Perilaku Organisasional
Organizational Behaviour (OB) adalah sebuah ranah antar disipilin ilmu (psikologi,
sosiologi, antropologi, etika, ekonomi, termasuk manajemen sendiri) yang
ditujukan pada studi terhadap sikap-sikap, perilaku dan kinerja manusia
(seseorang) dalam organisasi.
Sikap (Attitude)
Sikap adalah sebuah evaluasi kognitif dan afektif yang pada awalnya mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan (motorik) tertentu.
Komponen sikap : Kognisi (pikiran), afeksi (perasaan), perilaku. Terdiri
dari :
1.
Komponen kognitif (pikiran) dari suatu sikap à kepercayaan, opini, pengetahuan.
2.
Komponen afektif
(perasaan) à emosi atau perasaan
(menikmati, membenci, menyukai, menyetujui).
3.
Komponen motorik (perilaku) à maksud dan tujuan
seseorang untuk berperilaku dengan cara
tertentu.
Contoh :
Seorang Drafter Sebuah
Perusahaan
•
Kognitif à (Pemikiran) Dia telah
mendapatkan pendidikan dan pengetahuan tetang menggambar teknik.
•
Afeksi à (perasaan) Saya memilih
pekerjaan drafter sehingga saya menyukai pekerjaan tersebut.
•
Perilaku à (tindakan) Saya
mengerjakan dengan secepat mungkin.
•
Sikap yang muncul à Mengerjakan pekerjaan
drafter dengan senang dan cepat.
Sikap-sikap
yang terkait dengan pekerjaan :
Dua Sikap
yang terkait dengan kinerja tinggi adalah :
1.
Job satisfaction à sikap positif seseorang terhadap pekerjaan. Para manajer percaya bahwa
kepuasan kerja yang terjadi dapat meningkatkan kinerja karyawan
2.
Komitmen Organisasional à menunjukkan kesetiaan dan terlibat secara mendalam dalam organisasi.
Komitmen pada organisasi menimbulkan upaya berkontribusi lebih banyak pada
keberhasilan organisasi.
Konflik
antar sikap (disonansi kognitif)
n Adanya sikap-sikap yang bertentangan satu dengan
yang lain (tidak tercermin dalam perilaku)
Misal : Karyawan
yang berkomitmen pada pekerjaan (hingga lembur) akan bertentangan dengan
komitmen berkumpul dengan keluarga adalah penting.
Persepsi
Proses
kognitif yang digunakan seseorang dalam memahami lingkungan dengan menyeleksi,
mengorganisir, mengumpulkan dan menafsirkan informasi.
Proses
Persepsi :
1. Mengamati
informasi melalui indera,
2. Menyaring
informasi dan menyeleksi apa yang diproses,
3. Mengorganisir
data terpilih ke dalam pola-pola untuk diinterpretasi dan direspon.
Distorsi-Distorsi
Perseptual
Kesalahan dalam
penilaian perseptual yang timbul dari ketidakakuratan dalam suatu bagian dari
proses perseptual.
Beberapa kesalahan yang perlu
dikenali :
Í Stereotyping
à Memasukkan seseorang atau sekelompok ke dalam
generalisasi seseorang atau sekelompok orang (bisa bermakna negatif / positif).
Í Efek halo
à Terjadi ketika mengembangkan kesan keseluruhan
tentang seseorang berdasarkan suatu karakteristik (menguntungkan/tidak).
Í Proyeksi à Cenderung
melihat karakter pribadi (kebutuhan, perasaan, nilai-nilai) ke dalam diri orang
lain. Perlu kesadaran diri dan empati untuk mengurangi persepsi ini.
Í Pertahanan
perseptual à Kecenderungan pengamat untuk melindungi diri sendiri dengan
mengesampingkan ide-ide, obyek-obyek, orang-orang yang dianggap mengancamnya.
Í Persepsi
menimbulkan atribusi
(penilaian-penilaian dan kesimpulan-kesimpulan pada rangsangan).
Atribusi adalah penilaian
mengenai apa yang menyebabkan perilaku seseorang-tentang orang tersebut atau
situasi tertentu. Ada 2 pandangan/pemahaman:
´ Atribusi
internal à Karakteristik orang tersebut menuntunnya pada perilaku (atasan marah
karena tidak sabar dan arogan).
´ Atribusi
eksternal à Adanya suatu situasi (diluar orang/situasi yang dinilai) menyebabkan
perilaku seseorang (atasan marah karena saya bekerja lamban dan banyaknya
keluhan konsumen).
Kepribadian dan Perilaku
Kepribadian adalah seperangkat karakteristik yang mendasari suatu
pola perilaku yang relatif stabil sebagai respon pada ide-ide, obyek-obyek,
atau orang-orang di lingkungannya
Faktor-faktor kepribadian (big five) :
1.
Keterbukaan à Tingkat dimana seseorang mudah bergaul, merasa nyaman dalam hubungan
interpersonal.
2. Keramahtamahan
à Tingkat dimana seseorang berhubungan dengan orang
lain dengan kebaikan hati, kooperatif, memaafkan, pengertian, memberi rasa
kepercayaan.
3. Kehati-hatian
à Tingkat dimana seseorang berperilaku secara bertanggungjawab, gigih, dapat diandalkan
dalam mencapai tujuan.
4. Kestabilan
emosi à Tingkat dimana seseorang bersikap tenang,
antusias, merasa aman.
5. Keterbukaan
pada pengalaman à Tingkat dimana seseorang memiliki ketertarikan luas imajinatif, kreatif,
bersedia mempertimbangkan ide baru.
Sikap2 dan Perilaku yang dipengaruhi kepribadian :
1.
Lokus kontrol à Apakah mereka menempatkan penyebab utama pada diri sendiri atau pada
penyebab dari luar.
- Lokus
kontrol internal , mereka
mengendalikan nasib diri sendiri.
- Lokus
kontrol eksternal, mereka
sebagai ‘bidak/wayang’ dari sebuah nasib.
2.
Otoritarianisme à
Kepercayaan bahwa
perbedaan kekuasaan dan status harus ada.
3.
Machiavellianisme à Niccolo Machiavelli (abad 16) pengarang buku “The Prince” tentang mempertahankan dan memperbesar kekuasaan.
Kecenderungan untuk mengarahkan sebagian besar perilaku seseorang pada akuisi kekuasaan dan
manipulasi terhadap orang lain untuk kepentingan pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar