Kegagalan
Team Work dalam Adam Air
Team Work
Tim adalah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih
yang saling berkoordinasi dan berinterkasi dalam sebuah pekerjaan untuk
mnyelesaikan tugas yang spesifik. Ada beberapa jenis tim : Formal, Tim Formal
Vertikal, Tim Formal Horizontal, Tim dengan Tugas Khusus, dan Tim Mandiri.
Seorang anggota tim dapat memiliki salah satu dari 4 jenis peran; peran
spesialis tugas, peran ganda, peran non-partisipator, atau peran
sosio-emosional.
Dalam semua bentuk relasi pasti ada
norma-norma yang harus ditaati guna menjaga kelangsungan dari relasi tersebut.
Begitu pula halnya dengan sebuah tim. Norma bagi sebuah tim adalah sebuah
standar tingkah laku yang ditentukan bersama oleh anggota tim da membimbing
perillaku mereka. Norma dikembangkan untuk mengendalikan dan menarahkan
perilaku-perilaku berikut ; peristiwa kritis, keutamaan, perilaku bawaan, dan
pernyataan eksplisit.
Penyebab terjadinya konflik dalam
sebuah tim adalah kelangkaan sumber daya, ambiguitas
yuridisional, kerusakan komunikasi, pertentangan kepribadian, perbedaan
kekuatan dan status, atau adanya perbedaan tujuan. Pemimpin sebuah tim punya gaya yang berbeda
dalam menyelesaikan konflik, ada 5 gaya umum yang biasanya diterakan oleh
pemimpin sebuah tim, yaitu : gaya bersaing, gaya menghindar, gaya berkompromi,
gaya mengakomodasi, dan gaya berkolaborasi. Tetapi bila konflik meletus di
antara orang luar vs anggota tim atau antar tim maka teknik-teknik yang dapat
digunakan adalah : tujuan superordinat, tawar-menawar (negosiasi), mediasi,
atau memfasilitasi komunikasi.
Adam Air
Maskapai
penerbangan yang memiliki nama listing
Adam SkyConnection Airlines, PT. ini pertama kali didirikan tanggal 21 November
2002. Founder Adam Air adalah Agung
Laksono dan Sandra Ang. Sedangkan, Gunawan Suherman menjabat sebagai CEO dan
Adam Aditya Suherman adalah president
diretornya. Adam Air hadir sebagai low-cost carrier,
tetapi juga memberikan layanan on-board
yang cukup baik dengan harga tiket kompetitif — serupa dengan model bisnis
Valuair. Mereka mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan 2 pesawat Boeing
737 yang disewa (leasing)
dari GE Capital Aviation Services. Menurut orang dalam, maskapai ini diberikan
kepada Adam as a present
from his mother for his twenty something
birthday. Yes,
at the beginning he was wery proud to have only modern 737-400 and 737-500
aircraft.
Selama ini informasi yang kita
dapatkan lebih banyak terfokus pada kesalahan saat menerbangkan pesawat. Bisa
jadi karena umur pesawat yang sudah terlalu tua, atau memaksimalkan kargo,
tetapi meminimalkan “biaya” keselamatan penumpang. Namun, ternyata maslaah dalam manajemen Adam
Air lebih pelik dari itu. Hal ini terutama disebabkan oleh sumber daya manusia
dari Adam Air,
Masalah-masalah Adam Air
·
Permasalahan dengan para Flight Operation Officer yang sampai
melakukan mogok kerja tanggal 11 Agustus 2007 lalu. FOO menganggap lingkungan kerja yang sudah
tidak kondusif serta konflik yang sering terjadi dengan manajemen. Masalah ini
membuat operasional mereka sangat terganggu. Kemudian, dari 46 FOO yang melakukan
pemogokan, 33 di antaranya langsung dipecat hari itu juga. Kekosongan ini
kemudian membuat Adam Air “mengimpor” FOO
dari luar — bahkan FOO
yang sebenarnya tidak memiliki lisensi. Mereka tidak memiliki pengetahuan soal
Aturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil
Aviation Safety Regulation/CASR),
kebutuhan bahan bakar, limit bobot maksimum, dan sebagainya. Adam Air juga
melakukan walk-in
interview dan langsung mempekerjakan mereka, termasuk applicant yang pernah
ditolak sebelumnya. Bahkan mantan district
manager Bouraq dan station manager Jatayu dimasukkan juga ke
dalamnya. FOO
tersebut disupervisi oleh seorang ramp
manager yang juga tidak memiliki lisensi. Akibatnya, baik FOO maupun ramp manager sering
tidak bisa mengatasi masalah/konflik yang muncul sebelum penerbangan dilakukan.
Tugas FOO
sendiri sebenarnya untuk mengukur payload
agar sesuai dengan performance
limit. Tentu saja, tanpa lisensi dan pengetahuan yang memadai, FOO cuma berpikiran
selama di pesawat ada space,
kenapa tidak diisi saja penuh. Lupakan sejenak soal safety, engine
climb, performance,
dan sebagainya.
·
Korupsi BBM. Ketika captain pilot meminta agar fuel diisi 10.000 kgs,
tak jarang ramp hanya memberikan
9.500 kgs. Seperti diketahui, pembelian avtur harus dibayar tunai, dan sudah
jadi rahasia umum kalau operator sering sekali ngemplang. Tentu saja selain mengundang
protes dari pilot itu sendiri, supplier juga komplain kepada senior management karena
harus me-retur
sebanyak 500 kgs. Kalau sudah “ketahuan” begini, biasanya kesalahan akan
ditimpakan ke FOO
yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.
Identifikasi Masalah Team Work Adam Air
Kami
memfokuskan konsentrasi pada kegagalan team
work pihak manajemen Adam Air. Karena, hal ini kemudian akan berimplikasi
pada koordinasi di tingkat menengah dan karyawan lini depan. Menurut pendapat kami, sebenarnya pihak
manajemen Adam Air tidak memiliki norma-norma
yang dapat diterapkan dalam mengatur dan membangun etika kerja . Buktinya,
pihak manajemen sengaja meminimalkan seluruh biaya ( termasuk biaya maintaining
) untuk dapat menghasilkan pendapatan sebesar-besarnya tanpa menghiraukan
keselamatan penerbangan. Tentu saja, hal ini menjadi sangat mengganggu
karyawan-karyawan yang “berbudaya kerja” dan peduli pada keselamatan
penerbangan. Perilaku manajemen yang tidak etis ini menular pada karyawan di
level ranch. Buktinya, terjadi
korupsi BBM.
Konflik
yang terjadi dalam manajemen Adam Air disebabkan oleh kerusakan komunikasi dan
perbedaan tujuan. Langkah penyelesaian
masalah yang diambil oleh pihak manajemen Adam Air juga tidak masuk akal.
Mereka cenderung menggunakan gaya menghindar , yang tidak merefleksikan
kekuatan asertif maupun kerja sama. Buktinya, saat terjadi mogok kerja FOO, pihak manajemen Adam Air mengambil
jalan pintas dengan “mengimpor” FOO
dari luar — bahkan FOO
yang sebenarnya tidak memiliki lisensi. Sebenarnya, gaya menghindar ini tepat
bila diterapkan dalam situasi adanya isu yang sepele, tidak ada kesempatan
menang, masih banyak informasi yang perlu dikumpulkan, atau ketika gangguan
akan menjadi sangat mahal. Namun, penyebab protes yang disampaikan oleh
para FOO
yang mogok itu bukanlah sebuah isu yang remeh. Karena itu merupakan kritik
langsung atas kebobrokan manajemen Adam
Air.
Solusi yang Kami Sarankan
Sebetulnya,
Adam Air tidak perlu sampai dibubarkan karena masalah ini. Ami menganjurkan adanya
perubahan business model secara
simultan untuk menanganinya. Karena perubahan kecil saja tidak sanggup meng-cover kebobrokan yang sudah
membudidaya.
0 komentar:
Posting Komentar