Pages

Sabtu, 10 Februari 2007

Kewirausahaan Studi Kasus: “ Sesuatu yang Baru, Sesuatu yang Biru “

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami telah dapat menyelesaikan makalah berjudul Studi Kasus: Sesuatu yang Baru, Sesuatu yang Biru
            Makalah ini kami susun sebagai salah satu upaya pendalaman pemahaman materi dalam Berwirausaha.
            Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah mendukung, sehingga memungkinkan penyelesaian penyusunan makalah ini.
            Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurnam karenanya kami senantiasa terbuka akan saran konstrukti dari berbagai pihak guna meningkatkan kualitas dalam penyusunan makalah-makalah serupa pada masa mendatang.
            Semoga informasi yang terkandung dalam makalah dapat turut memperkaya khasanah pengetahuan kita sekaligus dapat menjadi salah satu wacana yang mampu melahirkan pemikiran terbuka akan masalah terkait sehingga turut memnunjang buku Entrepreneurship and small business.







Surabaya, 10 April 2007


Penyusun


                                                                
DAFTAR ISI
Kata Pengantar  ...................................................................................................     i
Daftar Isi ..............................................................................................................    ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................   1
I.1. Sesuatu yang Baru, Sesuatu yang Biru………....................................    1
I.2. Rumusan Masalah    ..............................................................................    4
I.3. Tujuan Penulisan   ................................................................................    4
I.4. Manfaat Penulisan .................................................................................    4
Bab II Pembahasan ..............................................................................................    5
Bab V Penutup                    .................................................................................  10
V.1. Simpulan ...............................................................................................  10
Daftar Pustaka ......................................................................................................   iii



