Pages

Senin, 08 September 2014

Tugas Akhir Komunikasi Bisnis : PENGARUH CITRA MEREK PADA PERILAKU KONSUMEN


I.`Pendahuluan

Sebuah produk hendaknya memiliki suatu image yang dicerminkan oleh sebuah merek sehingga menggambarkan karakteristik dirinya dengan mengandalkan kemodernan dan meninggalkan paradigma kuno. Dengan image tersebut, maka produk tersebut diharapkan dapat setidaknya masuk dalam benak konsumen yang tentunya dapat dijadikan kekuatan perusahaan untuk bersaing di kancah persaingan global (Tandjung, 2004:144).

Era globalisasi yang telah mempengaruhi segala aktivitas ekonomi di dunia memberikan peluang yang besar dan tantangan yang tinggi pula bagi semua perusahaan. Keadaan ini menciptakan pasar yang lebih luas bagi pelaku ekonomi, namun di sudut pandang berbeda keadaan ini juga menciptakan persaingan yang semakin kuat dan kejam, mengingat para konsumen juga mendapatkan informasi dan komunikasi yang semakin canggih (Tony dan Tumpal, 2005).

Merek yang paling kuat menyajikan lebih daripada sekedar daya tarik rasional: merek tersebut mengandung kekuatan emosional (Kotler,2005:83). Maksudnya, pada saat merek menyentuh emosional konsumen dan membawa konsumen jauh ke dalamnya, bukan hanya sekedar memperlihatkan atribut-atribut tertentu saja. Selain itu, brand equity dapat menciptakan nilai bagi pelanggan maupun perusahaan. Dengan image yang positif, pelanggan akan merasa puas karena produk yang dibelinya memiliki kualitas dan asosiasi merek yang unggul.

Persaingan global sudah diambang pintu dan tiap perusahaan dituntut untuk semakin profesional dan kreatif supaya tidak tersisih dalam kompetisi. Maka dari itu, studi ini bertujuan untuk membahas pengaruh brand image terhadap perilaku konsumen, penjualan maupun nama serta nilai perusahaan di mata pelanggan. Kerangka berpikir studi ini adalah sebagai berikut : Bagian kedua akan menjelaskan tentang pengertian merek, brand equity maupun asosiasi merek. Kemudian bagian ketiga akan memaparkan sikap konsumen terhadap merek dan image produk tersebut. Lalu di bagian keempat akan mendiskusikan perlunya perusahaan memperhatikan imagenya dan pentingnya masyarakat lebih cerdik dalam memilih produk berdasarkan brand imagenya. Dan kesimpulan yang disajikan pada bagian terakhir akan menjadi penutup dalam tulisan ini.

Referensi

Kotler, P., 2003. Marketing Management. Eleventh edition, New Jersey, Prentice Hall Inc.

Tandjung, Jenu. ‘Marketing Management : Pendekatan Pada Nilai-Nilai Pelanggan’ Edisi Kedua, Malang, Bayu Media Publishing.

Toni, S. dan Tumpal, S., ‘Pengaruh Citra Merek dan Sikap Merek Terhadap Ekuitas Merek, Jurnal Ekonomi Perusahaan, 12(2):166-182.



Persaingan global sudah diambang pintu dan tiap perusahaan dituntut untuk semakin profesional dan kreatif supaya tidak tersisih dalam kompetisi. Maka dari itu, studi ini bertujuan untuk membahas pengaruh brand image terhadap perilaku konsumen, penjualan maupun nama serta nilai perusahaan di mata pelanggan. Kerangka berpikir studi ini adalah sebagai berikut : Bagian kedua akan menjelaskan tentang pengertian merek, brand equity maupun asosiasi merek. Kemudian bagian ketiga akan memaparkan sikap konsumen terhadap merek dan image produk tersebut. Lalu di bagian keempat akan mendiskusikan perlunya perusahaan memperhatikan imagenya dan pentingnya masyarakat lebih cerdik dalam memilih produk berdasarkan brand imagenya. Dan kesimpulan yang disajikan pada bagian terakhir akan menjadi penutup dalam tulisan ini.

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal – hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2005:82).

Sebuah merek juga bisa berupa nama, merek dagang, logo atau simbol lain. Merek menjadi alat untuk mengidentifikasikan penjual atau pembuat merek. Selain itu, merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan gambaran, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli. Merek – merek terbaik memberikan jaminan kualitas, lebih dari sekedar simbol. Merek mempunyai enam pengertian, yakni (Kotler, 2005:82) :
  1. Merek mengingatkan pada atribut atribut tertentu, contoh mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, cepat dan lain-lain.
  2. Merek menggambarkan manfaat suatu produk, merek lebih dari atribut, karena pelanggan tidak membeli atribut melainkan membeli manfaat. Contoh atribut tahan lama pada produk Mercedes menunjukkan manfaat fungsional untuk tidak perlu membeli mobil baru dlm periode tertentu.
  3. Menyatakan sesuatu tentang nilai produsen, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.
  4. Mewakili budaya tertentu, Mercedes mewakili budaya Jerman : terorganisai, efisien dan kualitas tinggi.
  5. Mencerminkan kepribadian tertentu, jika Mercedes diumpamakan seseorang, maka Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal.
  6. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Pemakainya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian produk tersebut.

