 orang, diduga karena pilot error. Kecelakaan yang menimpa pesawat jurusan Jakarta - Jogjakarta dengan nomor penerbangan GA 200 itu seakan melengkapi musibah transportasi di Indonesia

Kronologis kejadian:
Dialami garuda terjadi sekitar pukul 06.55, ketika landing di Bandara Adisucipto. Dari informasi yang telah ada, pesawat yang dipiloti kapten M. Marwoto Komar itu terlihat oleh ketika masih diudara. Begitu menyentuh landasan, ban depan pesawat pecah dan keluar percikan api. Selain itu, pesawat sempat memantul 3 kali hingga akhirnya berhenti di area persawahan dusun Bakungan, sekitar 300 m dari ujung landasan. Begitu pesawat mulai terbakar, para penumpang langsung berhamburan keluar dari pintu darurat mencoba menyelamatkan diri.
Pembahasan
            Pada contoh kasus diatas banyak pihak - pihak yang terkait salah satunya adalah pilot, karena nyawa dari ratusan penumpang ada di kedua tangannya. Menurut informasi yang dihimpun serta dipublikasikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan bahwa pilot M. Marwoto Komar pingsan sesaat setelah pesawat mendarat. Pilot baru sadar saat pramugari mengingatkan beliau agar segera keluar dari pesawat yang mulai terbakar. Faktor lain yang menguatkan dugaan human error adalah pernyataan dari Meteorologi Lanud Adisucipto bahwa saat pesawat Garuda Boeing 737 – 400 GA 200 akan mendarat, cuaca dinyatakan clear. Tidak ada tanda- tanda angin yang membahayakan penerbangan ataupun turbulence (turbulensi) atau windshear (angin gunting). Turbulence dikenal sebagai puntiran angin yang mampu membabat pesawat saat di udara.
            Pernyataan yang dikeluarkan oleh Kapten Subakir juga menunjukan hasil yang sama dengan Badan Meteorologi Adisucipto. Data prakiraan cuaca dari Automatic Terminal Information Service (ATIS) di Jogja saat kejadian menunjukan cuaca cerah. Perubahan cuaca selalu dideteksi setiap waktu dan dilaporkan setiap setengah jam sekali dalam bentuk flight document melalui tower. Peristiwa kecelakaan diyakini bukan disebabkan oleh angin. Kondisi angin saat itu adalah 05,05 persen , dengan kecepatan 5 knot. Selain itu juga tidak ada kontak serius mengenai trouble pesawat antara pilot dengan pihak Air Traffic Control (ATC).
            Tanggung jawab para pilot serta awak pesawat pun boleh diragukan. Diberitakan bahwa pilot serta seluruh awak pesawat selamat karena berhasil keluar sesaat setelah pesawat terbanting. Mereka meninggalkan penumpang yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya di dalam pesawat yang akan segera meledak.                

Tanggung jawab sosial

            Sekarang mari kita kembali pada masalah tanggung jawab sosial. Pada satu sisi, konsep dari tanggung jawab sosial perusahaan, seperti etika, mudah dipahami. Artinya menjadi sebuah perusahaan yang baik. Definisi formal dari tanggung jawab sosial (social responbility) adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkan kesejahteraan dan masyarakat.
           
Pihak – pihak yang berkepentingan  terhadap organisasi
            Organisasi – organisasi maju memandang lingkungan internal dan eksternal sebagai suatu keragaman pihak – pihak yang berkepentingan ( stakeholders)
            Pihak – pihak berkepentingan lainnya adalah pemerintah dan masyarakat. Hampir semua perusahaan muncul hanya dengan anggaran dasar yang layak serta lisensi dan beroperasi dengan dibatasi oleh undang – undang keselamatan, persyaratan perlindungan lingkungan dan undang – undang serta peraturan lain dalam sektor pemerintah.

  • Tanggung jawab ekonomi
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi (economic responbilities) adalah unit ekonomi dasar masyarakat. Tanggung jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat dan memaksilkan laba bagi pemiliknya serta pemegang saham.

