BAB I
PENDAHULUAN
Metode lama yang digunakan selama ini sudah tidak dapat
dipertahankan lagi untuk menjalankan organisasi dan menghasilkan organisasi
berkinerja tinggi. Seperti, memberikan gaji yang tinggi, memberikan jabatan
bagi staff yang memprotes pimpinannya, mengirim staff mengikuti training atau
workshop, bukan merupakan solusi strategis untuk menciptakan organisasi
berkinerja tinggi dalam era perubahan.
Untuk mengantisipasi perubahan eksternal dan dinamika
organisasi, setiap individu di dalam organisasi dituntut untuk selalu belajar
agar mampu mengantisipasi jauh sebelumnya sehingga strategi-strategi organisasi
dalam mencapai masa depan yang lebih baik telah didesain secara komprehensif.
Hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan kinerja organisasi yang terus-menerus
meningkat dan berkualitas.
Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja memberikan pandangan
mengenai 3 gelombang pembelajaran (learning). Pada gelombang pertama,
organisasi dan perusahaan berkonsentrasi pada peningkatan proses kerja (improve
work process). Dalam fase ini muncullah konsep “kaizen”, TQM, dan konsep-konsep
lain yang berbasiskan pada mengatasi hambatan dan batasan. Selanjutnya, fase
kedua memfokuskan pada peningkatan mengenai bagaimana cara bekerja (improve how
to work). Fase ini banyak berkutat pada improvisasi cara berpikir dan
pembelajaran mengenai masalah-masalah system yang dinamis, kompleks, dan
mengandung konflik. Pada gelombang ketiga, konsep pembelajaran benar-benar
tertanam dalam organisasi sebagai cara pandang dan berpikir para pemimpin dan
juga pekerja.
BAB II I S I
A.
Definisi Learning Organization
Para pakar
mengemukakan definisi yang berbeda mengenai Learning Organization. Berikut ini
beberapa pendapat tentang Leraning Organization :
v Menurut Peter Senge dalam
bukunya The Fifth Discipline, Learning Organization adalah sebuah organisasi
yang dibangun oleh orang-orang yang secara terus menerus mau memperluas
kapasitas dirinya dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
v Menurut Prof. Jann Hidajat
Tjakraatmadja, Karl Knapp Ph.D., dan Prof. Richard W. Moore, Learning
Organization adalah organisasi yang terlatih dalam menciptakan, meraih, dan
mengubah pengetahuan / informasi dan memperbaiki sikapnya untuk mencerminkan
pengetahuan dan pandangan baru.
v Merurut Michael Marquardt,
dalam organisasi pembelajaran berlaku kaidah bahwa belajar adalah bagian dari
pekerjaan itu sendiri. Learning is part of work, a part of everybody’s
job description. Intinya sebuah organisasi pembelajaran dikatakan
berhasil ketika semua orang dalam organisasi mampu melihat dan mengalami dunia
dengan cara berbeda ketika asumsi dan keyakinan baru muncul, dan ketika setiap
orang mampu melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan.
v Menurut Nancy Dixon, Learning
Organization adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental
dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan
organisasi.
v Menurut David J. Skyrme,
Learning Organization adalah organisasi yang di dalamnya terdapat sistem, mekanisme
dan proses yang digunakan secara kontinyu oleh anggota-anggotanya guna
meningkatkan kapabilitas sehingga mampu mencapai sasran pribadinya dan
komunitas tempat dia berpartisipasi.
v Menurut Pedler, Boydell dan
Burgoyne, Learning Organization adalah organisasi yang :
1. Mempunyai suasana dimana
anggota-anggotanya terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh
mereka.
2. Memperluas budaya belajar ini sampai
pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain yang signifikan.
3. Menjadikan strategi pengembangan
sumber daya manusia sebagai pusat kebijakan bisnis.
4. Berada dalam proses transformasi
organisasi secara terus menerus.
v Menurut Lundberg, Learning
Organization adalah :
1. Tidaklah semata-mata jumlah
pembelajaran masing-masing anggota.
2. Pembelajaran itu membangun pemahaman
yang luas terhadap keadaan internal maupun eksternal.
3. Pembelajaran tidak hanya tentang
penataan kembali unsur-unsur organisasi.
4. Pembelajaran lebih merupakan suatu
bentuk meta-pembelajaran yang mensyaratkan pemikiran kembali pola-pola yang
mempertautkan potongan-potongan sebuah organisasi dan pola-pola dengan
lingkungan yang relevan.
v Menurut John Varago, Learning
Organization adalah :
1. Adaptif tehadap lingkungan
eksternalnya.
2. Secara terus menerus menunjang
kemampuan untuk berubah.
3. Mengembangkan pembelajaran baik
individual maupun kolektif.
4. Menggunakan hasil pembelajaran untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa Learning Organization adalah organisasi yang
secara terus menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus
berkembang dan mentranformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam
usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
bersama antara organisasi dan individu di dalamnya
B.
Syarat Membangun Learning
Organization
Syarat fundamental dalam membangun Learning
Organization adalah kemauan berbagi dan sosok pemimpin yang baik. Kemauan
berbagi adalah sifat dasar organisasi yang belajar, berbagi pengalaman sukses
dan gagal. Pola pikir ‘Saya sudah sukses dengan begini dan saya mau kamu
juga sukses seperti saya dengan begini’ serta ‘Saya gagal karena ini dan
Saya tidak mau kamu gagal karena ini’ harus menjiwai tiap individu dalam
organisasi.
Individu yang selalu belajar merupakan prasarat
bagi terciptanya Learning Organization. Peter Senge mengemukakan bahwa di dalam
Learning Organization yang efektif diperlukan unsur-unsur yang merupakan skills
yang seyogyanya dimiliki oleh setiap pemimpin untuk terbangunnya Learning
Organization, yakni : Personal Mastery, Mental Models, Shared Vision,
Team Learning dan System Thinking sehingga Learning Organization dapat
diwujudkan secara optimal.
Menurut
buku yang disunting oleh Sarita Chawla dan John Renesch langkah pertama yang
dilakukan untuk membangun Learning Organization adalah dengan membangun iklim
dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini penting sebab proses
pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang
kokoh di antara para karyawan apa pun levelnya untuk bertukar gagasan dan
pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informal learning.
Dalam
suatu artikel mengenai “Learning Histories:A New Tool for Turning
Organizational Experience Into Action” yang diterbitkan oleh Art Kleiner and George Roth,yang
menyebutkan bahwa “experience is often te best teacher”. Hal ini mengilhami
suatu sistem organisasi yang sederhana yang membuat banyak perusahaan
menentukan berbagai smart decision
untuk menimbulkan sense of the big something dari pengalaman terdahulu
untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam bereksperimen demi perbaikan dan
meningkatkan kinerja organisasi secara maksimum dan berkesinambungan.
C.
Karakteristik Learning
Organization
Menurut Schein, karakteristik Learning Organization adalah :
1.
Dalam
hubungan dalam lingkungan maka orginisasi dapat bersifat lebih dominan dalam
menjalin hubungan.
2.
Manusia
hendaknya berperilaku proaktif.
3.
Manusia
pada dasarnya adalah makhluk yang baik.
4.
Manusia
pada dasarnya dapat diubah.
5.
Dalam
hubungan antar manusia, individualisme dan kolektivisme sama-sama penting.
6.
Dalam
hubungan atasan-bawahan kesejawatan atau partisipatif dan otoritatif atau paternalistik
sama-sama pentingnya.
7.
Orientasi
waktu lebih berorientasi pada masa depan yang pendek.
8.
Untuk
penghitungan waktu lebih digunakan satuan waktu yang medium.
9.
Jaringan
informasi dan komunikasi berkesinambungan secara lengkap.
10.
