Pages

Senin, 02 April 2007

Pengantar Manajemen : TUGAS LAPORAN INTERNET LEARNING ORGANIZATION

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Munculnya pesaing-pesaing baru dalam ekonomi global telah mengubah paradigma pengusaha, dari product-oriented ke arah market-oriented. Kepuasan pelanggan menjadi makna baru bagi perusahaan. Tampilan luar sebuah perusahaan, produk, gaya manajemen, cara kerja, sistem, dan prosedur mengalami perombakan.
Untuk membuktikan dirinya memerhatikan kepuasan pelanggan, awalnya sebuah perusahaan berupaya memperbaiki produk, pelayanan, dan inovasi melalui continuous improvement serta breakthrough strategies. Cara ini menghasilkan konsep yang dikenal dengan nama Total Quality Management (TQM) dan Business Process Reengineering. Namun perusahaan menemukan fakta bahwa kegagalan atau juga keberhasilan program-program tadi sangat ditentukan faktor manusia (human factor) seperti:
  • Keterampilan
  • Sikap, dan
  • Budaya Organisasi
Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi komitmennya pada pelanggan telah pula menuntut perusahaan untuk melakukan perluasan dan pendalaman terhadap seperangkat keterampilan yang hard (teknologi) serta soft (interpersonal dan komunikasi) secara seimbang, meliputi manajemen informasi, sumber-sumber daya, hubungan antarmanusia, serta pengembangan diri. Keterampilan dasar seluruh karyawan diperkuat meliputi keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan yang paling penting adalah "kemampuan untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup" (ability to learn continuously throughout life). Oleh karena itulah, agar perusahaan dan organisasi lainnya dapat memaksimalkan keterampilan SDM para karyawannya serta dapat bertahan hidup, perlu untuk diterapkannya konsep Learning Organization pada setiap sendi yang ada di perusahaan dan organisasi tertentu.


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1. Definisi Learning Organization

Organisasi pembelajaran dipandang sebagai tanggapan atas makin meningkatnya dinamika dan unpredictable-nya lingkungan bisnis. Ada beberapa definisi tentang Learning Organization sebagai berikut:
·         "Inti organisasi pembelajaran adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi" (Nancy Dixon, 1994).
·         "Organisasi belajar adalah tempat orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dengan pola-pola pikir baru dan berkembang dipupuk, aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama" (Peter Senge, 1990).
·         "Organisasi belajar adalah organisasi yang di dalamnya terdapat sistem, mekanisme, dan proses, yang digunakan secara kontinu oleh anggota-anggotanya guna meningkatkan kapabilitas sehingga mampu mencapai sasaran pribadinya dan komunitas tempat dia berpartisipasi" (David J. Skyrme).
Istilah organisasi pembelajaran sebagian berasal dari gerakan “In Search of Excellence” dan selanjutnya digunakan oleh Garrat. Namun Geoffrey Holland selanjutnya menyatakan bahwa “jika kita mau bertahan hidup secara individual atau sebagai perusahaan, ataupun sebagai bangsa kita harus menciptakan tradisi perusahaan pembelajaran.” Statement-nya ini mengacu pada usaha mencari contoh-contoh praktek terbaik sehingga organisasi pembelajar bisa dijiplak dan diperbanyak.
Kondisi ini justru menyebabkan perusahaan-perusahaan berusaha mencari contoh dari perusahaan yang berhasil. Dengan kata lain mereka berusaha mencari organisasi yang paling sempurna untuk dicontoh tanpa menyadari bahwa tidak ada bentuk organisasi yang seperti itu.
Dengan suatu proses kajian literatur, wawancara dan investigasi lain maka Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan organisasi pembelajaran sebagai berikut:
“Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasi diri.”
Pedler, dkk menekankan sifat dua sisi dari defenisi tersebut. Suatu perusahaan pembelajar bukan organisasi yang semata-mata mengikuti banyak pelatihan. Perlunya pengembangan ketrampilan individu tertanam dalam konsep, setara dan merupakan bagian dari kebutuhan akan pembelajaran organisasi.
Menurut Pedler, dkk suatu organisasi pembelajaran adalah organisasi yang:
1.      Mempunyai suasana dimana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh mereka;
2.      Memperluas budaya belajar ini sampai pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain yang signifikan;
3.      Menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat kebijakan bisnis;
4.      Berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus
Tujuan proses transformasi ini, sebagai aktivitas sentral, adalah agar perusahaan mampu mencari secara luas ide-ide baru, masalah-masalah baru dan peluang-peluang baru untuk pembelajaran, dan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif dalam dunia yang semakin kompetitif.