  • Tanggung jawab etika
            Tanggung jawab etika (etical responsibilities) meliputi perilaku yang tidak perlu disusun dalam undang – undang dan boleh tidak melayani kepentingan ekonomi  langsung perusahaan. Untuk menjadi etis, para pembuat keputusan organisasi harus bertindak atas dasar kesetaraan, keadilan, dan tidak memihak, menghormati hak –hak individu, dan memberikan perlakuan yang berbeda hanya jika relevan dengan tugas dan tujuan organisai. Perilaku yang tidak etis timbul ketika keputusan memungkinkan individu atau perusahaan mendapat keuntungan dengan mengorbankan masyarakat.

Tindakan perusahaan terhadap tuntutan sosial :

1.      Obstruktif
Perusahaan yang menerapkan respon obstruktif menolak semua tanggung jawab, menolak keabsahaan dari bukti – bukti pelanggaran dan memunculkan upaya – upaya untuk merintangi penyelidikan. Perusahaan itu membangun pertahanan di sekelilingnya, menentang semua bukti dan meyakinkan publik bahwa produk itu aman dan efektif. Perusahaan juga tidak melakukan usaha untuk menanggapi investigasi.

2.      Defensif
Perusahaan mengakui beberapa kesalahan yang berkaitan dengan keterlanjuran atau kelalaian. Perusahaan memangkas kerugiannya dengan mempertahankan dirinya, tetapi tidak obstruktif

3.      Akomodatif
Perusahaan menerima tanggung jawab sosial atas tindakannya, meskipun mungkin hal itu dilakukan karena tekanan eksternal. Perusahaan yang menerapkan tindakan ini mencoba untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi, legal dan etika

4.      Proaktif
Perusahaan memimpin penyelesaian masalah – masalah sosial.

Solusi

Garuda Indonesia Airways (GIA) telah mengambil tindakan ekonomi serta etika. Tanggung jawabnya ditunjukkan dari tindakan sebagai berikut :
  • Tanggung jawab ekonomi
    • Menyantuni ahli waris korban yang meninggal dunia sebesar 21 orang sebesar Rp. 650.000.000,-
    • Menanggung biaya perawatan korban yang terluka
  • Tanggung jawab etika
    • Pemuatan iklan permintaan maaf dan turut berduka cita sebesar setengah halaman di sebagian Koran kota besar
    • Permintaan maaf sang pilot pesawat naas tersebut di stasiun – stasiun televisi nasional
    • Pemeriksaan ulang kelaikan seluruh pesawat maskapai Garuda

Selain itu, sifat yang diambil Garuda dalam mengatasi masalah ini adalah akomodatif karena memang Garuda telah memenuhi tanggung jawab ekonomi, legal dan etika seperti yang telah dijelaskan diatas. Namun kebijakan ini diambil Garuda setelah derasnya cacian serta tuntutan para keluarga penumpang pesawat.
Sebaiknya semua kecelakaan ini menyadarkan pemerintah Indonesia untuk segera memperbaiki system penerbangan di Indonesia. Semua low – cost carrier harus diperiksa. Apakah tindakan efisiensi mereka sudah berdampak terlalu jauh pada keselamatan penumpang. Sejauh ini, maskapai Garuda lah yang dinyatakan terbaik karena mengenakan harga tertinggi. Namun setelah peristiwa jatuhnya GA 200, sepertinya bepergian dengan pesawat terbang sudah dihapus dari pikiran sebagian masyarakat Indonesia. Apabila yang dianggap terbaik ternyata jatuh pula, bagaimana dengan para maskapai very – low – cost carrier lainnya?

Setidaknya audit terhadap 22 freight carrier di Indonesia telah cukup membawa bukti.  Kini saatnya pemerintah untuk bertindak. Tidak hanya maskapainya saja, namun juga seluruh awak penerbangan dan juga masyarakat sendiri.

Tugas Kewirausahaan : Bahasan Perusahaan MARTHA TILAAR GROUP


Dalam kesempatan ini, kelompok kami akan membahas mengenai usaha Martha Tilaar Group (MTG). MTG ini resmi didirikan pada tahun 1971 oleh DR (H.C.) Martha Tilaar yang lahir di Gombong-Kebumen, Jateng, 4 September 1937. Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang “Fashion and Artistry” dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984, ini memulai operasi bisnisnya dari titik nol. Bermula di garasi rumah ayahnya berukuran 6 x 4 meter, terletak di Jakarta Pusat. Martha, yang semasa kecilnya dikenal sebagai gadis tomboy dan ‘elek’ mendirikan sebuah salon kecantikan sederhana “Martha Salon”, persis pada 3 Januari 1970. Di sini ia sekaligus membuat pula produk-produk kecantikan dari bahan alam. Tak lama, dua tahun kemudian 1972 ia membuka salon kedua di daerah Jakarta Selatan. Pada 22 Desember 1981 PT Martina Berto membuka pabrik kosmetika pertama di Jakarta Timur yang diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik saat itu istri Wakil Presiden Adam Malik. Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki kerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma sekaligus pemiliknya. Mereka sepakat membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar kembali membuka pabrik kedua di daerah yang sama yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah. Sepanjang tahun 1988-1995 PT Martina Berto berkesempatan mengakuisisi sejumlah perusahaan, seperti PT Kurnia Harapan Raya, PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Cedefindo, PT Estrella Lab, dan PT Kreasi Boga. Kemudian, pada tahun 1999 Martha Tilaar beserta anggota keluarga berkesempatan membeli seluruh saham PT Kalbe Farma yang ada pada PT Martine Berto. Total sampai tahun 2007, telah berhasil didirikan sekitar 42 franchise Martha Tilaar Salon and Day Spa di Indonesia maupun luar negeri seperti Malaysia, Jepang, Hongkong serta sejumlah negara lainnya. Grup usaha ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan. hingga akhir tahun 2007 omzet Martha Tilaar Group (MTG) mencapai angka Rp700 miliar. Karena perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan lebih dari 20% pertahun selama lebih dari 5 tahun secara berturut-turut maka bisnis tersebut tergolong pertumbuhan sangat cepat (Rapid Group Firm)
Perusahaan ini yang menggunakan gaya kepemimpinan Indonesia dengan filosofi moral yaitu DJITU (Disiplin, Jujur, Iman/inovatif, Tekun, Ulet) bagi segenap karyawan untuk mencapai visi misi yang telah digariskan oleh perusahaan. Budaya di perusahaan ini adalah KEKELUARGAAN. Peran atasan khususnya Martha adalah juga sebagai ibu. Tegur sapa, keakraban dan saling mengenal antar karyawan MTG, yang kini jumlahnya 6000 orang, adalah suatu keharusan. Dan MTGpun menerapkan sistem REWARD dan PUNISHMENT bagi karyawan yang berprestasi dan tidak disiplin.
Cita-cita yang ingin diwujudkannya oleh Martha Tilaar sendiri yakni menjadi Perusahaan Kosmetik Terkemuka di Dunia yang Bernuansa Ketimuran dan Alami, melalui pemanfaatan teknologi modern dan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai sarana peningkatan nilai tambah bagi pelanggan. Kesuksesan yang diraih oleh Martha Tilaar pun tidak luput dari berbagai macam tantangan. Adapun tantangan yang dihadapi terutama adalah menjaga kualitas bahan baku yang dikarenakan produknya menggunakan lebih dari 90% bahan alami berasal dari tumbuh-tumbuhan. Selain itu juga mengubah image masyarakat Indonesia yang memandang rendah produk local menjadi menjadi menghargai dan mencintai produk dalam negeri. Serta tantangan lainnya kepopularitasan obat herbal tradisional asal Tiongkok. Dan menjaga stabilitas harga agar dapat bersaing dengan produk pesaing. Namun pihaknya tetap optimis, bahkan di tahun 2008 ini Martha berobsesi untuk meningkatkan laba hingga 20%. 

Strategi pertumbuhan yang diterapkan Martha Tilaar Group dibagi menjadi 2 yakni, strategi pertumbuhan internal dan strategi pertumbuhan eksternal.

