BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah salah satu dari
beberapa makhluk ciptaan Allah SWT, selain jin, malaikat, tumbuhan, hewan,
makhluk hidup lainnya. Tetapi manusia itu sendiri memiliki kelebihan-kelebihan
yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk ciptaan Allah SWt lainnya, akan tetapi
apakah hakekat manusia itu sendiri. Kita sebagai manusia seharusnya dan
sepatutunya tahu, karena kita sendiri adalah manusia itu sendiri..
Menurut Toto Suryana, dkk
didalam bukunya Pendidikan Agama Islam PT, kehadiran manusia yang pertama tidak
terlepas dari asal-usul kehidupan alam semesta ini sehingga tidak dapat
dipisahkan dari teori tentang asal-usul manusia. Sejak saat itu, pergumulan
antara yang pro dan kontra tentang beberapa teori asal-usul manusia tersebut
terus berlangsung hingga kini dan sebagian umat Islam menerima teori itu,
selebihnya menolaknya. Manusia tidak akan mampu mengungkap secara pasti tentang
hakikat dirinya. Manusia tidak mungkin dapat berdiri di tempat netral dan
memandang dirinya secara bebas dari luar dirinya sendiri. Oleh karena itu,
upaya yang dapat dilakukan adalah memahami firman-firman Allah SWT Sang
Pencipta. Hanya pencipta manusialah yang tahu tentang manusia. Untuk itu
selanjutnya pemahaman tentang manusia dirujukan kepada Al-Quran, yang merupakan
firman-firman Allah SWT Sang Pencipta. Oleh karena itu disini kami akan
menjelaskan dan mengupas lebih jauh hakikat manusia itu menurut Islam itu
(Konsep Manusia, Eksistensi dan Martabat Manusia, Tanggung Jawab manusia
sebagai Hamba dan khalifah Allah) dengan dan atau berdasarkan beberapa
literature-literatur yang kami peroleh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep manusia
1. Siapakah manusia
Manusia
adalah salah satu dari sekian makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang diciptakan
dari suatu saripati (berasal) dari tanah, secara tahap demi tahap biologis
melalui proses percampuran bahan dari laki_laki dan perempuan. Serta dibekali
kemampuan akal yang sempurna, pikiran, dan rasa sehingga disebut sebagai
makhluk yang paling sempurna diantara makhluk allah yang lain.
Menurut
Abdul Karim al khatib, dalam bukunya Al-Muslimun wa Risalatuhum fi al-Hayat
menguraikan tentang kedudukan manusia dalam islam mengatakan, manusia sebagai
ciptaan Allah adalah makhluk yang teristimewa, yang tegak diatas kakinya
sendiri diantara makhluk-makhluk lainnya
Dalam
konteks sebagai hamba Allah, manusia adalah makhluk yang diciptakan dari
segumpal darah, makhluk yang memperoleh pelajaran dan pengetahuan dengan
daging. Kemudian kami jadikan ia makhluk yang lain. Maha sucilah Allah,
pencipta yang paling baik. (QS. Al Mukminun : 12-14)
QS.Al mukminun 12-14
Maksud keseluruhan ayat
diatas, manusia diciptakan melalui 7 tahap :
1. Sari pati tanah, yaitu makanan setelah
dikonsumsi, diproses menjadi :
2. Air mani, yaitu dengan menikah air mani
tersebut bertemu dengan sel perempuan berubah menjadi :
3. Segumpal darah, berkembang menjadi :
4. Segumpal daging, berkembang menjadi :
5. Tulang-belulang, berkembang menjadi :
6. Daging, yang membungkus tulang-belulang
berkembang menjadi :
7. Makhluk bentuk lain, yaitu janin, setelah
lengkap barulah ditiupkan ruh (nyawa)
Maksud nutfah
dalam ayat ini adalah kumpulan sel hidup yang keluar dari laki-laki yang
berenang pada saluran yang terdapat pada rahim perempuan. Kemudian, sel
laki-laki itu saling memburu untuk mendapatkan sel yang satu dari sel
perempuan. Sel telur laki-laki yang bercampur dengan sel perempuan yang satu
itulah yang kemudian berproses menjadi janin. Dinamakan ‘alaqah karena
setelah percampuran antara sel laki-laki dan dua sel telur perempuan tergantung
pada dinding rahim perempuan. Dinamakan mudgah karena lebih menyerupai
potongan daging yang dalam istilah kedokteran adalah suatu keterangan tentang
pertumbuhan ‘alaqah semacam sel dan proses aktivitas sel-sel itu
sendiri. Dari situ mulai tampak dan terbentuk tulang dalam mudgah kemudian
mulai berbungkus daging dan mulai tampaklah anggota badan. Sementara tampak
tulang belulang dan anggota badan, terus terbentuklah sisa anggota tubuh
lainnya.
