Catatan dari Pak Tubiono :
I.
Sesuai dengan tata bahasa (Gramatikal)
Ini berarti bahwa:
a) Fungsi-fungsi suku kalimat yang meliputi subjek, predikat,
objek,
dan keterangan
terlihat dengan jelas. Ketidakjelasan fungsi-fungsi tersebut meragukan
kebakuannya.
Misalnya : Untuk mengetahui
tinggi rendahnya pendidikan
seseorang dapat
dinilai dari cara dia berbicara.
Yang baku: Tinggi rendah pendidikan
seseorang dapat dinilai
dari cara
berbicaranya.
b) Kalimat itu paling sedikit terdiri atas subjek dan predikat,
kecuali kalimat perintah atau jawaban pertanyaan. Kalimat yang bersubjek
saja atau berpredikat saja bukan kalimat yang baku
Misalnya : Demikian untuk dimaklumi.
(Demikian
harap maklum)
Yang baku: Demikian, Bapak/Ibu/Sdr. maklum hendaknya.
c) Kalimat itu dapat kita tata kembali (kita permutasikan) atas dasar frasa-frasanya. Kalimat yang
tidak dapat kita permutasikan bukan kalimat yang baku
Misalnya : Soal itu saya kurang
jelas.
Yang baku: Soal itu bagi saya kurang
jelas.
(Bagi saya
soal itu kurang jelas)
d) Suku kalimat tidak dapat berdiri sendiri sebagai
kalimat
Misalnya : Peristiwa itu perlu mendapat perhatian kita.
Sehingga kita
tidak menghadapi kesulitan pada
masa
yang akan datang.
Yang baku: Peristiwa itu perlu mendapat perhatian, sehingga
kita tidak
menghadapi kesulitan pada masa yang
akan datang.
e) Suku-suku kalimat yang terdiri atas
kelompok-kelompok kata, tersusun menurut kaidah yang berlaku
Penggandaan subjek yang tidak berfungsi bukan kalimat
yang baku.
Misalnya : Penyusunan laporan ini kami mendapat bimbingan
bapak dosen.
Yang baku: Dalam
menyusun laporan ini, kami mendapat
bimbingan bapak
dosen.
f) Kalimat baku tidak mencampuradukkan dua pola
struktur yang berbeda
Misalnya : Harga minyak dibekukan
ataukah kenaikan
secara luwes?
Yang baku: Harga minyak dibekukan ataukah dinaikkan
secara luwes?
g) Kontaminasi (perancuan)
struktural merupakan kalimat yang tidak baku
Misalnya : Dalam rapat itu membicarakan SPP.
Yang baku: Rapat itu membicarakan
SPP.
h) Subjek tidak diawali:
bagi, untuk, dengan, sebagai, pada, kepada,
dalam, di dalam, di, ke, dan dari
Misalnya : Bagi yang belum mengerti boleh bertanya.
Di tempat itu kekurangan beras.
Dengan naiknya gaji menyebabkan
kenaikan harga.
Kepada para pemenang diberi hadiah.
Yang
baku: : Yang belum mengerti boleh bertanya.
Tempat itu
kekurangan beras.
Naiknya gaji
menyebabkan kenaikan harga
Para pemenang
diberi hadiah.
i)
Unsur-unsur
gramatikal yang berasal dari dialek setempat dan bahasa daerah terhindari
pemakaiannya
Misalnya : Duduklah yang baik!
Yang baku: Duduklah baik-baik!
j)
Pola frasa
verbal “aspek + agens + verbal” terpakai secara
tertib
Misalnya : Surat itu saya sudah baca.
Yang baku: Surat itu sudah saya
baca.
k) Hubungan antara kata kerja transitif dengan objek
penderita tidak disisipi oleh kata depan (preposisi)
Misalnya : Dengan ini, saya
mengharapkan atas kehadiran
Bapak/Ibu.
Yang
baku: Dengan ini, saya mengharapkan kehadiran
Bapak/Ibu.
l)
Kata-kata
Tanya: apa, apakah, di mana, siapa, yang mana, mana,
yang berfungsi predikatif dalam kalimat tanya terpakai secara tepat
Misalnya : Apa Anda sudah mengerti?
Kota itu dilanda banjir
di mana saya pernah tinggal.
Yang
baku: Sudah mengertikah Anda?