BAB I
              PENDAHULUAN

I.1. Sesuatu yang Baru, Sesuatu yang Biru
Beberapa tahun terakhir merupakan sat-saat kejam bagi Industri Penerbangan karena terorisme, resesi ekonomi, dan perang merajalela. Perusahaan-perusahaan dengan sejarah panjang telah mengalami berbagai gejolak dalam kinerja operasi dan keuangan mereka, memaksa beberapa diantaranya untuk menyatakan pailit. Akan tetapi, ada sisi cerah di antara awan kelam dalam industri yang sedang bermasalah ini, dan salah satunya adalah JetBlue Airlines. Diluncurkan pada bulan Februari 2000 oleh David Neeleman, JetBlue dengan segera menjadi salah satu kisah sukses terbesar dalam industri ini, menghasilkan load factor (persentase rata-rata tempat duduk yang diisi) lebih dari 80 persen, tertinggi dalam industrinya. Neeleman mengambil model perusahaannya dari kisah sukses industri penerbangan lain dan perusahaan yang dia alami sendiri-Southwest Airlines. Pada tahun 1993, pendiri Southwest Herb Kelleher membeli Morris Air, perusahaan pengangkutan berdiskon yang didirikan oleh Neeleman, seharga $128 juta dan mempekerjakan Neeleman. Wirausahawan ini tidak merasa puas dalam lingkungan terstruktur yang tidak dapat ia kendalikan, dan ia dipecat dari Southwest.
Karena ia telah menandatangani perjanjian lima tahun ketika ia menjual Morris Air kepad Southwest Airlines, Neeleman secara legal tidak boleh melakukan sebenarnya apa yang ingin dia lakukan: meluncurkan perusahaan penerbangan lain. Sementara ia menunggu pelarangan lima tahun tersebut selesai, Neeleman memulai Open Skies, system reservasi penerbangan tanpa tiket, yang kemudian ia jual pada Hewlett-Packard seharga $22 juta. Pada tahun 1997, ia mulai merencanakan perusahaan penerbangan lain yang akan menjadi JetBlue, menggabungkan semua hal yang telah ia pelajari di Morris Air-bahwa layanan penerbangan yang Inovatif dan berkualitas tinggi digandakan dengan rendahnya harga tiket akan menarik basis pelanggan yang kuat dan setia-dan ia memutuskan untuk mengikuti strategi itu lagi.
Keberhasilan JetBlue berakar dari beberapa langkah straegis. Pertama, seperti Southwest Airlines, perusahaan ini hanya terbang dengan rute poin-ke-poin, bukannya rute tradisional hub-and-spoke yang diterapkan oleh pesaing besarnya. Sistem Hub-and-spoke ini memberikan penerbangan dari kota kecil ke beberapa poin pusat sehingga perusahaan dapat melayani pasar-pasar kecil seperti Altoona, Pensylvania, dan Asheville, North Carolina. Masalah dengan sistem tersebut menimbulkan mimpi buruk logistic karena keterlambatan dimanapun akan mengacaukan sistem tersebut. Hasilnya adlah pesawat-pesawat JetBlue menghabiskan waktu rata-rata 12 jam sehari di udara, dibandingkan hanya 9 sampai 11 jam per hari bagi pesaingnya-perbedaaan yang penting karena pesawat terbang menghasikan pendapatan hanya bila mereka berada di udara. Ditambah lagi laporan kinerja tepat waktunya 83 persen dalam indutri tersebut.
Akan tetapi, tidak seperti Southwest, JetBlue berfokus pada penerbangan yang lama dan menggunakan pesawat yang lebih besar. Rata-rata penerbangan JetBlue adalah 1.055 mil dibandingkan dengan Southwest yang hanya mencapai 528 mil. Pesawayt Jet Southwest dapat menampung 135 penumpang dan pesawat terbang Jetblue dapat mengakomodasi 162 penumpang. Kedua perusahaan tersebut hanya menggunakan satu jenis pesawat (Boing 737 untuk Southwest dan Airbus A320 untuk JetBlue) yang memungkinkan mereka mempertahankan biaya pemeliharaan tetap rendah. “ itulah sebabnya kita tidak perlu mengeluarkan uang dan waktu untuk melatih pilot, pramugara, dan teknisi kami pada berbagai model pesawat terbang ” Ujar Neeleman. Perusahaan ini tidak membeli pesawat terbang bekas, sehingga pesawat – pesawat baru dalam armada JetBlue berarti bahwa biaya pemeliharaannya saat ini lebih rendah dibandingkan perusahaan penerbangan lainnya dalam industri.Neeleman juga memutuskan untuk menggunakan kulit untuk setiap kursinya, kemewahan ini memerlukan biaya $ 15.000 lebih per pesawat terbang. Tetapi kemewahan ini mengirimkan sinyal penting bagi para penumpang dan permukaan kulit lebih mudah dipelihara dan tahan lebih lama. JetBlue tidak memberikan hidangan dalam penerbangannya, tetapi setiap punggung kursi memiliki televisi yang mendapat siaran satelit 24 saluran.
Kelebihan lain yang dimiliki JetBlue dibandingkan pesaingnya adalah bahwa angkatan kerjanya bukan merupakan serikat pekerja, hal itu berarti biaya buruhnya lebih rendah daripada perusahaan penerbangan lainnya dan lebih memiliki fleksibilitas dalam penugasan kerjanya. Pilot bahkan membantu pramugari membersihkan kabin, yang memperpendek waktu perubahan haluan penerbangan (flight turnaround times). Para petugas reservasi bekerja dari rumah mereka, menciptakan penghematan biaya yang cukup besar bagi mereka dan bagi perusahaan tersebut. Karena perusahaan menawarkan pilihan saham kepada pekerjanya, karyaewan sering bersedia bekerja dengan gaji yang lebih rendah.
Ingin menghindari kesalahan membuat penumpang merasa sebagai ternak, Neeleman menjadi fanatik dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan perusahaannya. Ia ikut dalam penerbangan sekali seminggu, selalu bercakap – cakap dengan pelanggannya dan meminta umpan balik dari mereka. Bukan hal yang luar biasa baginya untuk membantu menangani petugas bagasi membongkar dan mengisi pesawat terbang. Neeleman bersikeras untuk dihubungi kapan saja bila penerbangan JetBlue terlambat lebih dari satu menit.(Ia bahkan membawa pagernya ke tempat tidur!) “Karyawan di perusahaan penerbangan lain begitu sibuk mematuhi prosedur – aturan, aturan, aturan – sehingga mereka sering lupa ada pelanggan yang membayar disana” katanya. Bahkan situs Web perusahaan ini berfokus pada kesederhanaan dan kemudahan penggunaan, serta pelanggan telah memberikan tanggapan; setengah dari biaya perjalanannya dibukukan secara online (dibandingkan dengan rata – rata industri sebesar 10 %) yang menghemat perusahaan $5 per transaksi. Inti dari strategi JetBlue adalah unggul dengan penawaran fitur berbiaya rendah yang diabaikan oleh para pesaing, yang menimbulkan kesan positif para pelanggannya, dan yang membedakan mereknya.
Masa depan menciptakan tantangan bagi JetBlue. Seberapa lama perusahaan dapat menghindari serikat kerja? Pembentukan serikat kerja akan meningkatkan biaya buruh 25 %, menghilangkan keunggulan biaya utama. Dalam masalah yang berkaitan, ketika karyawan menjadi dewasa, mereka kemungkinan akan meminta keuntungan tradisional dan rencana pension, bukannya bergantung pada pilihan saham bagi pension mereka. Sejalan dengan pertumbuhan armada perusahaan, biaya pemeliharaan akan meningkat; satu pakar memperkirakan bahwa pada saat pesawat berusia tujuh tahun, biaya pemeliharaan akan meningkat 25 % dari tingkat saat ini masing – masing sebesar $ 1.6 juta per tahun. Akhirnya, dapatkah JetBlue mengalahkan pesaingnya dan dapat tetap bertahan? Sejak tahun 1980, wirausahawan telah meluncurkan 27 perusahaan penerbangan yang go public, tetapi hanya delapan yang benar – benar bertahan.


I.2. Rumusan Masalah
Untuk mengefektifkan pembahasan pada tahapan selanjutnya, kami merumuskan masalah dalam bentuk poin-poin sebagai berikut:
I.2.1. Analisis SWOT
I.2.2. Hasil Identifikasi sumbber-sumber keunggulan JetBlue
I.2.3. Nasihat Strategis yang diberikan pada Davis Neeleman untuk memastikan keberhasilan JetBlue di masa mendatang

I.3. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah dimaksudkan sebagai salah satu pendukung dalam mempelajari Entrepreneurship atau kewirausahaan. Selain itu juga ditujukan bagi pembaca agar dapat memahami suatu studi kasus yang telah diberikan dalam buku Kewirausahaan dan Bisnis Kecil.

I.4. Manfaat Penulisan
Wacana diharapkan bermanfaat sebagai salah satu median yang turut menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

BAB II
    PEMBAHASAN

II.1.Analisa SWOT untuk JetBlue Airways

Strength :
    1. CEO JetBlue Airways sudah berpengalaman dalam hal penerbangan karena dulunya sebagai direktur Morris Air dan karyawan Southwest Airlines.
    2. Mengutamakan kenyamanan penumpang seperti menggunakan armada pesawat baru, menggunakan reclining leather seat, menyediakan ruang untuk kaki penumpang paling luas serta memberikan In – flight entertainment terbaik diantara maskapai lain berupa tayangan TV live di bagian belakang kursi penumpang.
    3. Memudahkan penumpang memesan tiket. Pada JetBlue Airways, booking tiket dilakukan 20 % via telepon dan sisanya secara online.
    4. Melayani rute penerbangan dari kotakota kecil
    5. Kedatangan dan keberangkatan pesawat selalu on time. Persentase tepat waktunya mencapai 83 %
    6. Karyawan JetBlue Airways bukan anggota serikat pekerja sehingga bisa diberikan gaji yang lebih rendah daripada aturan serikat pekerja namun karyawan diberi opsi saham supaya memotivasi dan meningkatkan kesetiaan karyawan
    7. Karyawan JetBlue Airways bisa bekerja dari rumah karena sebagian besar pemesanan tiket dilakukan tanpa tatap muka antar karyawan dengan customer.
    8. Bekerja sama dengan penyedia in – flight entertainment sehingga mempermurah ongkos penerbangan seperti LiveTV, XM Satellite Radio dan FOX TV
    9. Bekerja sama dengan Aer Lingus, maskapai asal Irlandia untuk transfer penumpang antar maskapai antar benua dengan lebih mudah
    10. Harga tiket JetBlue Airways termasuk yang paling murah

Weakness :
a.       Karyawan ada yang tidak puas dengan hanya pemberian saham. Bisa jadi mereka akan menuntut pembentukan serikat pekerja dan menuntut gaji sesuai dengan aturan serta uang pensiun
b.      Manajemen akan sulit mengontrol karyawan yang bekerja dirumah
c.       Manajemen bisa salah membuat strategi low – cost tanpa memperhitungkan biaya bahan bakar avtur yang semakin tinggi, kenaikan biaya perawatan pesawat sehingga menimbulkan kerugian
d.      Kerugian besar – besaran pada tahun 2005 sebesar $ 42.4 juta
e.       Sedikitnya jumlah karyawan untuk menekan cost malah bekerja inefisien sehingga merugikan perusahaan
f.       Manajemen terlalu berambisi untuk ekspansi dengan terus menambah pesawat dan rute yang akhirnya malah merugikan perusahaan karena bertambahnya cost sedangkan revenue tetap.
g.      Penumpang tidak puas dengan tidak disediakannya makanan dalam pesawat sama sekali walaupun ini juga menjadi cara jitu JetBlue menekan cost penerbangan.

Opportunity :
a.       JetBlue Airways berkali  - kali memperoleh penghargaan sebagai Best Airline dari majalah traveling dan badan research lainnya
b.      JetBlue Airways berhasil membangun image sebagai low- cost carrier terbaik namun tetap memberikan kenyamanan maksimum bagi penumpangnya.
c.       Masyarakat sekarang cenderung berhemat dengan memilih JetBlue sebagai low – cost carrier
d.      JetBlue melayani rute penerbangan dari kota kecil yang pesaingnya relatif sedikit dan memudahkan penduduknya
e.       Adanya “Bill of Rights” yang berisi kesediaan JetBlue untuk membayar kompensasi bagi penumpang JetBlue yang dirugikan karena keterlambatan pesawat ataupun kecelakaan
f.       JetBlue memanfaatkan teknologi e – ticketing untuk mempermudah penumpangnya serta memangkas ongkos.

Threat :
a.       JetBlue pernah mengalami miskomunikasi antara manajemen puncak dengan pilot dan awak pesawat pada 14 Februari 2007 yang menyebabkan penumpang JetBlue tertahan hingga 9 jam didalam pesawat. Hal ini memunculkan image buruk bagi JetBlue apalagi setelah itu 9 pesawat JetBlue lainnya juga tertahan. Keadaan diperparah dengan ditundanya 23 % pesawat JetBlue pada 17 Februari 2007.
b.      Mulai bermunculannya low – cost carriers yang menawarkan jasa hampir sama dengan JetBlue.
c.       Laporan kerugian JetBlue di NASDAQ hingga sebesar $ 42.4 juta
d.      Tuntutan dari IAM (International Association of Machinists) supaya JetBlue membuat serikat pekerja dan memenuhi standar pembayaran gaji para karyawannya
e.       Tuntutan dari kompetitornya, United Airlines, yang merasa bahwa JetBlue telah melanggar prosedur pemakaian landasan Bandara O’Hare, Chicago.
  
II.2.Sumber – Sumber Keunggulan Bersaing dan Kemampuan Mempertahankannya
Keunggulan bersaing timbul dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk konsumennya, Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan semua sumber daya yang dimiliki. Sumber keunggulan bersaing dari JetBlue Airways adalah Biaya Rendah. JetBlue berhasil dengan strategi biaya rendah karena memiliki kemampuan untuk menekan ongkos sekecil mungkin namun tetap memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan penumpang. Hal ini memang sulit untuk dilakukan namun JetBlue berhasil dengan menjalin sejumlah kerjasama strategis dengan beberapa pihak lainnya. Selain itu JetBlue selalu memeriksa kelayakan pesawatnya sesuai standar FAA


Cara yang ditempuh JetBlue untuk menekan biaya adalah :
1.                  Bekerja sama dengan pihak penyedia in – flight entertainment seperti Fox atau DirecTV sehingga JetBlue bisa memperoleh hiburan bermutu dengan biaya yang lebih murah.
2.                  Menggunakan karyawan yang tidak tergabung dalam serikat pekerja karena gaji yang diminta bisa lebih rendah, tidak sesuai hukum yang berlaku. Namun para karyawan menerima gaji ini karena mereka juga memiliki opsi saham yang menguntungkan.
3.                  Cara pemesanan tiket JetBlue adalah via telepon atau online sehingga JetBlue tidak perlu mendirikan kantor atau usaha khusus ticketing karena bisa dilakukan tanpa tatap muka dengan calon penumpang.
4.                  JetBlue memesan armada pesawat Airbus baru yang memang mahal namun berguna untuk menekan ongkos pemeliharaan pesawat yang lebih besar lagi.
5.                  JetBlue menggunakan kursi dari kulit yang menimbulkan kesan eksklusif namun juga tahan lama serta mudah dibersihkan.
6.                  JetBlue tidak memberikan makanan dalam pesawat untuk menekan biaya yang tidak perlu juga untuk menghemat biaya pembersihan pesawat

Dengan cara yang telah disebutkan diatas, JetBlue telah berhasil menghemat banyak biaya sehingga JetBlue bisa menjual tiket dengan harga murah. Namun JetBlue tetap memperhatikan keselamatan penumpang khusunya dalam hal perawatan armadanya.
            Sumber ini dapat dipertahankan karena strategi yang dipakai JetBlue sudah tepat pada sasaran dan bisa dipakai dalam jangka waktu lama. Kerja sama strategis dengan pihak penyedia in – flight entertainment, misalnya, pasti untuk jangka waktu lama.
            Namun, pada karyawan JetBlue sendiri, sangat mungkin para karyawan menjadi tidak puas dengan gaji maupun opsi saham yang ditawarkan pihak manajemen sehingga mereka akan bergabung dengan serikat buruh demi meperoleh gaji yang lebih besar dan tunjangan.
            Hal ini harus diantisipasi JetBlue sejak awal dengan menawarkan kenaikan gaji bagi yang berprestasi baik atau memberikan tunjangan kesehatan, pensiun, dan lainnya demi kepuasan dan loyalitas karyawan.

II.3.Strategi Keberhasilan di Masa Depan

JetBlue bisa tetap menggunakan strategi biaya rendah di masa depan karena hal ini bisa dibilang sudah menjadi ciri khas JetBlue yang membedakannya dengan pesaingnya. JetBlue sendiri bisa tetap mengupayakan penekanan biaya untuk tetap bersaing dengan maskapai lainnya.
Sebelum itu JetBlue harus memberikan upaya penarikan kembali konsumen, khususnya setelah pemberitaan negatif serta miskomunikasi yang merugikan pelanggan. Cara yang dilakukan CEO JetBlue, David Neeleman, adalah memuat berita permintaan maaf JetBlue di berbagai media massa di Amerika serta website JetBlue dengan background hitam. Belum lagi peluncuran kampanye “Bill of Rights” bagi semua penumpang JetBlue.
Strategi yang kami sarankan untuk Davis Neeleman adalah sebagai berikut:
Ø  Dalam menganalisis perubahan lingkungan di Industri tersebut, diperlukan setiap 1 minggu evaluasi
Ø  Tetap mempertahankan semua kebiasaan Neeleman sebelumnya, seperti tetap berada dekat pada pelanggan
Ø  Lebih meningkatkan kualitas SDM karyawannya, karena kinerja suatu perusahaan juga ditentukan oleh karyawan.
Ø  Mempertimbangkan ekspansi pasar dalam rute penerbangan lebih matang dan efisien.
Ø  Meningkatkan control terhadap seluruh Stakeholder perusahaan.
Ø  Menjaga hubungan baik dengan para penumpangnya
Ø  Mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kenyamanan bagi penumpangnya
Ø  Mempertahankan nilai saham serta laba yang diperoleh