Peter Sange mengatakan sebuah organisasi pembelajaran adalah organisasi “yang terus menerus memperbesar kemampuannya untuk menciptakan masa depannya” dan berpendapat mereka dibedakan oleh lima disiplin, yaitu:
·         penguasaan pribadi,
·         model mental
·         visi bersama
·         pembelajaran tim
·         pemikiran sistem.
Lundberg menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan ketrampilan dan pengetahuan serta aplikasinya. Menurutnya pembelajaran organisasi adalah:
1.      Tidaklah semata-mata jumlah pembelajaran masing-masing anggota.
2.      Pembelajaran itu membangun pemahaman yang luas terhadap keadaan internal maupun eksternal melalui kegiatan-kegiatan dan sistem-sistem yang tidak tergantung pada anggota-anggota tertentu.
3.      Pembelajaran tidak hanya tentang penataan kembali atau perancangan kembali unsur-unsur organisasi.
4.      Pembelajaran lebih merupakan suatu bentuk meta-pembelajaran yang mensyaratkan pemikiran kembali pola-pola yang menyambung dan mempertautkan potongan-potongan sebuah organisasi dan juga mempertautkan pola-pola dengan lingkungan yang relevan.
5.      Pembelajaran organisasi adalah suatu proses yang seolah-oleh mengikat beberapa sub-proses, misalnya perhatian, penafsiran, pencarian, pengungkapan dan penemuan, pilihan, pengaruh dan penilaian.
6.      Pembelajaran organisasi mencakup baik unsur kognitif, misalnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki bersama oleh para anggota organisasi maupun kegiatan organisasi yang berulang-ulang, misalnya rutinitas dan perbaikan tindakan. Ada proses yang sah dan tanpa henti untuk memunculkan ke permukaan dan menguji praktek-praktek organisasi serta penjelasan yang menyertainya. Dengan demikian organisasi pembelajar ditandai dengan pengertian kognitif dan perilaku.
Tokoh lain yang memberikan defenisi mengenai organisasi pembelajaran adalah John Farago & David Skyrme. Dalam salah satu tulisan mereka mengatakan bahwa:
“Learning Organizations are those that have in place systems, mechanism and processes, that are used to continually enhance their capabilities to achieve sustainable objectives for themselves and the communities in which they participate.”
Dari uraian di atas dapat dicatat butir-butir berikut ini, yaitu bahwa organisasi pembelajaran adalah:
1.      Adaptif terhadap lingkungan eksternalnya;
2.      Secara terus menerus menunjang kemampuan untuk berubah;
3.      Mengembangkan baik pembelajaran individual maupun kolektif;
4.      Menggunakan hasil pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik;
Dari uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi pembelajaran adalah organisasi yang secara terus menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan mentransformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di dalamnya.

Beberapa pokok pikiran penting yang mencirikan organisasi belajar adalah:
·         Menyesuaikan diri pada lingkungan eksternal.
·         Terus-menerus meningkatkan kapabilitas untuk berubah.
·         Mengembangkan kemampuan belajar secara individual dan kolektif.
·         Mengaplikasikan hasil belajar untuk mencapai tujuan yang lebih baik lagi.


