IBDàSalah satu komponen MKU (Mata
Kuliah Umum).
IBD identik àBasic humanities.
Humanities àdari kata
Latin à “humanus”
= manusiawi, berbudaya, dan halus (refined).
Dengan mempelajari IBD à Seseorang diharapkan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih
halus.
Basic Humanities tidak identik dengan the
humanities / pengetahuan budaya yang mencakup keahlian filsafat dan seni
yang dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian seperti seni
sastra, seni tari, dan seni rupa.
IBD bukanlah ilmu
tentang berbagai budaya, melainkan pengertian dasar dan pengertian umumnya
tentang konsep-konsep dan teori-teori budaya yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah kebudayaan.
Secara spesifik program MKU bertujuan:
1.
Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta
tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasaila.
2.
Taqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, bersikap dan
bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan tenggang rasa terhadap agama lain.
3.
Memiliki wawasan komprehensip dan pendekatan
internal di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik social, ekonomi,
politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.
4.
Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan
bermasyarakat dan berperan serta meningkatkan kualitas, lingkungan alamiah dan
pelestariannya.
Tujuan IBD
Pembentukan dan pengembangan kepribadi-an serta perluasan
wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada
dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan
kebudayaan dan kemanusiaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran budaya
dapat diperhalus.
LATAR BELAKANG IBD
Latar belakang (dasar hukum) IBD diberikan di perguruan tinggi. Selain
melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di PT.
1.
Rapat rektor Universitas/Institut negeri
se-Indonesia 11-13 Oktober 1971 di Tugu menyim-pulkan pentingnya pemberian mata
kuliah Basic Social Science (ISD) dan Basic Humanities (IBD).
2.
Rapat kerja pengajar 25-28 Oktober 1971 yang
diselenggarakan Dirjen Dikti Departemen P & K diputuskan ISD dan IBD akan
diberikan di semua fakultas dalam lingkungan universitas/institut negeri di
seluruh Indonesia yang kemudian ditegaskan dalam Surat Direktur Pendidikan
Tinggi No. 1338/DPT/A/71.
3.
Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud RI No.
32/DJ/Kep/1983.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara,
dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sbb.:
1.
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa
dengan segala keanekaragaman kebudayaan.
2.
Proses pembangunan menimbulkan dampak positif dan
negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga
dengan sendirinya mental manusia pun terpengaruh.
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya.
Catatan:
Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan-benturan nilai teknologi modern dengan nilai tradisional.
KEBUDAYAAN
Menurut Antropologi kebudayaan:
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar.
Kuntjaraningrat:
Kebudayaan (culture) berasal dari bahasa Sansekerta buddayah à budi/akal.
Jadi kebudayaan: Hal-hal
yang bersangkut paut dengan akal.
J.J. Honigman à “The World of Man”
membedakan adanya tiga gejala kebudayaan:
1.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide
(gagasan), nilai-nilai/norma dan peraturannya.
2.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
Ki Sarino Mangun Pranotoà Budaya manusia itu
terwujud karena adanya perkembangan norma hidupnya atau
lingkungannya.
Norma hidup terwujud
dalam bentuk:
1.
Alam pikir
2.
Alam budi
3.
Alam karya
4.
Alam tata susila
5.
Alam seni.
Ki Hajar
Dewantaraà Manusia pada hakikatnya
makhluk budaya.
UNSUR-UNSUR UNIVERSAL KEBUDAYAAN
1.
Bahasa
2.
Sistem pengetahuan
3.
Organisasi sosial
4.
Sistem peralatan hidup dan teknologi
5.
Sistem mata pencaharian hidup
6.
Sistem religi
7.
Kesenian
KEBUDAYAAN
BERSAHAJ/TRADISIONAL PRIMITIF
Bersahaja
à saha=dengan
+ ja=lahir à tabiat dari lahir
Primitif
+ asal yang pertama/yang dahulu sekali (bentuk & sifat-sifat makhluk
sebelum manusia modern sekarang).
Dari
segi kebudayaan:
Corak
kebudayaan pada bangsa yang terpencil sekali yang belum mengenal teknologi
modern dan belum mencapai tingkat perkembangan dalam agama, ilmu,
dan seni.
CIRI-CIRI KEBUDAYAAN
BERSAHAJA
1.
terpencil
2.
bergantung pada alam
3.
statis
4.
kurang dan kabur deferensiasi
CIRI-CIRI
KEBUDAYAAN MODERN
1.
hubungan yang ramai
2.
bergantung pada ilmu dan teknik
3.
sifat progresif/dinamis
4.
banyak dan beragam deferensiasi
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
1.
PRUBAHAN
ALAM
Alam selalu berubah. Lingkungan
berubah membawa perubahan cara berpikir, hubungan antarindividu
dan status sosial.
