1 . “ Panenan yang bagus pada umumnya akan menurunkan
pendapatan petani ”
Masa panen yang melimpah
memang menyenangkan, karena kita dapat mengevaluasi hasil kerja kita dalam
bertani dengan akhir yang baik. Tetapi sayang sekali, hasil itu belum tentu
akan memberikan dampak yang baik pula pada penjualan hasil panen selanjutnya.
Sebagai contoh kita ambil padi
sebagai acuan. Padi adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Kebutuhan akan padi akan selalu ingin dipenuhi oleh setiap lapisan
masyarakat. Saat panen padi, komoditas penting ini akan membanjiri pasar,
kemudian menurunkan kelangkaannnya sehingga akan menurunkan harganya. Walaupun
jumlah panen meningkat, namun kebutuhan masyarakat tetap. Kebutuhan padi tidak
akan berubah selama faktor-faktor tententu tidak berubah pula. Walau di buat
penawaran setinggi apapun, permintaan masyarakat pada beras tidak akan berubah
jauh.
Kita misalkan dalam tingkat
penawaran dan permintaan vs Harga :
Data Penawaran-Permintaan dan Harga Beras Dalam Pasar
|
||
Harga
|
Permintaan (kg)
|
Penawaran (kg)
|
3000
|
25
|
5
|
3200
|
20
|
10
|
3500
|
15
|
15
|
3800
|
10
|
20
|
4000
|
5
|
25
|
Dari data tersebut kita buat kurva
permintaan-Penawaran dan Harga
Beras dan bahan makanan pokok
lainnya adalah salah satu contoh barang yang permintaannya cenderung bersifat
inelastis, keadaaan kuantitas yang diminta sama sekali tidak tanggap terhadap
perubahan harga. Untuk kebutuhan pokok ini, konsumsi berubah sedikit sekali
dalam menanggapi harga. Berarti para petani secara keseluruhan menerima
pendapatan total yang lebih sedikit apabila panenan bagus daripada apabila
panenan buruk. Peningkatan penawaran yang disebabkan oleh panenan melimpah
cenderung menurunkan harga. Namun harga rendah tidak benar-benar menurunkan
kuantitas yang diminta. Implikasi dari rendahnya elastisitas harga untuk pangan
adalah bahwa panenan berlimpah (Q tinggi) cenderung berkaitan dengan pendapatan
rendah.
2 . Pasangan komoditas :
Ø
Parfum
dan Garam
Yang lebih Elastis adalah
Parfum. Garam, pemakaiannnya sangat intens karena garam adalah kebutuhan pokok
kita sebagai penambah rasa makanan. Setiap hari kita makan, setiap hari pula
kita memasak, setiap memasak pula kita butuh garam. Apabila harga garam naik,
maka kita akan tetap membelinya dan harga tidak akan berpengaruh.
Kita bandingkan dengan parfum.
Parfum adalah salah satu barang mewah,
maksudnya parfum bukan barang pokok yang setiap orang memakainya. Tidak semua
orang suka atau memakai parfum, tetapi untuk masyarakat kalangan tertentu,
parfum merupakan sebuah kebutuhan atau identitas diri. Dari orang-orang
tersebutlah parfum bisa menjadi barang elastis. Selain baunya yang bervariasi,
kemasannya yang indah, harga juga mempengaruhi. Permintaan parfum akan turun
apabila harganya naik. Jadi sekali lagi, parfum
lebih elastis daripada garam.
Ø
Penisilin
dan Es Krim
Es krim dan penisilin adalah
benda-benda yang dikonsumsi masyarakat di waktu yang berbeda. Setiap saat kita
bisa makan es krim di saat kita sehat dan kita tidak perlu mengkonsumsi
penisilin saat kita sehat. Lain halnya apabila kita sakit, kita (boleh) makan
es krim tetapi harus mengkonsumsi penisilin. Saat kita sakit (sama dengan
obat-obatan) kebutuhan akan penisilin akan sangat mendesak, sehingga dengan
harga yang mahalpun, kita pasti akan membelinya. Kebutuhan akan kesembuhan
memaksa kita untuk mengkonsumsi penisilin secepatnya tanpa memperhatikan
harganya.
Sedangkan es krim, bukanlah
sebuah kebutuhan. Kita tidak perlu membeli es krim setiap saat, karena tingkat
prioritasnya masih dibawah kebutuhan pokok lainnya. Kita akan mengkonsumsi es
krim apabila kita memiliki kelebihan uang atau saat kita ingin memakannya.
Apabila harga es krim naik, maka kita cenderung untuk mengurungkan niat untuk
membelinya. Bagi kita, tidak masalah tidak mengkonsumsinya, toh benda dingin
yang manis itu bukan barang yang wajib kita konsumsi setiap saat. Tetapi
apabila harganya turun, maka kita cenderung untuk membeli lebih banyak sekedar
untuk memuaskan diri atau menyenangkan anak-anak dan adik-adik kita. Maka , es krim lebih elastis daripada penisilin.
Ø
Mobil
dan Ban Mobil
Mobil adalah barang yang harganya
tidak murah. Begitu juga ban, walaupun harganya tidak setara dengan mobil,
tetapi apabila kita membeli ban, maka harganya cukup untuk membayar sekolah
anak kita yang masih sekolah dasar atau lanjutan pertama.
Pada dasarnya,
hampir semua barang dibeli atas dasar kebutuhan.
Apabila kita memiliki uang
untuk membeli mobil, dan harga mobil turun, maka kita akan membelinya. Di saat
harga ban turun, dan harga mobil naik, belum tentu kita akan membeli ban.
Lain halnya bila kita memiliki
uang untuk membeli mobil tetapi kita membutuhkan ban saat harga mobil turun.
Kita akan lebih memilih untuk membeli mobil, karena mobil baru lebih
menyenangkan dan multifungsi. Masalah banyang rusak akan dilupakan sejenak
untuk mendapatkan diskon pembelian mobil yang tidak biasanya. Tentang ban, kita
akan membelinya disaat kita butuh saja.
Maka, antara mobil vs ban, mobil lebih elastis.
Ø
Es
Krim dan Es Krim Coklat
Selain karena
kebutuhan, selera konsumen juga berpengaruh terhadap permintaan. (Walaupun kebutuhan adalah faktor utama
yang memimpin daftar faktor-faktor permintaan)
Es Krim memiliki banyak rasa,
salah satunya adalah coklat. Coklat memiliki rasa yang paling populer diantara
rasa es krim yang lain. Di saat kita menginginkan makan es krim coklat dan
harga es krim yang rasanya sama dengan warnanya tersebut naik, kita akan
menggantinya dengan es krim dengan rasa yang lain. Ketika kita benar-benar
menginginkan es krim coklat dan harga es
krim populer itu naik, kita akan tetap membelinya.
Semuanya akan kembali pada
selera konsumen. Tetapi karena es krim coklat lebih populer daripada yang lain,
maka es krim coklat lebih elastis daripada es krim biasa.
3 . Harga
turun sebesar 1 %, menyebabkan kuantitas yang meningkat sebanyak 2 %. Oleh
karena itu permintaaan adalah elastis, dengan Ed > 1,
ü
Q = 2
%
P = 1 %
Ed = ∆Q
∆P
Ed = 2 %
1 %
Ed = 2 , maka Ed
> 0, elastis.
Harga turun sebesar 1 %, menyebabkan
kuantitas yang meningkat sebanyak ½ %. Oleh karena itu permintaaan adalah
elastis, dengan Ed > 1,
ü
Q = ½
%
P = 1 %
Ed = ∆Q
∆P
Ed = ½ %
1 %
Ed = ½ , maka Ed
> 1, inelastis.
Perubahan
– Perubahan yang terjadi :
a. Terjadi perubahan elastisitas antara E1
dan E2.
E1 = 2 ,
elastisitas permintaan lebih dari satu (E > 1)
E2 = ½ , elastisitas permintaan kurang
dari satu (E <1)
b. Terjadi perubahan jenis Elastisitas
Permintaan.
E1 = 2 ; E > 1
berarti jenisnya elastisitasnya Elastis.
E2 = ½ ; E <1 berarti jenis
elastisitasnya Inelastis.
4 . Efek Ekuilibrium Output setelah
perubahan-perubahan jelas membuat sebuah pergeseran dalam penawaran dan
permintaan yang menciptakan suatu titik ekuilibrium baru. Perubahan-perubahan
yang terjadi :
a. Suatu peningkatan dalam pendapatan
konsumen.
Apabila
pendapatan bertambah maka daya beli akan meningkat. Masyarakat akan cenderung
berbelanja lebih apabila memiliki pendapatan yang lebih. Masyarakat yang
memiliki pendapatan lebih cenderung membelanjakan uangnya untuk membeli lebih
banyak barang.
Hukum Engel yang berhubungan
dengan tingkat konsumsi :
“ Semakin besar pendapatan,
maka semakin kecil bagian-bagian yang digunakan untuk konsumsi dan sebaliknya.”
Telah jelas
apabila masyarakat memiliki kenaikan pendapatan, maka permintaan untuk
apartemen semakin meningkat. Peningkatan ini juga tidak hanya peningkatan dalam
permintaan, tetapi juga peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di
apartemen yang diminta.
b. Pajak $10 per bulan atas penyewaan
apartemen
Pajak
sebesar $10 akan membuat peningkatan harga dan sewa itu sendiri. Walaupun
pendapatan masyarakat mungkin meningkat, tetapi apabila dikenai pajak, maka
sama saja mengurangi pendapatan yang meningkat sebelumnya. Harga naik maka
permintaan akan apartemen akan menurun, dan masyarakat akan menjadi ragu untuk
membelanjakan uangnya demi apartemen yang telah mereka target sebelumnya.
Pengenaan pajak sama dengan peningkatan harga yang membuat masyarakat merasa
lebih miskin dari biasanya. Ekuilibrium pasar cenderung turun.
c. Dekrit pemerintah yang mengatakan
apartemen tidak boleh menarik sewa lebih daripada $200 per bulan.
Hal ini dilakukan
pemerintah untuk melindungi konsumen dari melambungnya harga yang ditetapkan
produsen apartemen. Harga sewa dibatasi supaya konsumen yang berpendapatan
pas-pasan mampu menjangkau apartemen yang lebih layak kualitasnya. Dengan
adanya pembatasan harga, sewa apartemen yang lebih dari $200 per bulan harus
turun dan sewa yang dibawah angka tersebut dapat menyesuaikan sendiri. Dengan
adanya pembatasan ini, tingkat permintaan dan penawaran bisa berubah sesuai
dengan ketetapan produsen apartemen itu sendiri. Ekuilibrium akan menyesuaikan
tetapi cenderung menurun.
d. Suatu teknik konstruksi baru yang
memungkinkan apartemen dibangun dengan separuh biaya.
Perubahan
ini dapat mengefisiensi biaya total dan meningkatkan output produsen dan
menambah permintaan. Dengan penurunan ini, biaya produksi semakin kecil,
produsen dapat mengeruk laba lebih banyak dan menurunkan harga. Produsen pun
akhirnya meningkatkan penawarannya. Tawaran harga yang lebih murah kemudian
menarik konsumen untuk membeli apartemen dan meningkatkan permintaannya.
e. Suatu peningkatan 20 % dalam upah buruh
bangunan.
Peningkatan
upah buruh sama dengan pengenaan pajak yang bisa mempengaruhi atau bahkan
meningkatkan harga apartemen. Harga meningkat dapat menyebabkan penurunan
tingkat permintaan. Konsumen akan mengurungkan niatnya unbtuk membeli
apartemen, karena peningkatan harga tersebut.
5 . Upah minimum menetapkan suatu besaran minimum
yang diperbolehkan bagi para majikan dalam membayar upah para pekerja. Mulai
dengan melihat figur disamping, yang menggambarkan pasar untuk tenaga kerja
yang tidak terlatih. Diagram memperlihatkan bagaimana suatu upah minimum
menjadi dasar untuk kebanyakan pekerjaan. Ketika upah minimum naik diatas
tingkat ekuilibrium pada M, total junlah pekerjaan bergerak ke atas dalam kurva
permintaan ke E, oleh karena itu kesempatan kerja turun. Kesenjangan antara
tenaga kerja yang ditawarkan dan tenaga kerja yang diminta diperlihatkan
sebagai U. Ini menggambarkan jumlah pengangguran.
Studi menunjukkan bahwa suatu peningkatan sebesar 10 %
dalam upah minimum akan mengurangi kesempatan kerja bagi usia muda antara 1 dan
3 %. Sedangkan dampak bagi orang dewasa jauh lebih kecil. Kita dapat melihat
bahwa merosotnya kesempatan kerja sangat kecil sementara pengangguran akibat
piningkatan upah minimum sangat besar.
Peningkatan upah buruh dapat
meningkatkan pendapatan mereka, sehingga kesejahteraan akan semakin meningkat
pula. Dengan adanya peningkatan ini, maka kesempatan kerja semakin kompetitif.
Peningkatan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, karena dengan
persaingan yang semakin kompetitif, setiap orang akan berusaha sebisa mungkin
untuk menambah ketrampilandan keahlianya. Buruh yang terampil akan mudah
mendapat pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya, buruh kurang terampil akan mendapatkan
kesulitan sdan semakin lama semakin tersisih.
6 .
“Pemerintah mengetahui bagaimana melakukan suatu hal dengan baik. Mereka
mengetahui bagaimana menciptakan suatu kelangkaan dan kelebihan. ”
Pemerintah sebagai pengatur
masyarakat mampu mengatur arus barang dan uang dengan baik. Pengaturan yang
dilakukan pemerintah memberi dampak yang negatif dan positif. Tetapi dari
segala dampak tersebut, pemerintah hanya berusaha memberikan masyarakat yang
terbaik demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.
ü
Pemberian
upah minimum yang ditetapkan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan buruh. Peningkatan pendapatan membuat para buruh akhirnya
lebih mampu memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kesejahteraan yang
meningkat dapat menciptakan peningkatan kegiatan perekonomian negara.
ü
Pagu
suku bunga di Indonesia telah ditingkatkan, tetapi tetap saja terjadi inflasi
yang mebuat masyarakat merasa semakin tidak mampu untuk mengejarnya. Tetapi
dengan adanya inflasi dapat menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia telah
meningkat. Zaman modern telah mendesak masyarakat untuk meningkatkan
ketrampilan dan keahlian yang dimilikinya, sehingga dari kerja kerasnya
masyarakat Indonesia dapat meningkatkan pendapatannnya. Peningkatan pendapatan
tersebut dapat membuat sebuah kenaikan pendapatan perkapita.
Menetapkan dasar upah minimum
pada Wmin , jauh di atas tingkat ekuilibrium pasar-bebas pada Wmarket,
menghasilkan kesempatan kerja pada E. Kesempatan Kerja berkurang, seperti yang
diperlihatkan oleh tanda panah, dari M ke E. Di samping itu, pengangguran
adalah U, yang merupakan selisih antara tenaga kerja yang ditawarkan pada LF
dan kesempatan kerja pada E. Jikalau kurva permintaan inelastis, peningkatan
upah minimum akan meningkatkan pendapatan para buruh yang berupah rendah.
7 . Suatu
tarif sebesar $2000 dikenakan pada mobil impor akan menyebabkan penawaran tetap
atau bahkan cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena harganya masih dalam
batas normal. Di Indonesia, produsen mobil yang memasok mobil salah satu
terbanyak adalah Jepang. Seperti yang kita ketahui bahwa Jepang menjalankan
politik dumping dalam merkantilis internasionalnya. Penjualan mobil Jepang di
Indonesia lebih murah daripada di Jepang sendiri. Dari politik tersebut,
kemudian dikenakan pajak sebesar $2000. Maka harganya akan cenderung normal.
Dengan harga normal, maka harga akan tetap. Permintaan juga mungkin akan tetap
atau cenderung meningkat seiring dengan peningkatan penawaran yang dilakukan
oleh pihak produsen.
Ekuilibrium
juga akan cenderung bergeser ke arah yang sesuai dengan tingkat penawaran dan
permintaan sehingga kuantitas pun akan melakukan hal yang sama.
Perusahaan-perusahaan
mobil di Amerika dan para buruh di bidang otomotif sering mendukung pembatasan
impor mobil karena akan membuat harga mobil mereka juga ikut stabil. Mereka
khawatir, dengan membanjirnya produk impor, kuantitas mobil semakin banyak di
pasaran. Hal itu dapat menurunkan harga mobil yang mereka produksi. Dengan
pembatasan tersebut harga mobil Amerika masih bisa bersaing dengan produk
impor, para produsen telah dilindungi dan harga mereka aman dari membanjirnya
produk impor.
8 . Masalah Elastisitas :
a. E = 0,05
P = $3 per barel
Q = 5 %
Penawaran bersifat inelastis
sempurna, sehingga harga tidak memiliki pengaruh penting dalam proses
penawaran.
b. Elastisitas tidak bergantung pada satuan
tertentu.
Barang
|
Harga
($ per boks)
|
Kuantitas yang Diminta
(jutaan boks per tahun)
|
Elastisitas Permintaan
|
Jenis Elastisitas
|
A
|
5
|
9
|
-
|
-
|
B
|
4
|
10
|
5/9
|
Inelastis
|
C
|
3
|
12
|
0,8
|
Inelastis
|
D
|
2
|
15
|
0,75
|
Inelastis
|
E
|
1
|
20
|
0,3
|
Inelastis
|
Kemudian kita kita ubah dalam
satuan harga dari dolar ke sen, dan kuantitas dari juaat kotak ke ton dengan
faktor konveksi 10.000 kotak menjadi 1 ton.
Barang
|
Harga
(sen)
|
Kuantitas yang Diminta
(ton per tahun)
|
Elastisitas Permintaan
|
Jenis Elastisitas
|
A
|
500
|
900
|
-
|
-
|
B
|
400
|
1000
|
5/9
|
Inelastis
|
C
|
300
|
1200
|
0,8
|
Inelastis
|
D
|
200
|
1500
|
0,75
|
Inelastis
|
E
|
100
|
2000
|
0,3
|
Inelastis
|
Kedua jenis tabel diatas
menunjukkan Elastisitas barang dengan satuan yang berbeda tetapi merupakan
barang yang sama. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa perbedaan satuan
tidak akan merubah elastisitas sebuah barang yang sama.
c. Studi permintaan mengungkapkan bahwa
elastisitas harga kokain adalah 0,5.
Kokain
adalah salah satu jenis obat terlarang. Selama ini kita tahu, bahwa obat
terlarang identik dengan kejahatan dan tindak kriminal. Penurunan konsumsi
kokain sedikit banyak akan mengurangi tingkat kejahatan di kota New York.
Program larangan penggunaan kokain juga akan mempengaruhi penggunaan kokain,
dimana akan semakin sulit akses para pengguna untuk melakukan transaksi demi
mendapatkan kokain. Penurunan ini menyebabkan depresi penawaran kokain sebesar
50% yang berujung anjloknya harga kokain sebesar 50 % pula.
Sedangkan
para pecandu akan semakin bahagia bila harganya turun, sehingga mereka akan
menyiapkan uang dalam jumlah ganda, dan melakukan segala cara demi mendapatkan
pasokan kokain yang lebih murah dari biasanya.
Adanya
suato program yang berhasil merehabilitasi separuh dari pengguna kokain akan
semakin menurunkan harga pasar kokain, karena nilai jualnya akan semakin turun
karena menurunnya jumlah permintaan. Para pengedar akan berusaha menurunkan
harga serendah mungkin untuk menarik kembali pasar kokain yang telah remuk
akibat larangan dan program rehabilitasi yang sukses besar menurunkan para
pelanggannya.
d. Selama masa depresi, petani juga mengalami
kebingungan yang sangat mengganggu. Tetapi kebingungan itu tidak dapat
dimengerti atau bahkan dirasakan oleh seekor babi. Babi merupakan hewan yang
nafsu makannya sangat besar, sehingga dapat menghabiskan hasil pertanian dan
ladang para petani. Hal ini jelas-jelas merugikan para petani, sehingga
petani-petani merasa perlu mengurangi pengeluaran yang tidak dapat terkontrol
ini, yaitu dengan menyingkirkan babi-babi dari wilayah pertanian. Salah satu
caranya adalah dengan membunuh dan mengubur mereka dalam-dalam. Walaupun ternak
mereka berkurang, mereka mengalami keuntungan yang cukup signifikan.
Keuntungan-keuntungan itu diantaranya adalah :
Mereka tidak perlu memberi makan babi-babi
yang lapar itu lagi
Mereka tidak harus khawatir akan berebut
hasil pertanian dengan para babi.
Apabila babi dikubur di area pertanian,
maka mayat bai-bai di dalam tanah bisa menjadi humus yang dapat menyuburkan
area tersebut .
e. Dampak upah minimum yang diperlihatkan kurva 4-11.
Perbedaan-perbedaannya adalah
:
Pendapatan Total dengan Upah Minimum
|
Pendapatan Total Tanpa Upah Minimum
|
Penetapan upah minumum membuat pendapatan
meningggalkan jauh di atas tingkat ekuilibrium pasar-bebas, sehingga menghasilkan kesempatan kerja yang lebih
luas. Jikalau kurva permintaan inelastis, peningkatan upah minimum akan
meningkatkan pendapatan para buruh yang berupah rendah.
|
Kesempatan Kerja berkurang, seperti yang
diperlihatkan oleh tanda panah, dari M ke E. Di samping itu, pengangguran
adalah U, yang merupakan selisih antara tenaga kerja yang ditawarkan pada LF
dan kesempatan kerja pada E.
|
Telah terlihat jelas perbendaan pendapatan total
dengan dan tanpa upah minimum yang ditunjukkan dengan warna merah muda. Penetapan
upah minimum menyebabkan semakin banyak orang yang berusaha memperbaiki taraf
hidupnya dengan meningkatkan keahliannya.
|
9. a .
Tanpa suatu pagu harga legal, harga akan naik ke E. Pada harga pagu $1,
penawaran dan permintaan tidak seimbang dan terjadi kelangkaan. Suatu cara
pencatuan, formal atau informal dibutuhkan untuk mengalokasi penawaran yang
kurang dan menurunkan permintaan aktual ke D’D’
b . Pengendalian
sewa terhadap hunian apartemen membantu konsumen untuk mendapatkan apartemen.
Harga yang ditawarkan teralu tinggi, sehingga pemerintah memberikan
batasan-batasan dalam harga sewa. Pada harga yang sesungguhnya (tanpa
pembatasan), kuantitas yang ditawarkan dan diminta tidak sesuai. Konsumen
mengingnkan lebih banyak apartemen daripada kuantitas yang ditawarkan produsen
pada harga yang ditetapkan. Ini diperlihatkan oelh celah antara J dan K
sehingga tidak lama lagi tanah dan blok apartemen akan habis. Jika pasar bebas
dibiarkan beroperasi, mekanisme pasar akan mendorong harga apartemen pada
tingkat harga $2 atau lebih. Konsumen akan menggerutu namuan terpaksa membayar
harga yang lebih tinggi daripada menjadi tunawisma.
c .