2.2. Karakteristik Learning Organization

Megginson dan Pedler memberikan sebuah panduan mengenai konsep organisasi pembelajaran, yaitu:
“Suatu ide atau metaphor yang dapat bertindak sebagai bintang penunjuk. Ia bisa membantu orang berpikir dan bertindak bersama menurut apa maksud gagasan semacam ini bagi mereka sekarang dan di masa yang akan datang. Seperti halnya semua visi, ia bisa membantu menciptakan kondisi dimana sebagian ciri-ciri organisasi pembelajar dapat dihasilkan”.
Kondisi-kondisi tersebut adalah:
1.      Strategi pembelajaran.
2.      Pembuatan kebijakan partisipatif.
3.      Pemberian informasi (yaitu teknologi informasi digunakan untuk menginformasikan dan memberdayakan orang untuk mengajukan pertanyaan dan mengambil keputusan berdasarkan data-data yang tersedia).
4.      Akuntansi formatif (yaitu sistem pengendalian disusun untuk membantu belajar dari keputusan).
5.      Pertukaran internal.
6.      Kelenturan penghargaan.
7.      Struktur-struktur yang memberikan kemampuan.
8.      Pekerja lini depan sebagai penyaring lingkungan.
9.      Pembelajaran antarperusahaan.
10.  Suasana belajar.
11.  Pengembangan diri bagi semua orang.
Meskipun melakukan semua hal di atas, tidak otomatis suatu organisasi menjadi organisasi pembelajar. Perlu dipastikan bahwa tindakan-tindakan tidak dilakukan hanya berdasarkan kebutuhan. Tindakan-tindakan tersebut harus ditanamkan, sehingga menjadi cara kerja sehari-hari yang rutin dan normal. Strategi pembelajaran bukan sekedar strategi pengembangan sumber daya manusia.


Dalam organisasi pembelajar, pembelajaran menjadi inti dari semua bagian operasi, cara berperilaku dan sistem. Mampu melakukan transformasi dan berubah secara radikal adalah sama dengan perbaikan yang berkelanjutan.
Schein mengemukakan karakteristik organisasi pembelajar sebagai berikut:
1.      Dalam hubungan dengan lingkungan maka organisasi bersifat lebih dominan dalam menjalin hubungan.
2.      Manusia hendaknya berperilaku proaktif.
3.      Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang baik.
4.      Manusia pada dasarnya dapat diubah.
5.      Dalam hubungan antar manusia, individualisme dan kolektivisme sama-sama penting.
6.      Dalam hubungan atasan-bawahan kesejawatan atau partisipatif dan otoritatif atau paternalistik sama-sama pentingnya.
7.      Orientasi waktu lebih berorientasi pada masa depan yang pendek.
8.      Untuk penghitungan waktu lebih digunakan satuan waktu yang medium.
9.      Jaringan informasi dan komunikasi berkesinambungan secara lengkap.
10.  Orientasi hubungan dan orientasi tugas sama-sama pentingnya.
11.  Perlunya berpikir secara sistematis.
Farago dan Skyrme mengatakan bahwa organisasi pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Berorientasi pada masa depan dan hal-hal yang sifatnya eksternal atau di luar dari diri organisasi;
2.      Arus dan pertukaran informasi yang jelas dan bebas;
3.      Adanya komitmen untuk belajar dan usaha individu untuk mengembangkan diri;
4.      Memberdayakan dan meningkatkan individu-individu di dalam organisasi;
5.      Mengembangkan iklim keterbukaan dan rasa saling percaya;
6.      Belajar dari pengalaman;
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari organisasi pembelajaran adalah keyakinan bahwa individu adalah proaktif untuk meningkatkan keinginan diri, berusaha maju dan terus belajar dengan menciptakan iklim organisasi yang terbuka dan arus informasi yang jelas.
2.3. Tipe-Tipe Learning Organization

Organisasi belajar lebih dari sekadar pelatihan (training). Pelatihan membantu seseorang mengembangkan keterampilan dalam bidang pekerjaan tertentu, sedangkan organisasi belajar mengembangkan keterampilan sekaligus pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi. Ada 4 tipe pembelajaran yang dikembangkan dalam organisasi belajar.

1.      Mempelajari fakta-fakta, pengetahuan, proses, dan prosedur. Diaplikasikan pada situasi buruk yang telah diketahui.
2.      Mempelajari keterampilan kerja baru yang bisa ditransfer ke situasi lain. Diaplikasikan pada situasi baru yang memerlukan perubahan. Membawa pakar dari luar organisasi merupakan cara yang bermanfaat.
3.      Belajar beradaptasi. Diaplikasikan pada situasi yang lebih dinamis, perlu dikembangkan cara pemecahan masalah. Percobaan (eksperimen) dan menarik pelajaran dari kegagalan dan keberhasilan organisasi lain merupakan cara pembelajaran yang tepat.
4.      Belajar mempelajari sesuatu. Di sini kita bicarakan inovasi dan kreativitas; merancang masa depan, tidak sekadar beradaptasi. Jika organisasi sudah mencapai tingkat ini, yang dijadikan sasaran bukan hanya pada organisasi, melainkan juga pada semangat industrial.