BAB III
       PENUTUP

            Berdasar seluruh uraian informasi dan ulasan yang telah tersaji pada bab-bab terdahulu, berikut merupakan simpulan dari permasalahan terkait:

Simpulan
Para wiraswastawan bisa menarik pelajaran berharga dari JetBlue mulai dari bahwa low – cost tidak berarti mengabaikan kenyamanan dan keselamatan pelanggannya. Kita bisa bekerja sama dengan pihak lain untuk memperkecil costnya dan bisa menambah pelayanan bagi pelanggan.
Kepercayaan dan kenyamanan pelanggan adalah hal yang harus diutamakan bagi semua wirausahawan supaya selalu berfokus pada kedua hal itu. Contoh dari JetBlue yang menyediakan keduanya namun tetap pada harga yang sesuai dengan penumpangnya bisa ditiru semua wirausahawan.
Kepercayaan dan kenyamanan karyawan tidak bisa ditinggalkan karena merekalah penggerak perusahaan. Berikan gaji yang sesuai serta insentif penawaran saham bagi para karyawan untuk memotivasi mereka.


  1. Analisa SWOT untuk JetBlue Airways

Strength :
    1. CEO JetBlue Airways sudah berpengalaman dalam hal penerbangan karena dulunya sebagai direktur Morris Air dan karyawan Southwest Airlines.
    2. Mengutamakan kenyamanan penumpang seperti menggunakan armada pesawat baru, menggunakan reclining leather seat, menyediakan ruang untuk kaki penumpang paling luas serta memberikan In – flight entertainment terbaik diantara maskapai lain berupa tayangan TV live di bagian belakang kursi penumpang.
    3. Memudahkan penumpang memesan tiket. Pada JetBlue Airways, booking tiket dilakukan 20 % via telepon dan sisanya secara online.
    4. Melayani rute penerbangan dari kotakota kecil
    5. Kedatangan dan keberangkatan pesawat selalu on time. Persentase tepat waktunya mencapai 83 %
    6. Karyawan JetBlue Airways bukan anggota serikat pekerja sehingga bisa diberikan gaji yang lebih rendah daripada aturan serikat pekerja namun karyawan diberi opsi saham supaya memotivasi dan meningkatkan kesetiaan karyawan
    7. Karyawan JetBlue Airways bisa bekerja dari rumah karena sebagian besar pemesanan tiket dilakukan tanpa tatap muka antar karyawan dengan customer.
    8. Bekerja sama dengan penyedia in – flight entertainment sehingga mempermurah ongkos penerbangan seperti LiveTV, XM Satellite Radio dan FOX TV
    9. Bekerja sama dengan Aer Lingus, maskapai asal Irlandia untuk transfer penumpang antar maskapai antar benua dengan lebih mudah
    10. Harga tiket JetBlue Airways termasuk yang paling murah