2.
PROSES SOSIAL
Gerak perubahan manusia dalam
kehidupannya membawa kepada gerak masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dari
dalam disebut evolusi.
CARA-CARA PERUBAHAN KEBUDAYAAN
1.
KONGRUENSI
Suatu unsur budaya asing
masuk dalam suatu budaya tertentu untuk mengisi kekosongan, karena unsur budaya
yang dimasuki belum ada. Misalnya budaya teknologi dan elektronika.
2.
FUSI
Apabila unsur budaya asing
dan sejenis diterima oleh budaya tertentu membentuk unit baru. Contoh:
keroncong
3.
SIMBIOSIS
Bila unsur budaya asing
dengan unsur budaya penerima sejenis dapat hidup berdampingan. Misalnya: Dalam
istilah-istilah keagamaan.
4.
SINKRITISME
Bila dua unsur budaya
saling bertemu, unsur budaya asing dengan unsur budaya tertentu menjadi satu
kesatuan yang sebenarnya unsur-unsur budaya tersebut saling berlawanan. Contoh:
terkun, Nduslam.
5.
AKULTURASI
Unsur budaya asing
diterima disesuaikan dengan unsur budaya penerima. Contoh: Sistem pendidikan di
Indonesia.
6.
ASIMILASI
Bila unsur budaya asing
yang diterima diserap menjadi bagian
yang integral dari budaya penerima sehingga tidak dirasakan lagi sebagai unsur
budaya asing. Misalnya: jagung, lombok, tembakau.
PROSES PENERIMAAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
1.
Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan (kontak)
dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut.
2.
Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
ditentukan oleh nilai agama, maka penerimaan unsur baru disensor dulu.
3.
Corak struktur sosial masyarakat (sistem otoriter).
4.
Suatu unsur diterima jika sebelumnya sudah ada unsur
kebudayaan itu.
5.
Apabila unsur yang baru memiliki skala kegiatan yang
terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya.
ISI HUMANIORA INDONESIA
Manusia Indonesia modern nanti di samping menguasai
semua alat dan sarana kemajuan untuk pembangunan negara, harus membentuk diri
sebagai manusia pembangunan bermoral dan
bermental tinggi serta mempertahankan citra keselarasan dengan alam dunia maju.
UNSUR TERPENTING
Unsur manusia à
unsur rasa yang terungkap dalam budi bahasa dan seni.
MANUSIA HUMANIORA SEBAGAI MANUSIA
PEMBANGUNAN
Ilmu dan teknik dapat didatangkan dari luar, namun
jiwa hanya dapat dibina dari dalam. Kegagalan kemajuan negara barat modern
disebabkan karena goyahnya pegangan. Tuhan, manusia, dan bumi merupakan
kesatuan yang harmonis.
-
Pada zaman
renaissance à manusia mulai
melepaskan Tuhan.
-
Pada zaman industri à unsur manusia
digeser dengan mesin.
Contoh: Amerika dan Jepang sukses dalam pembangunan, namun mereka tidak dapat mengendalikan
senjata atomnya.
Pembangunan
RI à Moral
Pancasila
Menjamin
keselarasan (trilogi)
-
Selaras dengan Tuhan
-
Selaras dengan manusia
-
Selaras dengan alam sekitarnya.
Sikap kritis ini bila dimiliki dalam pembangunan, dapat
menyelamatkan kita dari malapetaka yang mengancam dunia. Ia kritis sebagai konsumen, kritis membaca,
melihat film, mendengarkan musik, karena inilah justru khas latihan
humaniora.HUMANIORA DALAM KONFLIK KEBUDAYAAN
Dalam
konflik kebudayaan, nilai-nilai kebudayaan yang satu ditentang oleh cita-cita
kebudayaan yang lain. Hal ini perhatian orang kembali pada unsur-unsur
manusiawi yang paling hakiki dan abadi sifatnya. Orang selalu menggali lagi
dasar humaniora. Memilih mana yang lebih sesuai untuk mempertinggi martabat
manusia.
Contoh:
1.
Pada abad sebelum Kristus dalam kebudayaan Yunani
Romawi ada konflik antara falsafah dan sastra.
2.
Pada zaman Gereja purba ada konflik antara ilmu
pengetahuan dengan dasar “kafir” dengan dasar Kristen.
3.
Pada abad 17-18 yaitu orang modern memerangi
orang kolot.
4.
Pada abad 19 pertentangan antara agama dan ilmu.
5.
Sekarang timbul konflik antara ilmu eksata
yang bergelora dalam super teknik modern dengan tenaga atomnya menghadapi
himbauan ilmu-ilmu sosial.
Keunggulan
sains membuat jurang kaya-miskin di sluruh dunia. Teknik yang menciptakan .