Opsi-opsi non sewa yang mungkin timbul sebagai pengganti untuk sewa yang lebih
tinggi, diantaranya :
☼ Konsumen dapat membeli rumah yang murah di
luar perkotaan. Selain dapat mengurangi beban sewa, hal ini dapat mengurangi
kepadatan penduduk serta kesulitan pengadaan apartemen oleh produsen dan
pemerintah.
☼ Sistem pelayanan “yang pertama pesan, yang pertama dapat”.
Dengan pembatasan sepereti ini dapat membatasi penjualan, membentuk barisan
kedisiplinan.
☼ Sistem Kupon . Apabila pencatuan
dilakukan, kupon dibagikan sesuai dengan kebutuhan. Sehingga kelangkaan hilang
karena permintaan dibatasi oleh kupon. (Walaupun akhirnya terjadi pemindahan
kelangkaan, dari kelangkaan apartemen menjadi kelangkaan kupon). Tetapi
pemerintah telah membagikannya dalam jumlah yang telah diperkirakan cukup dan
akhirnya permintaan dan penawaran seimbang pada harga pagu.
d . “
Kecuali pengeboman, tidak ada yang sedemikian efektif menghancurkan sebuah kota
seperti pengendalian sewa.”
Pengendalian sewa sangat
membebani masyarakat kota. Mahalnya tingkat baiay hidup di perkotaan membuat
semakin sulitnya mendapatkan tempat tinggal. Kepadatan penduduk dan mobilisasi
yang tinggi merupakan beberapa penyebabnya. Sehingga alternatif untuk mendapat
tempat tinggal adalah sewa. Alternatif ini juga sangat mahal, sehingga
lama-kelamaan akan menguras habis kantong masyarakat hanya untuk membayar sewa.
Yang terjadi pada pemeliharaan
adalah peningkatan-peningkatan yang tidak ada habisnya. Dengan pemeliharaan
yang terus meningkat, dapat menciptakan ketahanan yang lebih baik dari
sebelumnya. Lahan untuk sewa sangat terbatas, sehingga setiap orang perlu untuk
memelihara ketahanan tempatnya masing-masing.
10 . Pajak $1 atas bahan bakar menggeser kurva
penawaran atas $1, sehingga membentuk kurva penawaran baru , S’S’, yang paralel
dengan kurva penawaran semula, SS. Kurva penawaran baru ini memotong DD pada
ekuilibrium baru, E’, di mana harga untuk konsumen telah meningkat 90 sen dan
harga produsen turun 10 sen. Panah-panah merah memperlihatkan
perubaha-perubahan pada P dan Q. Perhatikan bahwa konsumen memikul bagian terbesar
dari pajak tersebut.
Kita
menggambarkan pengenaan pajak $1 pada pasar eceran untuk bahan bakar sebagai
suatu pergeseran ke atas kurva penawaran dengan kurva permintaan tetap tidak
berubah. Kurva permintaan tidak bergeser karena kuantitas yang diminta pada
tiap-tiap harga eceran tidak berubah sesudah pajak bahan bakar meningkat.
Sebaliknya,
kurva penawaran benar-benar bergeser ke atas sebesar $1. Alasannya ialah bahwa
produsen bersedia menjual sejumlah tertentu hanya apabila mereka menerima harga
netto yang sama seperti sebelumnya. Ini berarti bahwa pada setiap tingkat
juantitas yang ditawarkan, harga pasar harus meningkat persis sebesar jumlah
pajak. Karena panawaran bergeser, harga menjadi lebih tinggi.
K ko gambarnya g ada,?
BalasHapus