Strategi Pertumbuhan Internal
-          Perkembangan produk baru dari Martha Tilaar Salon Day Spa, yakni Coffee Lemon Treatment, Chocolate Rose dan Stone Message Treatment
-          Perkembangan produk yang telah ada seperti perkembangan IPTEK, meningkatkan kualitas produk dengan memadukan ekstrak jamu dan kosmetik dari bahan alami dengan dengan teknologi modern.
-          Perkembangan internasional
Martha Tillar salon and Day Spa telah merambah pasar luar negeri seperti membuka cabang di Malaysia, Jepang, Hongkong, Darussalam, Filipina dan Los Angeles, Amerika Serikat serta sejumlah negara lainnya.

Strategi Pertumbuhan Eksternal
-          Strategi dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan, seperti PT Kurnia Harapan Raya, PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Cedefindo
-          Karena termasuk usaha yang sukses, Martha Tilaar Group memberikan merk dagang dan methode berbisnis dalam bentuk franchising agar dapat lebih berkembang lagi dan mendapatkan royalti.

Sekian makalah yang dapat kami sampaikan mengenai pengelolaan dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis Martha Tilaar Group. Kami menyadari bahwa apa yang kami sampaikan masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik, saran, dan masukan positif yang membangun sangat kami nantikan dari para pembaca untuk melengkapi informasi dalam makalah ini. Akhir kata kelompok kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga makalah ini dapat berguna bagi kelompok kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.

                      

                                

REFERENSI :
-          www.marthatilaar.com
-          www.myrmnews.com

-          Media Indonesia

Selasa, 05 Februari 2008

Tugas Kewirausahaan : Create a Business KADOKU

BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.1  Profil Perusahaan
Setiap orang memiliki keinginan dan masing-masing dari mereka berusaha mewujudkan kebahagiaan yang mereka idamkan.Tak jarang kebahagiaan itu diwujudkan melewati orang lain. Hubungan antar manusia yang saling memberi dan menerima membuat sebuah perwujudan kebahagiaan.
Kadangkala ada sebuah pemberian berupa bingkisan yang dikemas sedemikian rupa untuk diberikan pada orang atau pihak yang dituju. Bingkisan yang diberikan berbagai macam bentuk dan ukuran dikemas sedemikian rupa sehingga Si Penerima merasa bahagia dan istimewa menerimanya. Namun tidak setiap orang memiliki keahlian dan waktu mengemas bingkisan itu dengan indah.
Kenyataan di ataslah yang membuat kami melihat adanya suatu peluang bisnis. Untuk itu kami terdorong untuk membuat suatu perusahaan kecil yang menyediakan kotak penbungkus bingkisan yang dikemas sedemikian ruipa sehingga bingkisan tersebut menjadi lebih cantik, mudah dikemas dan aman.

Data Singkat Perusahaan

        Nama Badan Usaha          :   Kadoku
        Bidang Usaha                   :   Pengemasan dan pembungkusan bingkisan
        Motto                                :   Kado Cantik, Makin Menarik
       
Kadoku, Perusahaan pengemasan bingkisan didirikan bersama oleh 7 mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen, yaitu Nurul, Friska, Nurfi, Nila, Rini, Nona, danYustina
Bisnis ini menjual kotak yang biasa digunakan untuk membungkus bingkisan dengan kemasan yang apik, cantik, dan menarik.
Kadoku menyediakan berbagai macam kotak untuk bingkisan yang terbuat dari kertas kado dan kertas lainnya. Selain itu, Kadoku menyediakan pelengkap bingkisan berupa bunga maupun pita yang biasa digunakan sebagai pemanis bingkisan.
Lokasi perusahaan yang berada dikawasan militer dan pejabat mendukung hal tersebut. Kebanyakan, kultur yang ada di lingkungan ini adalah para suami yang bekerja serta para istri yang sering berkumpul dalam berbagai acara. Mulai dari arisan, sampai resepsi. Kesempatan itulah yang ingin kami pakai dengan membuat perusahaan pengemasan bingkisan yang dapat mempermudah konsumen mengemas bingkisannya tanpa membuang banyak waktu.