Orientasi
hubungan dan orientasi tugas sama-sama pentingnya.
11.
Perlunya
berpikir secara sistematis.
Menurut Farago dan Skyrme, karakteristik Learning Organization
adalah :
1.
Berorientasi
pada masa depan dan hal-hal yang sifatnya eksternal.
2.
Arus
dan pertukaran informasi yang jelas dan bebas.
3.
Adanya
komitmen untuk belajar dan usaha individu untuk mengembangkan diri.
4.
Memberdayakan
dan meningkatkan individu-individu di dalam organisasi.
5.
Mengembangkan
iklim keterbukaan dan rasa saling percaya.
6.
Belajar
dari pengalaman.
Dari uraian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari Learning Organization
adalah keyakinan bahwa individu adalah proaktif untuk meningkatkan keinginan
diri, berusaha maju dan terus belajar dengan menciptakan iklim organisasi yang
terbuka dan arus informasi yang jelas.
D. Tipe Pembelajaran dalam Learning Organization
Ada 4
tipe pembelajaran yang dikembangkan dalam Learning Organization, yaitu :
1.
Mempelajari
fakta-fakta, pengetahuan, proses dan prosedur.
2.
Mempelajari
keterampilan kerja baru yang bisa ditransfer ke situasi lain.
3.
Belajar
beradaptasi.
4.
Belajar
mempelajari sesuatu.
E.
Manfaat Learning Organization
a.
Lebih
menyenangkan bekerja pada organisasi yang menerapkan konsep Learning
Organization.
b.
Learning
Organization memberikan harapan kepada anggotanya untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
c.
Learning
Organization merupakan tempat bermain bagi gagasan kreatif.
d.
Learning
Organization merupakan tempat aman untuk berani mengambil resiko dengan gagasan
dan perilaku baru.
e.
Dalam
Learning Organization setiap pendapat anggota dihargai dan siapa pun bisa
berpendapat, tanpa dibatasi oleh posisinya dalam organisasi.
f.
Mampu
melakukan evaluasi posisi perusahaan sebagai Learning Organization.
g.
Mampu
melakukan audit pembelajaran menyeluruh.
h.
Mampu
menjelaskan aspek-aspek organization yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
strategi Learning Organization.
F.
Hambatan Learning Organization
Yang menjadi
halangan terbesar dalam membangun learning organization di Indonesia adalah
bahwa orang Indonesia itu ”Senang melihat orang susah dan susah melihat
orang senang”. Ketakutan akan “tidak kebagian“ itu menghantui orang
Indonesia. selain masalah bahasa, budaya kebebasan/demokrasi berpikir belum ada
di Indonesia.salah satu akses yang muncul dari tidak adanya demokrasi berpikir
adalah Eufimisme yang berlebihan; menyebutkan dipenjara dengan diamankan,dsb.
Ekses lain adalah budaya berbicara basa-basi dan tidak terbuka dalam
pembelajaran.
G.
Learning Organization Pada Era
Perubahan
Daripada
harus melakukan restrukturisasi organisasi
dimana resiko yang ditimbulkan juga cukup tinggi ( miss organization,
miss management tools, dll), sedangkan di sisi lain ada metode murah dan
efektif yang dapat dilakukan, hanya dengan membangun sistem pembelajaran dan
luangkan waktu secara teratur dilakukan pembelajaran bersama di dalam
organisasi maka sebesar apapun perubahan itu terjadi, semuanya itu dapat
dibedah di dalam proses pembelajaran secara bersama ( mulai dari top level
management sampai manajemen tingkat paling bawah ). Berbagai metode
pembelajaran dapat diujicobakan untuk menemukan metode yang tepat.
Peter Senge menawarkan 5 disiplin yang harus
dijalankan oleh para pelaku birokrasi, utamanya oleh para pemimpinnya sebagai
syarat sebuah organisasi mampu melakukan perubahan. Kelima displin tersebut
adalah :
1.