Weakness :
a.       Karyawan ada yang tidak puas dengan hanya pemberian saham. Bisa jadi mereka akan menuntut pembentukan serikat pekerja dan menuntut gaji sesuai dengan aturan serta uang pensiun
b.      Manajemen akan sulit mengontrol karyawan yang bekerja dirumah
c.       Manajemen bisa salah membuat strategi low – cost tanpa memperhitungkan biaya bahan bakar avtur yang semakin tinggi, kenaikan biaya perawatan pesawat sehingga menimbulkan kerugian
d.      Kerugian besar – besaran pada tahun 2005 sebesar $ 42.4 juta
e.       Sedikitnya jumlah karyawan untuk menekan cost malah bekerja inefisien sehingga merugikan perusahaan
f.       Manajemen terlalu berambisi untuk ekspansi dengan terus menambah pesawat dan rute yang akhirnya malah merugikan perusahaan karena bertambahnya cost sedangkan revenue tetap.
g.      Penumpang tidak puas dengan tidak disediakannya makanan dalam pesawat sama sekali walaupun ini juga menjadi cara jitu JetBlue menekan cost penerbangan.

Opportunity :
a.       JetBlue Airways berkali  - kali memperoleh penghargaan sebagai Best Airline dari majalah traveling dan badan research lainnya
b.      JetBlue Airways berhasil membangun image sebagai low- cost carrier terbaik namun tetap memberikan kenyamanan maksimum bagi penumpangnya.
c.       Masyarakat sekarang cenderung berhemat dengan memilih JetBlue sebagai low – cost carrier
d.      JetBlue melayani rute penerbangan dari kota kecil yang pesaingnya relatif sedikit dan memudahkan penduduknya
e.       Adanya “Bill of Rights” yang berisi kesediaan JetBlue untuk membayar kompensasi bagi penumpang JetBlue yang dirugikan karena keterlambatan pesawat ataupun kecelakaan
f.       JetBlue memanfaatkan teknologi e – ticketing untuk mempermudah penumpangnya serta memangkas ongkos.

Threat :
a.       JetBlue pernah mengalami miskomunikasi antara manajemen puncak dengan pilot dan awak pesawat pada 14 Februari 2007 yang menyebabkan penumpang JetBlue tertahan hingga 9 jam didalam pesawat. Hal ini memunculkan image buruk bagi JetBlue apalagi setelah itu 9 pesawat JetBlue lainnya juga tertahan. Keadaan diperparah dengan ditundanya 23 % pesawat JetBlue pada 17 Februari 2007.
b.      Mulai bermunculannya low – cost carriers yang menawarkan jasa hampir sama dengan JetBlue.
c.       Laporan kerugian JetBlue di NASDAQ hingga sebesar $ 42.4 juta
d.      Tuntutan dari IAM (International Association of Machinists) supaya JetBlue membuat serikat pekerja dan memenuhi standar pembayaran gaji para karyawannya
e.       Tuntutan dari kompetitornya, United Airlines, yang merasa bahwa JetBlue telah melanggar prosedur pemakaian landasan Bandara O’Hare, Chicago.
  
  1. Sumber – Sumber Keunggulan Bersaing dan Kemampuan Mempertahankannya

Keunggulan bersaing timbul dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk konsumennya, Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan semua sumber daya yang dimiliki. Sumber keunggulan bersaing dari JetBlue Airways adalah Biaya Rendah. JetBlue berhasil dengan strategi biaya rendah karena memiliki kemampuan untuk menekan ongkos sekecil mungkin namun tetap memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan penumpang. Hal ini memang sulit untuk dilakukan namun JetBlue berhasil dengan menjalin sejumlah kerjasama strategis dengan beberapa pihak lainnya. Selain itu JetBlue selalu memeriksa kelayakan pesawatnya sesuai standar FAA
Cara yang ditempuh JetBlue untuk menekan biaya adalah :
1.                  Bekerja sama dengan pihak penyedia in – flight entertainment seperti Fox atau DirecTV sehingga JetBlue bisa memperoleh hiburan bermutu dengan biaya yang lebih murah.
2.                  Menggunakan karyawan yang tidak tergabung dalam serikat pekerja karena gaji yang diminta bisa lebih rendah, tidak sesuai hukum yang berlaku. Namun para karyawan menerima gaji ini karena mereka juga memiliki opsi saham yang menguntungkan.
3.                  Cara pemesanan tiket JetBlue adalah via telepon atau online sehingga JetBlue tidak perlu mendirikan kantor atau usaha khusus ticketing karena bisa dilakukan tanpa tatap muka dengan calon penumpang.
4.                  JetBlue memesan armada pesawat Airbus baru yang memang mahal namun berguna untuk menekan ongkos pemeliharaan pesawat yang lebih besar lagi.
5.                  JetBlue menggunakan kursi dari kulit yang menimbulkan kesan eksklusif namun juga tahan lama serta mudah dibersihkan.
6.                  JetBlue tidak memberikan makanan dalam pesawat untuk menekan biaya yang tidak perlu juga untuk menghemat biaya pembersihan pesawat