Keunggulan
sains membuat jurang kaya-miskin di sluruh dunia. Teknik yang
menciptakan lombaan senjata mengancam
dunia dengan kepunahan. Teknik tanpa etik menjadi bahaya.
HUMANIORA MELANGSUNGKAN NILAI MANUSIA ABADI
Negara kita adalah negara agraris yang juga mempunyai cita-cita
keharmonisan, keakraban, kekeluargaan, dan persatuan dengan alam yang terungkap
dalam paham:
Keselarasan à
selaras dengan alam-kosmos, dengan sesama, dan dengan Tuhan penguasa segala.
Orang
barat à bahasa, sejarah, dan
falsafah membentuk moral dan mental.
PEMBINAAN
HUMANIORA LEWAT SENI SASTRA – MUSIK – DRAMA
Pendidikan humaniora tidak mengarah pada kejuruan,
pada keterampilan tertentu, melainkan menuju pada pendewasaan pribadi sebagai
manusia dan warga negara, bukannya sebagai pekerja pada bidang tertentu. Maka
dari itu pendidikan humaniora memusatkan perhatian pada kelangsungan dan
perkembangan seni-seni dan keahlian, yang pada nilai-nilai paling tinggi bagi
umat manusia.
Muluk, namun tidak praktis untuk mencari pekerjaan.
Sebaliknya perguruan tinggi yang hanya mempersiapkan siswanya untuk mencari
pekerjaan, tidak akan sampai “mendewasakan” orang menjadi pribadi sebagai
manusia dan warga negara akan menjadi robot dan kerdil.
MANUSIA DAN KEPRIBADIAN
Kepribadian à pribadi: watak, diri
manusia, karakter (personality, character self)
Macam : 1. menarik, halus
2. kasar, keras
Konsep kepribadian:
1. Corak tingkah laku sosial
a.
tampak
- cara
berjalan
- cara berbicara
b.
tidak tampak
- nilai-nilai
- norma-norma
- pandangan hidup
2. Corak gerak-gerik badan manusia
3. Tingkah laku manusia terhadap alam
4. Totalitas psikophisik yang kompleks
5. Organisasi psikophisik yang dinamik à penyesuaian diri dengan
lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN
Faktor:
o
dalam à bawaan
o
luar à lingkungan
Aliran-aliran:
1.
Nativisme (J.J. Rousseau,
Schoupen Hour)
Kepribadian seseorang dipengaruhi dari unsur
bawaan atau bakat sejak lahir.
2.
Empirisme ( John Locke)
Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh pengalaman
setelah manusia lahir.
Teorià Tabularasa à manusia lahir seperti kertas putih.
3.
Convergensi (W. Stern)
Kepribadian seseorang dipengaruhi dari dalam dan
dari luar.
bakat seni + fasilitas ada à seniman
MANUSIA DAN CINTA
KASIH
Pengertian kasih sayang
Kasih sayang à perasaan sayang/ cinta/suka kepada seseorang.
Rumah tangga à kasih sayang à kasih mengasihi bukan lagi bercinta-cintaan.
Dalam kasih sayang masing-masing pihak dituntut:
1.
tanggung jawab
2.
pengorbanan
3.
kejujuran
4.
saling percaya
5.
saling pengertian
6.
saling terbuka
Apabila salah satu unsur kasih sayang hilang maka retaklah keutuhan rumah
tangga.
PROSES PEMBERIAN CINTA KASIH ORANG TUA KEPADA ANAK
1.
Orang tua bersifat
aktif à anak pasif.
Orang tua memberikan kepada anak beberapa moral dan
material sebanyaknya, sedangkan anak menerimanya saja (manja)
2.
Orang tua pasif à anak aktif.
Anak berlebihan memberikan kasih sayang sedangkan
orang tua tidak memberikan perhatian (anak nakal/frustrasi)
3.
Orang tua pasif à anak pasif.
Keduanya tanpa saling memperhatikan dan membawa
hidup sendiri-sendiri ( orang tua memberi materi saja).
4.
Orang tua aktif à anak aktif.
Orang tua dan anak saling memberikan kasih
sayang sebanyaknya.
Hubungan intim, mesra, saling mencintai dan saling menghargai.
DAFTAR PUSTAKA
Dison, L. 1999. Ilmu Budaya
Dasar: Surabaya: Bina Ilmu.
Habib Mustopo, M. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya. Usaha Nasional.
Hartoko, Dick. 1987. Memanusiakan Manusia Muda, Tinjauan Humaniora. Yogyakarta:
Kanesius.
Kuntjaraningrat.1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Spicer,E.H. (Edit.).1952. Human Problems in Technological Change.
New York: Russel Sage Foundation.
0 komentar:
Posting Komentar