Pages

Jumat, 15 September 2006

Makalah : Kerukunan Umat Beragama

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
            Berkat rahmat dan hidayah Allah swt. Akhirnya dapat diselesaikannya makalah Kerukunan antar Umat beragama ini. Diselesaikannya makalah ini utamanya bertujuan untuk menyelesaikan tugas agama daripada mata kuliah Agama Islam semester gasal tahun 2006. Disamping itu untuk meningkatkan dan membentuk  nilai nilai kerohanian pada diri masing masing mahasiswa sehingga dapat membentuk manusia yang berkepribadian luhur dan bertakwa kepada Allah swt.
            Makalah ini berisikan hal hal mengenai kerukunan antar umat beragam yang seperti telah disebutkan diatas. Tetu saja isi dari makalah ini di sesuaikan dengan sudut pandang Islam terlebih masyarakat Islam Indonesia.
            Sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan, penyusun menyadari adanya kekurangan kekurangan yang menyertai keberadaan daripada buku ini. Dengan maksud peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang Islam penyusun mengharapkan kontribusi pemikiran dari segala pihak untukmenyempurnakan buku ini. Akhirnya yang dapat penyusun harapkan hanyalah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya,  September 2006


Penyusun


PENDAHULUAN


 I.      Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Baik dari segi sumber daya alamnya, maupun dari segi sumber daya manusianya. Keadaan alam yang begitu luas terbentang diantara pulau pulau membawa suatu keanekaragamn yang tidak dapat dipungkiri lagi adanya. Manusia Indonesia bersatu dalam sebuah ideologi yang mengutamakan persatuan dan kesatuan membentuk negara kesatuan Republik Indonesia.
Pun disadari oleh kita semua dari keanekaragaman dan kemajemukan yang ada tetap ada yang disebut dengan perbedaan. Dari kata tersebutlah terjadi berbagai hal baik dan hal buruk. Oleh karena itu sebagai muslimin dan muslimah yang baik sudah sewajarnyalah kita melakukan upaya agar hal ang buruk tidak terjadi atau minimal dapat diminimalkan. Karena kita sendiri tahu bahwa hal buruk menyebabkan dosa dan hal baik mendatangkan pahala dan barokah dari Allah swt.
Dengan maksud yang telah disebutkan diatas akhirnya permaslahan ini insya Allah dapat diselesaikan jika kita mewujudkan satu kata yaitu kerukunan. Pada kesempatan kali ini hal hal yang dibahas adalah mengenai kerukunan antar umat beragama.

II.                Tujuan Penulisan

Manusia hidup di dunia ini tentu saja tidak sendiri. Masih banyak orang disekeliling kita. Baik yang seagama dan yang mempunyai keyakinan berbeda. Hal demikian tidak dapat diubah. Hanya dengan toleransi dan semangat bersatulah yang dapat membuat perbedaan yang ada menjadi hal yang kecil dan tidak perlu dipermasalahkan.
Adapun tujuan dari penyusun menulis makalah ini adalah :
·         Menanamkan pada semua pihak bahwa perbedaan adalah  hal yang indah dan dengan kebersamaan perbedaan yang ada justru dapat mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan
·         Meyakinkan pada muslimin dan muslimah bahwa dengan kebersamaan dengan masyarakat lain yang berbeda agama tidak harus menggoyahkan iman kita kepada Allah swt.
·         Menunaikan tugas makalah agama yang berikan pada kelompok sembilan

III.             Pembatasan Masalah

1.      Pendahuluan
                                     I.      Latar Belakang Masalah
                                  II.      Tujuan Penulisan
                               III.      Pembatasan Masalah
                               IV.      Metodologi Penulisan
2.      Isi
BAB I       Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam
BAB II      Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah
BAB III    Kebersamaan dalam Pluralitas
3.      Penutup
                                     I.      Kesimpulan
                                  II.      Saran dan Kritik

IV.             Metodologi Penulisan

Dalam hal ini penyusun hanya menggunakan sistem studi literatur yang dikembangkan dengan diskusi yang dilakukan oleh tim penyusun sendiri. Selain itu penyusun juga memakai referensi dari pihak lain yang lebih paham tentang Islam. Dengan demiian pemikiran penyusun yang tertuang dalam makalah ini tidak keluar dari akidah yang sebenarnya.








BAB I
ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMAT BAGI SELURUH ALAM


Islam sebagai agama bagi seluruh alam, berarti Islam sebagai agama penyempurna dari agama yang terdahulu, Islam mengajarkan tentang bagaimana menjalankan kehidupan ini dengan baik dan benar, sesuai dengan yang diajarkan dalam kitab suci Al-Quran.Agama Islam diturunkan oleh Allah S.W.T sebagai penerangan bagi kehidupan yang pada saat itu sangat terbelakang. Jaman itu dikenal sebagai jaman Jahiliyah. Berbagai macam masalah kehidupan pada saat itu yang sangat tidak beradap,lambat laun berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih baik dan beradab sejak diturunkannya agama Islam yang dibawa dan disebarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Hal ini disebabkan ajaran agama Islam yang bersifat universal yang bisa diterima oleh semua umat manusia. Sifat ini membuat umat Islam menjadi umat beragama yang mampu bergaul dengan kalangan manapun. Mulai dari kalangan miskin, menengah sampai kalangan borjuis. Mulai dari cendekiawan sampai pakar politik dan pemuka agama.
Pada dasarnya Islam tidak mengenal kasta sehingga tidak pernah membedakan anatara satu dengan lainnya. Semua orang dianggap sama derajatnya di dunia ini. Perbedaaanya hanya dihadapan Allah S.W.T. yang terletak pada tingkat keimanan tiap individu. Allah menginginkan agar hambanya menjalin islah diantara umat uamtnya agar kehidupannya menjadi lebih baik. Hal tersebut terkandung dalam firman Allah :

QS : Al Baqarah  224
Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

BAB II

UKHUWAH ISLAMIYAH DAN UKHUWAH INSANIYAH


Ukhuwah islamiyah menurut pengertian dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hubungan antara sesama umat Islam atau sesama muslim. Yang dapat diartikan bahwa dalam segala aspek kehidupan kita sebagai umat muslim di dunia sebaiknya harus menjaga hubungan baik antara muslimin dan muslimah. Baik dalam hal keagamaan maupun kehidupan sosial. Sebagai masyarakat yang hidup di negara yang memiliki tingkat kemajemukan yang tinggi sudah sewajarnyalah kita menjalin dan menjaga hubungan yang ada tetap terjalin dengan baik antara muslimin dan muslimah. Karena kita adalah makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Walaupun sedikit mau tidak mau kita pasti membutuhkan bantuan dari orang lain.
Sebagai contoh kita hidup di masyarakat ini pasti memerlukan sandang, pangan, dan papan. Tidak semua dari kita dapat memenuhi kebutuhan tersebut secara langsung. Saat membutuhkan pakaian, kita membeli pakaian di toko pakaian. Itu sudah merupakan bukti bahwa kita membutuhkan orang lain.
Selain ukuwah islamiyah, adapula ukhuwah insaniyah yang mempunyai arti dalam bahasa Indonesia yang berarti hubungan antar sesama umat manusia dan  antara umat beragama, yang dapat menjalin hubungan yang baik dalam segala aspek kehidupan meskipun terdapat perbedaan kepercayaan, karena sejatinya kita adalah sebagai mahluk sosial yang tidaklah dapat hidup sendiri, sehingga membuat kita selalu membutuhkan bantuan dari pertolongan orang lain. Jika kita menjalankan ukhuwah insaniyah dengan baik dan benar maka kita sebagai manusia akan dapat hidup secara harmonis dan rukun dalam segala aspek kehidupan antar sesama manusia baik yang berkeyakinan sama maupun yang berbeda keyakinan sehingga terhindar dari segala hal-hal yang dapat menyebabkan perselisihan antar umat yang berbeda keyakinan ataupun berbeda agama. Kita harus bisa menjalankan ukhuwah Islamiah dan ukhuwah insaniyah dengan baik dan seimbang. Apabila kita menjalankan kedua ukhuwah diatas dengan baik dan seimbang, Insya Allah kita akan menjalani kehidupan didunia dengan rukun dan penuh keharmonisan. Selain itu, apabila kita dapat melaksanakan kedua ukhuwah diatas dengan baik maka kita telah menjalankan tuntunan dari Rasulullah Muhammad S.A.W sebagai umat Islam yang baik.
Terkadang kita tidak bisa menghindari kesalahan yang terjadi. Tentu hal itu merupakan hal yang wajar bagi pihak yang mau mengerti. Tetapi yang telah kita ketahui tidak semua ornga mau memahami dan mengerti kesalahan tersebut dan akhirnya timbulah perselisihan. Allah tidak senang apabila sesama manusia berselisih paham yang menjadikan pertengkaran. Oleh karena itu Allah menganjurkan setiap orang untuk memperbaiki hubungan yang sempat terkoyak karena perselisihan. Adapun dalil yang mendasari pernyataan tersebut adalah :
QS : Al Anfal 1
Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman".

            Selain itu jika kita melihat adanya perselisihan maka sebagi umat yang baik sebaiknya kita membantu meredam perselisihan tersebut agar tidak berlarut larut. Tentu saja semua itu harus dibatasi dengan sikap yang sok ikut campur. Tetapi lebih ke arah memberi saran sebagai seorang saudara dan teman. Sepeerti yang tertuang dalam firman Allah :

QS : Al Hujurat 9
Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

BAB III
KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari orang lain, karena di dalam pergaulannya tentu membutuhkan bantuan. Oleh karena itu, dalam bergaul dengan orang lain hendaklah selalu berbuat baik kepada sesamanya. Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran yang sebagai berikut.
QS : Al Isra’ 7
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Memperhatikan ayat diatas, apa pun perbuatan yang kita lakukan berarti kembali kepada diri kita sendiri. Oleh sebab itu, manusia dalam sikap dan perilaku serta ucapan-ucapannya harus baik dan mencerminkan sikap dan perilaku orang yang beriman. Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada sesamanya, sebagaimana firman Allah SWT. Berikut ini
QS :An Nisa 36
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

Allah memerintahkan berbuat baik kepada sesama manusia tanpa pandang bulu, termasuk fakir miskin, bahkan kepada hamba sahaya sekalipun. Berbuat baik (beramal saleh) dengan niat yang ikhlas akan membuahkan ketenangan  dan ketentraman hidup, baik dilingkungan  tetangga maupun masyarakat. Allah membuktikan dalam firman-Nya berikut ini
QS : Al Hujarat 10.
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Orang mukmin itu bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut unsure keimanan. Oleh karena itu, Allah memperingatkan kepada sesama mukmin jangan sampai terjadi saling mencela seperti memanggil nama seseorang dengan gelar yang buruk, sebagaimana firman Allah berikut ini.
QS Al Hujurat 11
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Sesama muslim dilarang memanggil dengan panggilan yang buruk, bahkan sampai menyakiti hati yang punya naa. Tidak pantaslah bagi seorang muslim untuk mencemooh saudaranya karena kita semuanya berasal dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Allah berfirman

QS Al Hujurat 13
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dari ayat diatas, dapat kita ambil pelajaran bahwa manusia diciptakan Allah ke dunia ini terdiri atas berbagai bangsa dan suku-suku, supaya saling kenal-mengenal antara satu dan lainnya, bukan untuk saling mencemooh, dan saling berbuat keburukan. Allah tidak mengukur kemuliaan seorang manusia dari keturunan atau dari kekayaannya, tetapi dari ketakwaannya kepada Allah swt.

PENUTUP

             I.      Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari segala penjelasan pada bab diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Islam adalah agama penyempurna. Agama yang mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk terus menyempurnakan diri. Baik dari segi iman dan takwa maupun dari segi hubungan social.
Islam mengajarkan sejak awal tenntang pentingnya menjaga tali silaturahmi antara manusia satu dengan lainnya, antara golongan satu dengan golongan lainnya. Antara masarakat satu dengan masyarakat lainnya. Maksudnya adlah agar dalam menjalani kehidupan ini serasa menyenangkan dan damai. Selain itu juga mengikuti kodrat sebagai manusia sosial.
Pluralitas atau kemajemukan yang terjadi adalah suatu tantangan bagi masyarakat untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan. Dengan adnya perbedaan keinginan untuk memisahkan diri karena meras dirinya lebih baik pasti banyak bermunculan. Entah itu hanya sebagai kesombongan kecil ataupun sampai pada tingkata kekuasaan yang akhirnya menimbulkan sifat otoriter.
Cara terbaik untuk menguatkan diri sendiri dan umat Islam pada umumnya adlah dengan senantiasa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. Dan disamping itu senantiasa berpegang teguh pada ideology pancasila yang selalu berusha menegakkan persatuan dan kesatuan tumpah darah tanah air Indonesia.

          II.      Saran dan Kritik

Semua manusia tak luput dari kesalahan baik disengaja maupun yang tidak disengaja. Terlepas dari semua kesengajaan dan ketidak sengajaan tersebut alangkah baiknya jika kita mengaca pada diri sendiri. Apakah kita telah berusaha dalam arti sesungguhnya tidak melakukan hal hal yang bersifat memntingkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain?Apakah kita sudah menjaga ukhuwah insaniyah dan ukhuwah islamiyah?Apakah kita telah mampu melakukan toleransi ynag sebenarnya tanpa pamrih apapun itu?Dalam hal ini penyusun hanya bias memberikan saran kepada masyarakat atau paling tidak para pembaca makalah ini bahwasannya kita harus terus mencoba melakukan yang terbaik dan terus menerus berusaha meningkatkan rasa toleransi yang tidak berpamrih dan menegakkan Islam dalam artian keimanan diri dan masyarakat lain.
Akan tetapi saran tersebut dirasa hanya merupakan kata kata tak bermakna bilamana tidak ada orang yang mau mengerti arti dan maksud penyusun. Masyarakat cenderung meremehkan tulisan yang dirasa terlalu munafik.
Akhirnya yang bias dilakukan penyusun adalah berharap bahwa semua umat muslim bias menjadi umat yang lebih baik dari hari kemarin dan berusaha menjadi lebih baik di hari ini dan esok. Kritik dan saran yang membangun senantiasa ditunggu keadaannya demi kebaikan kita bersama.

 DAFTAR PUSTAKA
·         Abdurrahman, Muslim.2003.Islam sebagai Kritik Sosial.Jakarta : Erlangga.
·         Baidhawy, Zakiyudin.2005.Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural.Jakarta : Erlangga.
·         Mufid, Ahmad Syafi’I Drs.H.(et.al.).2002.Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam.Jakarta : Yudhistira.
·         Muhammad, Ahsin Sakho Dr.(et.al.).2005.Ensiklopedi Tematis Al Qur’an : Akhlak.Jakarta : PT. Kharisma Ilmu.
·         Noor, Mawardi (et.al.).2002.Garis GarisBesar Syariat Islam.Jakarta : Khoirul Bayan.
------------.2001.Al Qur’an dan Terjemahnya.Semarang : CV. Asy 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About