Dengan cara yang telah disebutkan diatas, JetBlue telah berhasil menghemat banyak biaya sehingga JetBlue bisa menjual tiket dengan harga murah. Namun JetBlue tetap memperhatikan keselamatan penumpang khusunya dalam hal perawatan armadanya.
            Sumber ini dapat dipertahankan karena strategi yang dipakai JetBlue sudah tepat pada sasaran dan bisa dipakai dalam jangka waktu lama. Kerja sama strategis dengan pihak penyedia in – flight entertainment, misalnya, pasti untuk jangka waktu lama.
            Namun, pada karyawan JetBlue sendiri, sangat mungkin para karyawan menjadi tidak puas dengan gaji maupun opsi saham yang ditawarkan pihak manajemen sehingga mereka akan bergabung dengan serikat buruh demi meperoleh gaji yang lebih besar dan tunjangan.
            Hal ini harus diantisipasi JetBlue sejak awal dengan menawarkan kenaikan gaji bagi yang berprestasi baik atau memberikan tunjangan kesehatan, pensiun, dan lainnya demi kepuasan dan loyalitas karyawan.

  1. Strategi Keberhasilan di Masa Depan

JetBlue bisa tetap menggunakan strategi biaya rendah di masa depan karena hal ini bisa dibilang sudah menjadi ciri khas JetBlue yang membedakannya dengan pesaingnya. JetBlue sendiri bisa tetap mengupayakan penekanan biaya untuk tetap bersaing dengan maskapai lainnya.
Sebelum itu JetBlue harus memberikan upaya penarikan kembali konsumen, khususnya setelah pemberitaan negatif serta miskomunikasi yang merugikan pelanggan. Cara yang dilakukan CEO JetBlue, David Neeleman, adalah memuat berita permintaan maaf JetBlue di berbagai media massa di Amerika serta website JetBlue dengan background hitam. Belum lagi peluncuran kampanye “Bill of Rights” bagi semua penumpang JetBlue.
Strategi yang kami sarankan untuk Davis Neeleman adalah sebagai berikut:
Ø  Dalam menganalisis perubahan lingkungan di Industri tersebut, diperlukan setiap 1 minggu evaluasi
Ø  Tetap mempertahankan semua kebiasaan Neeleman sebelumnya, seperti tetap berada dekat pada pelanggan
Ø  Lebih meningkatkan kualitas SDM karyawannya, karena kinerja suatu perusahaan juga ditentukan oleh karyawan.
Ø  Mempertimbangkan ekspansi pasar dalam rute penerbangan lebih matang dan efisien.
Ø  Meningkatkan control terhadap seluruh Stakeholder perusahaan.
           
 DAFTAR PUSTAKA

  • Melanie Wells, “Lord of The Skies,” Forbes, Oktober 14, 2002, hal. 130-138
  • “How to Shake Up a Calcified Industry,” Business 2.0, December 2002, hal. 92
  • Amy Goldwasser, “Something Stylish, Something Blue” Business 2.0, Februari 2002, hal. 94-95
  • www.JetBlue.com
  • www.Wikipedia.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About