2. Persamaan dan perbedaan Manusia dengan
Makhluk lain
Perbedaan :
Manusia Menurut Agama
Islam
Manusia tidak akan
mampu mengungkap secara pasti tentang hakikat dirinya. Manusia tidak dapat
brdiri ditempat netral dan memandang dirinya secara bebas dari luar dirinya
sendiri. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan adalah memahami firman
Allah Sang Pencipta, mencari isyarat-isyarat tentang hakekat manusia. Hanya
pencipta manusialah yang paling tau tentang manusia
Potensi Manusia yang
Membedakannya Dengan mahluk Lain
Daya pikir melahirkan logika
yang dikembangkan dan dipertajam dengan cara mengembangkan fenomena alam
melalui proses berfikir ( tafakur ). Dengan daya ini manusia dapat menyusun
konsep-konsep, dan teori-teori. Akal atau daya pikir berfungsi pula untuk
filter, menyeleksi secara nalar tentang baik dan buruk
Akal membawa
manusia pada keingintahuan yang besar untuk memahami alam sehingga dari sisi
ini manusia dapat melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akal digunakan
untuk meneliti, memahami dan menghayati alam semesta untuk memperoleh
pengetahuan dalam rangka memenuhi hasrat dan kesejahteraan hidupnya.
Sedangkan Rasa
dipertajam melalui ibadah, menghadapkan kepada Allah dan menyucikan diri
melalui proses ritual untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Rasa juga merupakan
potensi manusia yang mengarah pada nilai-nilai dan melahirkan etika dan
estetika, yakni kekuatan rohaniah yang mendorong manusia untuk memiliki
perasaan terhadap keindahan, nilai-nlai etika dan norma-norma hidup
Rasa etis juga
disebut sebagai rasa agama atau rasa berketuhanan yang secara potensial
dimiliki setiap manusia. Oleh karena itu, fitrah seringkali disebut sebagai
kecenderungan kearah agama ( hanif ). Setiap mannusia mengalami proses
perjanjian dengan Allah, artinya secara potensial setiap orang memiliki
kecenderungan yang mengarahkannya kepada Allah, yaitu agama.
Potensi- potensi
dasar diatas membentuk struktur kerohanian yang berada di dalam diri manusia
yang dapat membentuknya sebagai insan, yaitu manusia dalam kaitan ilmu
pengetahuan, konsistensi kepada nilai-nilai kebenaran, dan penyandang amanat
Allah dimuka bumi.
Disamping itu,
manusia memiliki pula dorongan-dorongan yang disebut nafsu atau kehendak bebas
yang melahirkan ambisi dan kreasi. Nafsu yang terkait dengan nilai-nilai etika
akan melahirkan kreatifitas yang positif, tetapi apabila terbawa pada
tarikan-tarikan negative, dapat menyebabkan manusia jatuh pada kesesatan, baik
berupa kesombongan, mementingkan diri sendiri, ketamakan, kecerobohan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Islam tidak menganjurkan untuk membunuh nafsu, melainkan
mengendalikan, mengelolanya, serta mengarahkannya pada nilai yang mempertinggi
drajat kemanusiaanya.
Akal dan iqlab
maupun nafsu bukanlah unsure-unsur yang terpisah. Bersatu padu dan utuh.
Manusia dibentuk oleh budaya dan nilai-nilai yang mendasarinya atau
keinsanianya
Hal hal diatas
adalah potensi-potensi yang dimiliki manusia dan membedakannya dengan mahluk
Allah yang lain, selain dalam segi asal usul, misalnya manusia dibuat Allah
dari tanah, sedangkan Jin dibuat dari api, dan malaikat dibuat dari cahaya,dan
sifat-sifat yang diberikan Allah berbeda beda.
manusia
|
jin
|
malaikat
|
|
Dibuat
|
tanah
|
api
|
cahaya
|
Sifat
|
gabungan
Akal Dan Nafsu
|
Nafsu
|
Patuh
tanpa nAfsu
|
§ Persamaan :
1. Makhluk ciptaan Allah yang diberi nyawa
dan sewaktu-waktu dapat dicabut kembali (mati)
§ Perbedaan :
1. Manusia merupakan makhluk yang paling
sempurna karena dibekali akal,pikiran, dan rasa
2. Manusia adalah makhluk yang paling tinggi
derajat dan mulia di hadapan Allah SWT.
3. Manusia memiliki dorongan-dorongan yang
disebut nafsu atau kehendak bebas.
4. Manusia merupakan makhluk psiko-fisik,
berbudaya, dan beragama.
5. Manusia dapat dijadikan khalifah (wakil
Allah SWT) di muka bumi
6. Manusia dapat menuntut ilmu setinggi-tingginya
7. Manusia dengan kemampuan akalnya dapat
melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Manusia dituntuk untuk beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
9. Manusia juga dituntut untuk beribadah
(sholat, berpuasa, sedekah, infaq, dll) kepada dan karena Allah SWT.
Perbedaan manusia dengan makhluk Allah yang lain dijelaskan dalam surat Al
Israa’ : 70 berikut ini :
QS.Al Israa’ : 70
B.
Eksistensi dan Martabat Manusia
Penciptaan Manusia
Manusia adalah makhluk Allah
yang terdiri dari ruh dan tanah yang dilengkapi dengan potensi hati, akal dan
jasad. Potensi manusia ini merupakan kelebihan dan keutamaan dibandingkan
makhluk lainnya.
Siapakah sebenarnya manusia ?
Apa perannya di muka bumi ini ? Allah yang telah menciptakan manusia memberikan
sebuah tugas dan fungsi di bumi. Diantara tugasnya adalah beribadah dan sebagai khalifah. Dalam menjalankan fungsinya sebagai
khalifah, manusia diciptakan dengan akal yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Untuk berfungsi sebagai khalifah, dan mampu melaksanakan ibadahnya dengan baik,
manusia dapat mengoptimalkan peran akal dan hatinya dengan berazam. Makhluk
lain tidak diberikan fasilitas hati sedangkan manusia malah diberikan kelebihan
peran hati.
Allah menciptakan manusia
dengan segala keterbatasan dan kelemahannya di samping kelebihan dan
kekuatannya. Manusia diciptakan oleh Allah berdasarkan fitrahnya. Manusia dapat
memelihara fitrahnya dengan Islam akan berhasil di dunia maupun di akhirat.
Sedangkan mereka yang tidak dapat memelihara fitrah tersebut serta tidak
menjalankan amanahnya akan termasuk ke dalam golongan yang bodoh (Jahil). Tidak
patut bagi manusia untuk sombong dan mengingkari Islam padahal ia diciptakan
oleh Allah sebagai makhluk lemah dibandingkan dengan kekuatanNya Yang Maha
Besar.
Di dalam Al-Quran telah disebutkan bahwa Allah
menciptakan manusia untuk beribadah
kepadaNya dan menjadi khalifah di muka bumi. Dalil – Dalilnya :
*
Al-Ahzab
72
“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, lalu dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat
bodoh.”
*
Adz-Dzariyaat
56
“Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu”
*
Al-
Baqarah 30
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”. Mereka
berkata : “Mengapat Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”. Tuhan berfirman :
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
*
Hadist Abu Hurairah RA.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dari Abu Hurairah RA, berkata Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza WA Jalla
Berfirman : Hai Anak Adam, luangkanlah
waktu untuk beribadah kepadaKu, Aku akan memenuhi hatimu dengan kekayaan
dan Aku akan menutupu kemlaratanmu. Dan Bila kamu tidak melakukannya, maka Aku
akan mengisi hatimu dengan kesibukan dan aku tidak akan menutupi kemlaratanmu.”
Manusia untuk Beribadah :
Manusia diciptakan oleh Allah
untuk beribadah kepadaNya sehingga dari ibadah ini tumbuh ketakwaan. Dengan
takwa manusia memperoleh izzah yang menjadi bekal tugas kekhalifahannya
terhadap manusia dan alam.
Manusia Sebagai Khalifah :
Tugas manusia sebagai Khalifah
adalah Al-Imarah yang artinya mebangun dan Ar-Riayah yang artinya memelihara.
Cara melaksanakan tugas ini adalah amar ma’ruf nahiy munkar. Pola penumbuhan
tugas khalifah adalah dengan membangun dan memelihara yang berkaitan dengan
unsur materi dan ruhani. Membangun alam ini dengan melakukan arahan dan
meghasilkan peradaban, manakala syariat akan menghasilkan akhlak. Memelihara
alam ini dengan memberikan harapan, sehingga menghasilkan balasan yang baik.
Khalifah berfungsi membangun dan memelihara lima perkara, yaitu :
·
Diin – Agama
Manusia ditugaskan untuk
memelihara dan menjaga Islam sebagai agama yang paling benar di muka bumi.
·
Nafs – Nafsu
Sebagai khalifah, manusia
memiliki nafsu yang harus digunakan dengan benar. Nafsu yang dimiliki manusia
dapat berfungsi optimal bila dipergunakan dengan teapt.
·
Aql - Akal
Potensi akal lebih yang
dimiliki oleh manusia membuat manusia mampu untuk mengemban tugas sebagai
pembangun dan pemelihara.
·
Maal - Harta
Manusia diberi amanat untuk
menjaga harta dengan segenap kemampuan yang dimilikinya dari mereka yang
mengganggu.
·
Nasl – Keturunan
Sebagai khalifah, manusia juga
harus memiliki keturunan yang juga mengemban tugas untuk meneruskan amanat.
1.
Tujuan
penciptaan manusia
Tujuan
manusia diciptakan adalah mempelajari alam semesta, hukum-hukum susunan dirinya
sendiri dan proses sejarah, yang kemudian menggunakan segala kemampuan dan
pengetahuan demi kebaikan yakni ibadah atau pengabdian kepada Allah SWT. Inilah
sebabnya mengapa manusia dihormati sebagai sebaik-baiknya makhluk. Tetapi
banyak manusia yang gagal menjalankan tujuannya. Karena kebanyakan diantara
mereka tidak mau melihat “ke belakang, tidak bersedia untuk mengantisipasi hari
depan”, tidak memahami tujuan moral dari perjuangan manusia dan merka (manusia)
merasa cukup puas untuk hidup hari demi hari.
Allah SWT
telah memberikan banyak kelebihan kepada manusia, tidak saja dalam potensi
fisik, tetapi penciptaan alam ini pun diperuntukkan bagi manusia supaya
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Beban amanat yang begitu besar diberikan oleh
Allah kepada manusia manakala makhluk lain dianggap kurang mampu untuk
mengembannya. Dengan kelebihan manusia, maka wajarlah manusia dipilih sebagai
khalifah dimuka bumi untuk memelihara apa saja yang ada di bumi. Kelebihan
inilah yang menjadikan manusia dimuliakan dibandingkan makhluk lainnya. Dan
menstinya kelebihan ini menjadikan manusia bersyukur kepada Allah yang telah
menciptakan kita dari kebaikan dan membalasnya dengan ibadah.
2. Fungsi dan Peran Manusia yang diberikan
Allah SWT kepada Manusia
· Fungsi manusia yang diberikan Allah kepada
Manusia
Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata karena Allah, agama
semua Nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi
petunjuk bagi manusia, agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan hubungan
manusia dengan sesama, dan agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam
satu-satunya agama yang diridhai Allah dan agama yang sempurna. Dengan beragama
Islam maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup tauhid kepada Allah, fungsi/peran dalam kehidupan berupa
ibadah, menjalankan kekhalifahan, dan bertujuan untuk meraih ridha serta
karunia Allah SWT. Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam
kehidupan di dunia apabila benar-benar diimani, dipahami, dihayati, dan
diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam) secara total atau kaffah
dan penuh ketundukan atau penyerahan diri. Dengan pengamalan Islam yang sepenuh
hati dan sungguh-sungguh itu, maka terbentuk manusia muslimin yang memiliki
sifat-sifat utama: kepribadian muslim, kepribadian mukmin, kepribadian muhsin
dalam arti berakhlak mulia, dan kepribadian muttaqin (Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah/PHIWM, bab Pandangan Islam Tentang
Kehidupan).
Selain itu
fungsi manusia itu sendiri adalah harus dan wajib menjaga, mengelola,
melestarikan sumber daya yang telah diberikan Allah SWT di dunia ini sesuai
dengan kaidah agama Islam. Dan juga manusia juga harus melestarikan dan menjaga
kehidupan manusia itu sendiri agar sesuai dan menurut dengan syariah atau
tuntunan agama Islam.
Menurut
literatur yang kami dapatkan dari artikel di Internet, yaitu artikel dari Hamka
dengan judul KERETA MAYAT yang megulas tentang fungsi manusia. Berikut adalah
fungsi manusia berdasarkan artikel dan pemikiran Hamka, Fungsi Manusia :
Ø
Fungsi
KEPADA ALLAH (ibadah).
Tugas
pertama untuk setiap manusia di dunia ini adalah ‘mencari’ Tuhan dengan
menggunakan akal dan pikiran yang telah di berikan oleh Allah kepada setiap
manusia melalui petunjuk kewujudan Allah / adanya Allah sebagai Sang Pencipta
pada setiap ciptaanNya bagi mereka yang mau berfikir. Dan Allah akan memberikan
derajat yang lebih tinggi jika manusia tersebut percaya bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan manusia dan bertakwa kepada-Nya dengan berbagai cara.
(dalam hal ini beribadah kepada Allah SWT).
Ø
Fungsi
KEPADA MASYARAKAT (Akhlak).
Semua
manusia harus berlaku adil pada semua makhluk,baik islam atau kafir, tua atau
muda, bagus atau buruk,ini pekerjaan atau tugas semua manusia,orang kafir
memperkenalkan sistem pendidikan moral dengan meneladani tokoh2 hebat dalam
sejarah, untuk apa? Tak lain untuk mewujudkan suasana hidup yg aman dan
tentram. Jadi semua manusia harus bekerja seperti layaknya khalifah2 islam yang
agung dalam hal:
-Meletakkan sesuatu pada tempat yg seharusnya(adil)
-Tidak pilih kasih
-Rendah diri(pemimpin berjiwa rakyat)
-Murah hati (sedekah)
-Kuat tapi lembut(membuat orang senang)
-Lembut
tapi tidak lemah/Percaya diri(Tidak mudah terpengaruh orang lain)
Ø
Fungsi
PADA AGAMA (dakwah).
Perbuatan
yang harus manusia lakukan untuk menjadikan hakikat fungsi seorang manusia,
adalah dengan tidak membiarkan manusia lain terkena azab Allah, kerana kita
adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya dihadapan Allah SWT.
Dakwah
adalah mengajaK, bukan mengajaR untuk dapat mengikuti kaidah-kaidah tuntunan
Islam. Bagi laki -laki soleh,tidak dapat masuk surga karena dikarenakan
beberapa sebab dalam hal jika tidak dakwah/mengajak untuk mengikuti jalan Allah
SWT,yaitu :
-Isterinya
-Ibunya
-Anaknya
-Adik
perempuannya
· Peran manusia yang diberikan Allah kepada
Manusia
Ada 2 (dua)
peran yang dipegang manusia, yaitu :
a. Sebagai khalifah Allah di muka bumi.
b. Sebagai seorang hamba yang beribadat
kepada Allah
Kedua peran
manusia ini merupakan kepaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan
dinamika hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak
kepada nilai-nilai kebenaran.
Peran
manusia sebagai khalifah dan hamba Allah, bukan dua hal yang bertentangan,
melainkan suatu kesatuan yang padu dan tidak dapat terpisahkan.
C.
Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan
khalifah Allah
1. Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
Hamba Allah
(‘abdullah) berarti orang yang taat, tunduk, dan patuh kepada perintah Allah.
Hal ini dimaksudkan dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia (hamba Allah)
menempati posisi sebagai ciptaan, dan Tuhan sebagai pencipta-Nya, oleh karena
itu ketaatan, ketundukkan, dan kepatuhan manusia itu hanya layak diberikan
kepada Allah.
Tanngung
Jawab tersebut, meliputi :
1. Menyempurnakan diri sendiri. Menjadi
seorang muslim yang mengikuti syariah Allah
2. Sejagat raya ini, manusia mengarahkan
kehidupannya bercirikan Islam dan diridhoi Allah.
3. Dengan alam sekeliling, menjadi sebuah
taman syurga yang dirihoi Allah.
4. Menyempurnakan nilai kemanusiaanya sebagai
makhluk yang memiliki kebebasb\ab berkreasi.
Di dalam
Al-Quran Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beriman dan bertaqwa, karena
merupakan suatu kewajiban manusia terhadap Allah SWT. Maksudnya ialah
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sebagai
bentuk manifestasi iman dan taqwa antara lain syukur atas nikmat yang Allah
berikan dan sabar atas bencana atau cobaan yang Allah timpaan. Seperti dalam
firman Allah :
QS. Al-Bayyinah : 5
2. Tanggung Jawab Manusia sebagai khalifah
Allah
Khalifah
berarti seseorang yang menjalankan peranan sebagai wakil atau pengganti Allah
yang memegang kekuasaan dimuka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia
itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk mengolah serta
mendayagunakan segala sesuatu di muka bumi untuk kepentingan hidupnya. Seperti
firman Allah :
QS.Al-An’aam
: 15
Tanggung jawab tersebut meliputi :
1. Mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
2. Mengajarkan kepada sesamanya kebenaran-kebenaran
dalam segal ciptaan Allah.
3. Melakukan pemahaman serta penguasaan
terhadap hokum-hukum kebenaran yang terkandung dalam ciptaan Allah.
4. Menyusun konsep-konsep serta melakukan
rekayas membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan.
5. Melahirkan kreatifitas yang dinamis berupa
kebebasb memilih dan menentukan yang bertumpu pada landasan tauhidullah.
6. Mengahlikan diri dalam mengelola alam
sekitarnya.
Manusia sebagai khalifah, mereka diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat
dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu manusia mempunyai tugas
dan kewajiban terhadap alam sekitarnya yakni melestarikan dan memeliharanya
dengan baik.
Sebagai khalifah, kebebasan manusia merupakan bentuk implementasi dari
ketundukan dan ketaan. Ia tidak tunduk kepada siapapun, kecuali kepada Allah.
Kekhalifahan adalah realisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang
menciptakannya. Ketidakseimbangan antara tugas dan tanggung jawab, akan
melahirkan sifat-sifat yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ke
tingkat yang paling rendah, seperti firman Allah SWT :
QS.At-Thin : 4
Dalam uraian di atas dijelaskan bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki
fitrah dengan menggunakan kemampuannya sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai
khalifah yang diberi kemampuan untuk dapat menguasai dan memanfaatkan alam.