VISI dan MISI
        VISI
Memberi kemudahan bagi para pemberi bingkisan untuk mengemasnya dengan cantik dan menarik.
       MISI
Membuat berbagai macam pengemasan kado agar lebih terlihat menarik dengan harga yang relatif terjangkau

     TARGET KE DEPAN
 1 tahun kedepan
Membuat inovasi yang lebih menarik dalam pembungkusan, misalnya bentuk bulat, hati, serta bentuk-bentuk unik lainnya.
5 tahun kedepan
Memperluas daerah pemasaran seperti membuka cabang didalam kota, dan luar kota bahkan sebagai komoditas ekspor.
10 tahun ke depan
Membuat franchise dan menjadi merk pembungkus kado terdepan yang selalu kreatif dan inovetif dalam berbagai situasi dan kondisi.

BAB 2
MANAJEMEN

2.1 BAGAN ORGANISASI
        Struktur organisasi Kadoku :

Staf pemasaran:

Nurfi
Rini

 

JOB DESCRIPTION
1.     Staf Pemasaran
o   Memasarkan produk dengan berbagai cara.
o   Mengusahakan agar produk diterima dan diketahui masyarakat
o   Menentukan strategi pemasaran
o   Mencari relasi, sponsor, dan hubungan kerjasama sebanyak mungkin.

2.     Staf keuangan dan akuntansi
o   Mengatur segala administrasi yang ada di perusahaan
o   Merangkap sebagai akuntan perusahaan maupun bagian perlengkapan
o   Mencatat segala transaksi dan keperluan serta skedul acara.

3      Tim Kreatif / operasional
o   Mendesain model dan tipe kemasan.
o   Bertanggung jawab atas segala yang berhubungan terhadap produksi.
o   Mengestimasi dan memproduksi produk.
o   Mengerjakan segala pesanan.

2 . 2 Manajemen Keuangan
Sumber keuangan perusahaan berasal dari modal bersama sebesar Rp.100.000,00. Modal tersebut digunakan untuk membeli berbagai kelengkapan yang diperlukan dalam proses pembuatan maupun bahan. Alat dan bahan tersebut diantaranya :


·         Gunting
·         Penggaris
·         Cutter
·         Lem
·         Isolasi
·         Kertas Kado (Bungkus)
·         Karton
·         Pita
·         Kartu Ucapan
·         Bunga Kering
·         Daun Kering



 

        Perusahaan tidak menggunakan karyawan maupun tenaga kerja, namun tiap pemilik modal akan mendapat pembagian keuntungan secara merata.
                                                                                      





Berikut adalah proyeksi neraca dan BEPnya :
PROYEKSI NERACA
-  KADOKU -
PER 31 DESEMBER 2007
AKTIVA
Aktiva Lancar
´        Kas                         Rp.1.000.000,00
Aktiva Tetap
´        Gunting                  Rp.     20.000,00
´        Lem                        Rp.     23.000,00
´        Kertas Kado           Rp.   150.000,00
´        Karton                    Rp.   200.000,00
´        Isolasi                     Rp.    50.000,00
´        Pita, bunga, daun    Rp.  100.000,00
´        Kertas Coklat          Rp.    50.000,00
´        Plastik                     Rp.    40.000,00
´        Kartu Ucapan          Rp.  100.000,00
´        Cutter                      Rp.    20.000,00
KEWAJIBAN
´        Utang Lancar         Rp.1.053.000,00
EKUITAS
´        Modal Nurul           Rp.100.000,00
´        Modal Friska           Rp.100.000,00
´        Modal Nurfi            Rp.100.000,00
´        Modal Nila              Rp.100.000,00
´        Modal Rini              Rp.100.000,00
´        Modal Nona            Rp.100.000,00
´        Modal Yustina        Rp.100.000,00
Total Aktiva                       Rp.1.753.000,00
Total Passiva                      Rp.1.753.000,00        




Biaya Tetap
Biaya Variabel
´        Gunting                    Rp.   20.000,00
´        Penggaris                 Rp. 100.000,00
´        Cutter                       Rp.   20.000,00
´        Lem                           Rp. 23.000,00
´        Kertas Kado              Rp.150.000,00
´        Karton                       Rp.100.000,00
´        Kartu Ucapan            Rp.100.000,00
´        Isolasi                         Rp. 50.000,00
´        Pita, Bunga, Daun     Rp.100.000,00
´        Kertas Coklat             Rp. 50.000,00
´        Plastik                        Rp. 40.000,00
Total                                      Rp.140.000,00
Total                                Rp.613.000,00

Biaya Tetap         : Rp.140.000,00
Biaya Variabel     : Rp.    6.130,00
Penjualan             : Rp. 7.000,00 ® 100 Unit
´  Untuk sementara kami menjual dengan harga promosi yang hanya mengambil untung yang sagat kecil untuk menarik minat konsumen dan memperhatikan respon yang terjadi.

Æ      BEP
»        Dalam Unit    = Biaya Tetap : (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
= Rp.140.000,00 : (Rp.7.000,00 - Rp.6.130,00)
= Rp.140.000,00 : Rp.870,00
= 160,9195402
= 161 unit
»                                                              Dalam Rupiah        = [Biaya Tetap : (Harga Per Unit - Biaya Variabel per Unit)] ´ Harga Jual
= [Rp.140.000,00 : (Rp.7.000,00 - Rp.6.130,00)] ´ Rp.7.000,00
= 160,9195402 ´ Rp. 7.000,00
= Rp.1.126.436,781
= Rp.1.127.000,00
Æ      Rasio Likuiditas
»        Current Ratio = Aktiva Lancar : Hutang Lancar
= 1.000.000 : 1.053.000
= 0,95
»        Cash Ratio     = Kas : Hutang Lancar
= 1.000.000 : 1.053.000
= 0,95

Æ      Rasio Solvabilitas
»        Total Debt to Total Assets Ratio      = Total Hutang : Total Aktiva
= 1.053.000 : 1.753.000
= 0,6
»        Debt to Equity Ratio = Total Hutang : Modal Sendiri
= 1.053.000 : 700.000
= 1,50

1.3. Manajemen Strategi
Sederhananya, bisnis kecil kami tidak jauh berbeda dengan binis kecil yang lain. Namun, kami mencoba mengambil sisi komplementer dari sebuah benda yang dibutuhkan di saat yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, sebuah cara pengemasan baru dari bingkisan.









BAB 3
MARKET ENVIRONMENT

3 .1 Latar Belakang
-    Kesibukan orang kota yang mengakibatkan kurangnya waktu untuk membungkus bingkisan yang ingin diberikan dengan lebih menarik, khususnya untuk para pria yang notabene kurang termapil membungkus atau menghias sesuatu terutama bingkisan.
-    Semakin beragamnya jenis hadiah yang ingin diberikan, namun kesulitan untuk mengemasnya dengan rapi.
-    Lokasi perusahaan yang terletak di lingkungan pemukiman militer dan pejabat di tengah kota yang padat penduduk yang menuntut.

3.2  Kompetitor
-       Ancaman munculnya pendatang baru maupun plagiator.
-       Terjadinya peningkatan persaingan antar perusahaan
-       Adanya toko ‘Taman Kado’ di dekat lokasi perusahaan. Memang toko ini menjual berbagai benda yang menjadi isi dari bingkisan yang kita jual. Namun tidak menutup kemungkinan para pembeli kado mendapat servis gratis pembungkusan kado dari sana meskipun bingkisan tersebut dikemas secara sederhana.

3.3  Kondisi Kompetitif
-    Eksternal  : Masih sedikitnya perusahaan yang bergerak di bidang ini, situasi target pasar di sekitar lokasi yang mendukung.
-    Internal    : Harga yang terjangkau, dan kemasan yang menarik.

3.4  Target Pasar

 Target pasar yang perusahaan kami bidik adalah lingkungan pemukiman padat penduduk yang berada di sekitar lokasi perusahaan kami, terutama kalangan pejabat, militer maupun pemerintahan. Namun, kami tidak membatasi strata, golongan maupun jabatan konsumen. Siapapun bisa menjadi target dan konsumen kami.
Spesifikasinya :
¦ Ibu-ibu Arisan di Jalan Komering, Kampar, Jambi, Cisedane, Ciliwung, Citarum dan sekitarnya.
¦ Para pegawai Kantor Kecamatan Darmo.
¦ Para Staf, maupun siswa SD dan SMP Hang Tuah serta Primagama Kutai.
¦ Para pemberi bingkisan yang membeli bingkisannya di Palapa Toserba dan Brownies Amanda.
Tingkat pendapatan penduduk pada lingkungan itu cukup tinggi sehingga memberi bingkisan merupakan merupakan salah satu kebiasaan dan sudah membudaya.

BAB 4
STRATEGI

4.1   Produk yang Ditawarkan
Menyediakan kemasan bingkisan  dengan mengutamakan kerapian dan keindahan. Harganya ekonomis namun kualitas menawan serta dilengkapi dengan hiasan yang menarik.
v  Kotak Bigkisan
v  Bunga dan Korsase
v  Lain-Lain (Sesuai permintaan dan pesanan)
Selain itu, apabila memesan dengan jumlah yang banyak maka kami akan memberi potongan harga yang disesuaikan. Atau, apabila beruntung, para konsumen atau bahkan pelanggan akan kami beri bonus kotak kecil seukuran 4 x 4 yang lucu dan menarik dan dikemas dalam limited edition.

4.2  Penentuan Harga
Perusahaan kami menentukan harga jual per kotak masing-masing :
v  Kotak Ukuran @ Rp.7.000,00 dengan berbagai pilihan gambar dan warna (Contoh pada gambar disamping)
v  Bunga dan Korsase – Rp. 5.000,00 (Pelengkap jika diperlukan)
v  Lain-Lain (Sesuai permintaan dan pesanan harga disesuaikan)

4.3  Promosi
-       Melalui iklan di media cetak,
-       Penyebaran brosur dan pamflet
-       Pemasangan spanduk dan X-Banner
-       Propaganda mouth to mouth dan radio call
BAB 5
ANALISA SWOT

5.1  Strength ( Kekuatan Internal )
-    Kerapian, keindahan dan kreatovitas kemasan.
-       Lokasi yang strategis.
-       Lingkungan, masyarakat, dan budaya sekitar yang mendukung.
-       Kotak yang disimpan rapi dan dijaga bentuk dan keindahannya.
-       Ada fasilitas bonus dan potongan harga tetentu.

5.2  Weakness ( Kelemahan Eksternal )
-    Tidak menggunakan dan memiliki karyawan yang banyak, sehingga produk terbatas.
-    Adanya sistem pemesanan terlebih dahulu, sehingga konsumen harus menunggu.
-    Produk tidak cocok dikerjakan dengan teknologi tinggi. Adapun, maka harga mesin dan peralatannya sangat mahal.
-   Keterbatasan daerah pemasaran.

5.3  Opportunity ( Kesempatan )
-       Belum ada perusahaan sejenis yang bergerak khusus di bidang pengemasan bingkisan.
-       Kebanyakan orang hanya memperhatikan bingkisannya saja, mereka belum memperhatikan estetika dari bungkus bingkisan itu sendiri.
-   Faktor kesibukan yang  menyebabkan orang malas untuk membungkus kado.
-       Tradisi tukar kado yang semakin menjamur

5.4  Threat ( Hambatan )
-       Akan muncul para pesaing, maupun perusahaan yang serupa.
-       Adanya pandangan orang bahwa bungkus tidak menunjang bingkisan.
-       Kondisi perekonomian yang semakin lemah akibat krisis timur tengah yang memicu naiknya harga BBM di Indonesia.
-       Toko ‘Taman Kado’ yang berada di jalan kutai yang menjual barang-barang untuk hadiah sehingga memungkinkan adanya pembungkusan secara langsung tanpa perlu mencari bentuk bungkusan lain seperti yang ditawarkan perusahaan.