Disiplin
pertama, mengembangkan personal mastery atau penguasaan pribadi
seluruh aparat birokrasi. Pembelajaran secara terus menerus akan terjadi
apabila dipicu oleh semangat keingintahuan setiap aparat itu sendiri.
2.
Disiplin
kedua, adalah membangun model mental (mental models), yakni
membangun citra, asumsi atau keyakinan yang telah tertanam kuat dalam pikiran
setiap orang, dilatarbelakangi oleh pengalaman, yang dipengaruhi oleh cara
pandang setiap orang terhadap semua aspek kehidupan dunia yang dilihatnya
selama ini, termasuk cara melihat dirinya.
3.
Disiplin
ketiga, adalah membangun visi bersama, shared vision, yakni
harapan bersama tentang masa depan yang ingin dicapai organisasi. Visi yang
baik selain mengikat seluruh anggotanya, juga mampu menjadi sumber inspirasi
dalam menjalankan tugas mereka. Di sini kemampuan seorang pemimpin untuk
membangun nilai-nilai, norma-norma yang mampu memelihara dan memperkuat komitmen
semua anggota organisasi dalam pencapaian visi menjadi kunci.
4.
Disiplin
keempat, adalah membangun pembelajaran tim, team learning. Inti
dari penegakan disiplin ini adalah mengumpulkan berbagai pendapat individu
dalam sebuah organisasi sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan collective
intelligence, yakni sebuah sinergi pemikiran di antara anggota
organisasi.
5.
Disiplin
kelima, adalah membangun cara berpikir secara system atau berpikir sistemik, system
thinking. Disiplin ini selain berfungsi sebagai fondasi sekaligus juga
berfungsi mengintegrasikan penegakan empat disiplin lainnya. Inti dari
penegakan disiplin ini adalah kemampuan untuk melihat dan memahami setiap
kejadian sebagai sebuah system, yakni entitas keseluruhan yang dibangun oleh bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling berkaitan dan karenanya saling menentukan.
H.
Contoh Kasus Tentang Learning
Learning Organization
Dalam konteks
riil, tema tentang learning organization ini diyakini telah menjadi satu jurus
jitu untuk berkelit dari kekalahan persaingan bisnis. Misalnya melihat dari
kasus Microsoft dalam merspon penemuan teknologi internet pada pertengahan
tahun 90-an lalu. Harus diakui, saat itu Microsoft nyaris terpelanting lantaran
terlambat menyadari pentingnya teknologi internet. Di awal-awal lahirnya
internet, hampir semua orang melakukan browsing internet dengan piranti lunak
bermerk Netscape yang bukan buatan Microsoft dan ini membuat perusahaan
teknologi raksasa ini seperti tersisih di pinggir jalan. Beruntung para petinggi
Microsoft segera menyadari kekeliruan prediksi mereka dan detik itu juga mereka
melakukan konsolidasi internal untuk secepatnya membuat piranti lunak guna
menyaingi produk Netscape. Kini beberapa tahun kemudian kita mungkin lebih
mengenal dan lebih sering berselancar ke internet dengan menggunakan produk
buatan Microsoft yang bermerk Microsoft Explorer.
Contoh di atas memberikan ilustrasi betapa
tanpa proses pembelajaran yang cepat mungkin Microsoft akan terus tertinggal
dan tergilas oleh arus perubahan yang berlangsung. Beruntung, mereka memiliki
learning infrastructure dan learning culture yang solid sehingga dapat segera
bertindak dan berpikir secara cepat untuk merespon perubahan bisnis yang
ada.
BAB III
PENUTUP
Organisasi
pembelajar (Learning Organization) dapat didefinisikan sebagai sesuatu dimana
setiap orang terlibat dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah
memungkinkan organisasi itu untuk bereksperimen, berubah, memperbaiki diri, dan
meningkatkan kapasitasnya secara terus menerus untuk tumbuh, belajar dan
mencapai tujuannya.
0 komentar:
Posting Komentar