Disamping potensi yang dimilikinya manusia diberi peraturan atau sunatullah (hukum-hukum
alam) agar manusia selamat mengemban amanat sebagai khalifah, namun ia tidak
boleh melupakan akan status sebagai pengabdi kepada Allah SWT.
QS.Adz-Dzaariyaat : 56
Dengan demikian landasan kedudukan manusia didunia ini adalah pengabdian
kepada Allah SWT. Dan sebagai khalifah Allah adalah manifestasi dari
pengabdiannya kepada-Nya yang tercermin dalam mengikuti hokum-hukumnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
§
Manusia
adalah salah satu dari sekian makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang diciptakan
dari suatu saripati (berasal) dari tanah, secara tahap demi tahap biologis
melalui proses percampuran bahan dari laki_laki dan perempuan. Serta dibekali
kemampuan akal yang sempurna, pikiran, dan rasa sehingga disebut sebagai
makhluk yang paling sempurna diantara makhluk allah yang lain.
§
manusia
diciptakan melalui 7 tahap :
v Sari pati tanah, yaitu makanan setelah
dikonsumsi, diproses menjadi :
v Air mani, yaitu dengan menikah air mani
tersebut bertemu dengan sel perempuan berubah menjadi :
v Segumpal darah, berkembang menjadi :
v Segumpal daging, berkembang menjadi :
v Tulang-belulang, berkembang menjadi :
v Daging, yang membungkus tulang-belulang
berkembang menjadi :
v Makhluk bentuk lain, yaitu janin, setelah
lengkap barulah ditiupkan ruh (nyawa)
§
Manusia
memiliki persamaan dan perbedaan dengan Makhluk lain.
§
Tujuan
manusia diciptakan adlah mempelajari alam semesta, hokum-hukum susunan dirinya
sendiri dan proses sejarah, yang kemudian menggunakan segala kemampuan dan
pengetahuan demi kebaikan yakni ibadah atau pengabdian kepada Allah SWT
§
Manusia
memiliki 3 fungsi yaitu fungsi kepada Allah, fungsi kepada masyarakat, fungsi
kepada agama.
§
Tanggung
jawab manusia sebagai hamba Allah :
v Menyempurnakan diri sendiri. Menjadi
seorang muslim yang mengikuti syariah Allah
v Sejagat raya ini, manusia mengarahkan
kehidupannya bercirikan Islam dan diridhoi Allah.
v Dengan alam sekeliling, menjadi sebuah
taman syurga yang dirihoi Allah.
v Menyempurnakan nilai kemanusiaanya sebagai
makhluk yang memiliki kebebasan berkreasi.
§
Tanggung
jawab manusia sebagai khalifah Allah :
v Mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
v Mengajarkan kepada sesamanya
kebenaran-kebenaran dalam segal ciptaan Allah.
v Melakukan pemahaman serta penguasaan
terhadap hokum-hukum kebenaran yang terkandung dalam ciptaan Allah.
v Menyusun konsep-konsep serta melakukan
rekayas membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan.
v Melahirkan kreatifitas yang dinamis berupa
kebebasan memilih dan menentukan yang bertumpu pada landasan tauhidullah.
v Mengahlikan diri dalam mengelola alam
sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
Datuak
Rajo Bandaro Basa, Dr. H Irwan Prayitno, Psi. Msc., 2005 Kepribadian Muslim. Pustaka Tarbiatuna : Bekasi.
As, Asmaran.1992.Pengantar Studi Akhlak.Rajawali pers : Jakarta.
Suryana, Toto, dkk.1997.Pendidikan Agama Islam.Tiga Mutiara : Bandung.
Syafi’I, Ahmad, dkk.2002.Integrasi Budi PEkerti dalam Pendidikan.Yudhistira :
Jakarta.
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah/PHIWM, bab Pandangan Islam Tentang Kehidupan).Internet.
0 komentar:
Posting Komentar