2 . 5 Pengertian Brand Awareness
Menjelaskan tentang sikap konsumen terhadap sebuah citra produk, tidak dapat lepas dari brand awarness atau kesadaran merek. Brand Awareness adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenali atau mengingat merek untuk kategori produk tertentu. Berikut merupakan tahap kesadaran terhadap suatu merek :
  1. Top of Mind,
Merek yang disebut pertama kali untuk produk tertentu. Misalnya, dari 100 orang yang ditanya tentang merek televisi, mayoritas menyebut Sony untuk peringkat pertama. Maka Sony adalah Top of Mind produk televisi.
  1. Brand Recall
Merek yang disebut untuk kelas produk tertentu, misalkan untuk televisi adalah Sony atau Toshiba. Sedangkan untuk sepeda motor adalah Honda atau Suzuki. Pada umumnya pelanggan hanya bisa mengingat dan menyebut paling banyak tujuh merek.
  1. Brand Recognition
Pelanggan dapat mengingat merek tapi ingatannya tidak terlalu kuat. Brand Reconition adalah tingkat minimum dalam proses menciptakan kesadaran terhadap merek. Paling tidak, suatu merek pernah didengar oleh masyarakat. Hal ini menjadi lebih penting lagi kalau merek tersebut sudah didisplay pada etalase-etalase supermarket.
  1. Unaware of Brand
Merupakan kontradiksi Top of Mind, dimana masyarakat tidak pernah menyebut merek produk untuk kategori tertentu. Dampaknya tentu saja tingkat penjualan tidak terlalu bagus dan produk tersebut tidak dikenal oleh masyarakat.
3 . Hubungan antara Image dengan Sikap Konsumen
Sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan citranya di mata konsumen. Karena hal ini berkaitan dengan segala aspek yang dimiliki perusahaan terutama pada penjualan. Sebagai contoh, dalam kasus Kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan harian dari Denmark memicu protes dari berbagai penjuru dunia. Akhirnya seluruh belahan dunia terutama dari pihak negara Islam sepakat menghentikan konsumsi segala barang dari Denmark. Padahal produsen-produsen Denmark tersebut tidak ikut mencela Nabi Muhammad namun terkena dampaknya.

5 . Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konsumen sangat terpengaruh pada citra merek yang terbentuk sejak awal. Citra tersebut dapat dibangun seiring dengan tumbuh dan berkembangnya produk, namun dapat runtuh seketika akibat kesalahan kecil atau Dimana akan menjadi sangat sulit bila sebuah perusahaan menghapus citra buruk yang sudah melekat padanya.

REFERENSI

Kotler, P., 2003. Marketing Management. Eleventh edition, New Jersey, Prentice Hall Inc.

Tandjung, Jenu. ‘Marketing Management : Pendekatan Pada Nilai-Nilai Pelanggan’ Edisi Kedua, Malang, Bayu Media Publishing.
  
PENGARUH BRAND IMAGE
PADA PERILAKU KONSUMEN

Pada dasarnya, iklan memiliki tiga fungsi yaitu memberi informasi, mengingatkan, mempersuasi masyarakat terhadap image sebuah merek. Merek yang paling kuat menyajikan lebih daripada sekedar daya tarik rasional: merek tersebut mengandung kekuatan emosional (Kotler,2005). Istilah loyalitas pelanggan menunjukkan pada kesetiaan pelanggan pada objek tertentu, seperti merek, produk, jasa, atau toko. Pada umumnya merek seringkali dijadikan sebagai objek loyalitas pelanggan. Loyalitas merek mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu (Rully,2006). Pelanggan selaku konsumen juga dapat memberikan sebuah kontribusi yang sangat penting untuk perusahaan. Maka dari itu, perusahaan memang dituntut untuk selalu menjaga citranya dengan sangat baik demi kelangsungan perusahaan di masa mendatang dan nama baik di mata masyarakat. 
Referensi
Kotler, P., 2003. Marketing Management. Eleventh edition, New Jersey, Prentice Hall Inc.
Rully, A.T.,2006. ‘Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan, Dan Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek’, Jurnal Manajemen, 6(1):63-76.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogroll

Ini adalah aneka tugas kuliah yang saya kerjakan dan saya dapatkan saat kuliah Manajemen tahun 2006 hingga lulus. Hampir sepuluh tahun yang lalu. Koreksilah dahulu, cocokkan dulu dengan bahasannya dan jangan asal kopi-paste, karena bisa saja edisi bukunya berbeda sehingga soal-soalnya berbeda dan akhirnya jawabannya juga berbeda. Adanya gini, jangan minta lebih. Kalau mau perfect ya kerjakan sendiri. Tugas-tugas saya ini hanya sebagai penunjang yang fungsinya supporting, bukan sebagai tulang punggungnya. Gunakan dengan bijak, semoga bermanfaat.

About