Saya pernah
bertempat tinggal di kota yang dilanda
banjir
itu.
m) Unsur-unsur seperti yang, bahwa,
tetapi, maka, terpakai secara tepat
Misalnya : Siapa menyanyikan lagu itu?
Meskipun keadaannya
terlalu parah, tetapi mereka
masih dapat
tersenyum.
Karena gangguan
alam, maka harga barang-barang
naik.
Yang baku : Siapakah
yang menyanyikan lagu itu?
Meskipun
keadaannya terlalu parah, mereka
masih dapat tersenyum.
Karena
gangguan alam, harga barang-barang naik
n) Awalan, akhiran, dan gabungan awalan dengan akhiran,
terpakai secara tepat
Misalnya : Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Di Surabaya,
Menteri Sosial memberi bantuan 5 juta
rupiah.
Yang baku: Atas perhatian Saudara, saya (kami)
ucapkan terima
kasih.
Di Surabaya,
Menteri Sosial memberikan bantuan
5
juta rupiah.
o) Kata benda yang sudah dijamakkan dengan kata-kata
yang menyatakan banyak tidak memerlukan perulangan lagi.
Misalnya
: Desember yang akan datang, para ibu-ibu
akan
merayakan Hari
Ibu di Istana Negara.
Yang baku: Desember yang akan datang, para ibu (ibu-ibu) akan
merayakan Hari
Ibu di Istana Negara
II.
Cermat
Pengertian cermat meliputi:
(a). Tepat dalam pemilihan kata-kata
Misalnya : Bibit padi
itu diangkut dengan pesawat terbang
ke NTT.
Yang baku: Benih padi itu diangkut dengan pesawat terbang
ke NTT.
(b).
Tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Misalnya : Istri karyawan
yang rajin itu mendapat
penghargaan.
Yang baku: Istri - karyawan yang rajin itu mendapat
penghargaan.
(c). Tidak boros
Misalnya : Dokter menasihati pasien agar supaya makan
bubur halus.
Yang baku: Doklter menasihati
pasien agar makan bubur
halus.
(d).
Tidak berlebihan.
Misalnya : Saya mengucapkan beribu-ribu
terima kasih.
Yang baku: Saya mengucapkan (banyak) terima kasih
(banyak).
III.
Masuk akal (logis).
Karena berbahasa itu mengemukakan
logika, kalimat-kalimat yang mendukungnya haruslah dapat diterima
akal.
Misalnya
: Sekarang acara sambutan Ketua Panitia. Waktu
dipersilahkan.
Yang baku: Sekarang acara sambutan Ketua
Panitia. Waktu kami
berikan
(sediakan).
(Ketua
Panitia, kami silakan.)
IV.
Tidak bertele-tele.
Kalimat yang bertele-tele mencerminkan
cara berpikir yang tidak sistematis dan jalan pikiran yang berbelit-belit.
Misalnya
: Menurut keterangan polisi Surabaya aksi protes tersebut ditujukan kepada seorang dosen
dengan di bawah pimpinan seorang mahasiswa yang mempunyai maksud tidak setuju
dengan tindakan tersebut yang dalam pengantar perkuliahannya bertindak tidak
wajar terhadap mahasiswa-mahasiswanya dengan cara memukul dan melempar anak kunci dan memprotes
metode yang dilakukan dalam laboratorium bahasa.
Yang baku: Polisi Surabaya menerangkan
bahwa protes yang ditujukan kepada seorang dosen itu bermaksud tidak menyetujui
sikapnya yang tidak wajar terhadap mahasiswa dalam perkuliahannya.
Ketidakwajaran tampak pada saat memukul dan melempar mahasiswa dengan anak
kunci. Selain itu, aksi juga bermaksud memprotes metode yang
diterapkan dalam Laboratorium Bahasa.
V. Sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Kalimat yang baku tertulis secara
konsekuen dengan ejaan yang berlaku.
VI. Sesuai dengan lafal Indonesia.
VI. Sesuai dengan lafal Indonesia.
Lafal Indonesia ialah lafal yang sudah
disepakati kebenarannya oleh mayoritas penutur BI.
Misalnya : memberiken Yang baku: memberikan
proqram program
yunit unit
semangkin semakin
temen teman
terimakasih banyak lengkap penjelasannya tentang ciri-ciri kata baku
BalasHapus