    Keunggulan Strategis: Pemasaran
1.  Kami memiliki seorang staf pemasaran yang memiliki fisik yang sangat menarik dimana hal itu dapat manunjang kelangsungan proses pemasaran.
2.  Strategi pemasaran yang murah.
3.  Layanan yang ramah dan mengutamakan kepuasan konsumen.
4.  Lokasi pemasaran dan lokasi produksi yang berada pada satu tempat sehingga memudahkan operasional perusahaan.

    Keunggulan Strategis: R & D
1. Pengembangan jenis hiasan bingkisan.
2. Penggunaan material lama maupun baru
3. Tenaga pembungkusan yang telaten
4. Lingkungan kerja yang cocok untuk pengerjaan bingkisan.

    Keunggulan Strategis: Manajemen Produksi
1. Total biaya operasi yang lebih rendah dari pesaing
2. Output yang berupa handmade.
3. Tidak memerlukan mesin maupun alat-alat berat yang mahal karena semua output dibuat dengan tangan.
4. Tersedianya bahan baku yang melimpah
5. Fasilitas yang mempunyai lokasi yang strategis



    Keunggulan Strategis: Sumberdaya Manusia
1. Seluruh pengelola merupakan calon sarjana ekonomi yang mengerti tentang pemasaran, produksi, operasional dan SDM.
2. Hubungan persahabatan yang akrab yang telah terjalin sejak awal orientasi mahasiswa baru.
3. Biaya tenaga kerja yang rendah.
4. Seluruh pengelola adalah wanita yang notabene suka memperhatikan detail dan hiasan yang sangat dibutuhkan oleh perkembangan perusahaan di mata mendatang.

    Keunggulan Strategis: Keuangan dan Akuntansi
1. Biaya modal yang rendah.
2. Operasional tidak terlalu rumit sehingga pembukuan tidak terlalu sulit.
              EFAS
Faktor eksternal
  Bobot
  Rating
Bobot x Rating
OPPORTUNITIES:
-Belum ada perusahaan sejenis
 yang bergerak khusus di
 bidang pengemasan bingkisan.
-Kebanyakan orang hanya
 memperhatikan bingkisannya
 saja, mereka belum
 memperhatikan estetika dari
 bungkus bingkisan itu sendiri.
-faktor kesibukan yang  
 menyebabkan orang malas untuk
 membungkus kado.
-tradisi tukar kado yang semakin menjamur



0,22




0.25


0,27

0.26



3




4


3

4



0,66




1


0,81

1,04
TOTAL
1,00

3,51

Faktor eksternal
Bobot
Rating
Bobot x Rating
THREAT :
-       Akan muncul para pesaing, maupun perusahaan yang serupa.
-       Adanya pandangan orang bahwa bungkus tidak menunjang bingkisan.
-       Kondisi ekonomi yang semakin lemah
-       Adanya toko taman kado sebagai pesaing semu



0,22


0,30

0,25
0,23



1


2

2
1



0,22


0,60

0,50
0,23
TOTAL
1,00

1,55

Tabel IFAS
Faktor Internal
Bobot
Rating
Bobot x Rating

STRENGHT
-    Kerapian, keindahan dan kreatovitas kemasan.
-       Lokasi yang strategis.
-       Lingkungan, masyarakat, dan budaya sekitar yang mendukung.
-       Kotak yang disimpan rapi dan dijaga bentuk dan keindahannya.
-       Ada fasilitas bonus dan 
      potongan harga tetentu


0,21
0,18


0,20


0,24

0,17


4
3


3


4

3


0,84
0,54


0,60


0,96

0,51

TOTAL
1

3,45

Faktor Internal
Bobot
Rating
Bobot x Rating
WEAKNESS :
-    Tidak menggunakan dan memiliki karyawan yang banyak, sehingga produk terbatas.
-    Adanya sistem pemesanan terlebih dahulu, sehingga konsumen harus menunggu.
-    Produk tidak cocok dikerjakan dengan teknologi tinggi. Adapun, maka harga mesin dan peralatannya sangat mahal.
-   Keterbatasan daerah
     pemasaran.




0,20



0,29




0,25

0,26




2



1




2

1




0,4



0,29




0,5

0,26
TOTAL
1,00

1,45


 

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About