Keempat tipe pembelajaran tersebut dapat diaplikasikan ke tiga tingkat peserta belajar yaitu:
·         Individu (untuk diri seseorang dalam organisasi)
·         Kelompok (untuk sekumpulan orang dalam suatu organisasi)
·         Organisasi (untuk seluruh isi organisasi)


2.4. Manfaat dari Learning Organization

Art Kleiner penyusun buku "Fifth Discipline Fieldbook" mengutarakan bahwa gagasan organisasi belajar perlu disebarluaskan guna mencapai kinerja tinggi dan memenangkan persaingan, hubungan dengan pelanggan lebih baik, menghindari penurunan, memperbaiki kualitas, memunculkan inovasi, memenuhi kebutuhan pribadi dan spiritual, meningkatkan kemampuan kita dalam mengelola perubahan, bisa saling memahami, memperluas batasan-batasan, memperoleh kebebasan, dan menghargai saling ketergantungan.

Komentar-komentar lain tentang organisasi belajar adalah:

·         lebih menyenangkan (fun) bekerja pada organisasi yang menerapkam konsep organisasi belajar.
·         organisasi belajar memberikan harapan kepada anggotanya untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
·         organisasi belajar merupakan tempat bermain bagi gagasan kreatif.
·         organisasi belajar merupakan tempat aman untuk berani mengambil risiko dengan gagasan dan perilaku baru.
·         dalam organisasi belajar setiap pendapat anggota dihargai dan siapa pun bisa berpendapat, tanpa dibatasi oleh posisinya dalam organisasi.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

·         Berbagai pengamat menguraikan bahwa ekonomi global yang kini terjadi merupakan satu bentuk transisi ke "ekonomi pengetahuan" atau "masyarakat informasi". Peran pengetahuan atau modal intelektual dalam dunia bisnis semakin dibutuhkan dan dirasakan terus meningkat. Nilai dari perusahaan berteknologi tinggi bukan lagi terletak pada kekayaan fisik yang bisa diukur oleh para akuntan, melainkan pada hal-hal yang tidak bisa diraba, yaitu pengetahuan.
·         Tahun-tahun belakang ini makin diakui bahwa pengetahuan merupakan faktor krusial dalam produksi. Pengetahuan dan human capital adalah jantung dari agenda ekonomi dunia. Pada level mikro (organisasi perusahaan) konsep learning organization dan knowledge management menjadi semakin dikenal dan diaplikasikan oleh banyak perusahaan.
·         Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang secara terus menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan mentransformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di dalamnya.
·         Karakteristik dari organisasi pembelajaran adalah keyakinan bahwa individu adalah proaktif untuk meningkatkan keinginan diri, berusaha maju dan terus belajar dengan menciptakan iklim organisasi yang terbuka dan arus informasi yang jelas.
·         Ada 4 tipe pembelajaran yang dikembangkan dalam organisasi belajar.



1.      Mempelajari fakta-fakta, pengetahuan, proses, dan prosedur. Diaplikasikan pada situasi buruk yang telah diketahui.
2.      Mempelajari keterampilan kerja baru yang bisa ditransfer ke situasi lain. Diaplikasikan pada situasi baru yang memerlukan perubahan. Membawa pakar dari luar organisasi merupakan cara yang bermanfaat.
3.      Belajar beradaptasi. Diaplikasikan pada situasi yang lebih dinamis, perlu dikembangkan cara pemecahan masalah. Percobaan (eksperimen) dan menarik pelajaran dari kegagalan dan keberhasilan organisasi lain merupakan cara pembelajaran yang tepat.
4.      Belajar mempelajari sesuatu. Di sini kita bicarakan inovasi dan kreativitas merancang masa depan, tidak sekadar beradaptasi. Jika organisasi sudah mencapai tingkat ini, yang dijadikan sasaran bukan hanya pada organisasi, melainkan juga pada semangat industrial.


DAFTAR REFERENSI

·         www.library.usu.ac.id
·         www.pikiran-rakyat.com
·         www.us.share.geocities.com


0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About